Analisis Basis Analisa Usaha Tani Ikan Jaring Apung

Berdasarkan data tersebut bahwa lama tinggal seluruh responden dalam komunitasnya yang bermukim lamanya 7 tahun atau kurang sebanyak 12, bermukim antara 8 – 17 tahun sebanyak 23, dan yang lamanya 18 tahun atau lebih sebanyak 65. Sedangkan lama tinggal responden rumah tangga petanipengusaha budidaya ikan jaring apung dalam komunitasnya yang bermukim lamanya 7 tahun atau kurang sebanyak 17, bermukim antara 8 – 17 tahun sebanyak 33, dan yang lamanya 18 tahun atau lebih sebanyak 50. Lama tinggal responden rumah tangga bukan petanipengusaha budidaya ikan jaring apung dalam komunitasnya yang bermukim lamanya 7 tahun atau kurang sebanyak 11, bermukim antara 8 – 17 tahun sebanyak 21, dan yang lamanya 18 tahun atau lebih sebanyak 68.

5.2. Analisis Basis

Kuosien lokasi yang dihitung berdasarkan pendekatan PDRB tahun 2006 berdasarkan harga berlaku dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini. Tabel 16. Nilai Kuosien Lokasi Budidaya Ikan Jaring Apung berdasarkan Indikator PDRB Tahun 2006 No. Uraian Nilai A. Komponen Kuosien Lokasi dalam jutaan rupiah 1. PDRB Budidaya Ikan Jaring Apung Kabupaten Cianjur vi 107.572 2. PDRB Kabupaten Cianjur vt 12,073,863 3. PDRB Budidaya Ikan Jaring Apung Propinsi Jawa Barat Vi 552.430 4. PDRB Propinsi Jawa Barat Vt 473.187.293 B. Nilai Kuosien Lokasi LQ 7,63 Sumber : data sekunder yang diolah kembali, adalah juta rupiah Berdasarkan hasil perhitungan kuosien lokasi budidaya ikan di jaring apung sebesar 7,63, yaitu lebih besar dari 1 yang berarti budidaya ikan di jaring apung di Kabupaten Cianjur terspesialisasi daripada sektor budidaya ikan di jaring apung pada tingkat Jawa Barat. Dengan demikian sektor ini merupakan sektor basis bagi daerah kabupaten Cianjur

5.3. Analisa Usaha Tani Ikan Jaring Apung

Komoditi yang diusahakan di jaring apung waduk Cirata sebagian besar adalah ikan Mas yang ditanam bersama ikan Nila dengan sistim lapis, sebagian kecil komoditas ikan Bawal dan Patin, sehingga usaha budidaya ikan yang dianalisis usahanya hanya budidaya ikan Mas yang ditaman bersama ikan Nila dengan sistim lapis. Dari hasil wawancara dan observasi dilapangan setelah diolah diperoleh data bahwa usaha budidaya ikan jaring apung di Waduk Cirata sampai saat ini masih layak untuk diusahakan. Data hasil analisis kelayakan usaha dapat dilihat pada tabel 17. Tabel 17. Data Kelayakan Usaha Budidaya Ikan di Jaring Apung No. Indikator Nilai

1. Net Present Value NPV

Positif 2. Internal Rate of Return IRR 20,28 3. Gross BC Ratio 1,18 4. Net BC Ratio 1,0 5. Keuntungan per Bulan 2.656.291,67 Dari hasil analisis tersebut usaha budidaya ikan di jaring apung masih layak, karena : 1 Net Present Value NPV positif yang berarti usaha tersebut menggambarkan nilai bersih sekarang menguntungkan, 2 Gross BC Ratio 0 yaitu sebesar 1,07, 3 Internal Rate of Return IRR lebih besar dibandingkan dengan suku bunga berlaku 15. Data hasil analisa usaha budidaya ikan di jaring apung secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 10. Data tentang nilai produksi ikan di jaring apung per kolam per tahun terendah Rp.11.410.000 dan tertinggi Rp. 227.100.000 dapat dilihat pada gambar 7 grafik di bawah ini. 3,500,000 28,500,000 53,500,000 78,500,000 103,500,000 128,500,000 153,500,000 178,500,000 203,500,000 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 Jumla h Kola m H a s il p e r K o la m p e r T a h u n R p Resp 1 Resp 2 Resp 3 Resp 4 Resp 5 Resp 6 Resp 7 Resp 8 Resp 9 Resp 10 Resp 11 Resp 12 Resp 13 Resp 14 Resp 15 Resp 16 Resp 17 Resp 18 Resp 19 Resp 20 Resp 21 Resp 22 Resp 23 Resp 24 Resp 25 Resp 26 Resp 27 Resp 28 Resp 29 Resp 30 Gambar 7. Grafik Nilai Produksi ikan per kolam 5.4.Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Lokasi Tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum dikelompokkan menjadi 1 tingkat kesejahteraan tinggi skor 14 – 18, tingkat kesejahteraan sedang skor 10 – 14, dan tingkat kesejahteraan rendah skor 6 – 10. Data tingkat kesejahteraan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 17. Pembangunan Waduk Cirata pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik serta memperkecil kesenjangan sosial. Dalam penelitian ini masyarakat dibedakan menjadi 2 dua kelompok, yaitu kelompok masyarakat yang menjadi pengusaha atau petani ikan di jaring apung dan kelompok masyarakat yang bukan pengusaha atau petani ikan jaring apung. Indikator yang dijadikan parameter tingkat kesejahteraan adalah tingkat pendapatan, tingkat konsumsi, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, kondisi perumahan, dan fasilitas perumahan. Data hasil penelitian tingkat kesejahteraan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 18. Data selengkapnya tentang tingkat kesejahteraan dari masing-masing kelompok responden dapat dilihat pada Lampiran 11, 12, 13, 14, 15, dan 16. Untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat kesejahteraan antara rumah tangga pengusaha petani jaring apung dengan rumah tangga bukan pengusahapetani jaring apung dilakukan uji statistik Khi-Kuadrat dengan tingkat kepercayaan 95 5. Dari data tersebut di atas, tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi yang termasuk tingkat kesejahteraannya rendah hanya sebanyak 0,5 saja, yang tergolong sedang sebanyak 12,5, dan yang tergolong tinggi sebanyak 87. Sedangkan tingkat kesejahteraan rumah tangga petanipengusaha budidaya ikan jaring apung yang termasuk tingkat kesejahteraannya rendah sebanyak 0, yang tergolong sedang sebanyak 0, dan yang tergolong tinggi sebanyak 100. Tingkat kesejahteraan rumah tangga bukan petanipengusaha budidaya ikan jaring apung yang termasuk tingkat kesejahteraannya rendah hanya sebanyak 1, yang tergolong sedang sebanyak 15, dan yang tergolong tinggi sebanyak 84. Tabel 18. Data Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga PengusahaPetani Budidaya Ikan di Jaring Apung dan Rumah Tangga Bukan PengusahaPetani Jaring Apung Rendah Sedang Tinggi No. Cluster Orang Orang Orang 1. Rumah Tangga Budidaya Ikan di Jaring Apung 0 0 0 0 30 100 2. Rumah Tangga Bukan Pembudidaya Ikan di Jaring Apung 2.1 Rumah Tangga bukan Pembudidaya Ikan di Jaring Apung Desa Bobojong 1 3 11 37 18 60 2.2 Rumah Tangga bukan Pembudidaya Ikan di Jaring Apung Desa Sindang Raja 0 0 7 33 23 67 2.3 Rumah Tangga bukan Pembudidaya Ikan di Jaring Apung Desa Gudang 0 0 3 10 27 90 2.4 Rumah Tangga bukan Pembudidaya Ikan di Jaring Apung Desa Sindang Jaya 0 0 0 0 30 100 2.5 Rumah Tangga bukan Pembudidaya Ikan di Jaring Apung Desa Sindang Sari 0 0 2 7 28 93 Jumlah Responden Bukan Pembudidaya Ikan Jaring Apung 1 1 23 15 126 84 Rata-rata Responden Bukan Pembudidaya Ikan di Jaring Apung 0,2 0,67 4,6 15,3 25,2 84 Jumlah Total Responden 1 0,5 23 12,5 156 87 Keterangan : Tingkat kesejahteraan tinggi, jika jumlah skor 14 – 18 Tingkat kesejahteraan sedang, jika jumlah skor 10 – 14 Tingkat kesejahteraan rendah, jika jumlah skor 6 – 10 Setelah diuji dengan X 2 tingkat kesejahteraan rumah tangga petani pengusaha budidaya ikan jaring apung dengan rumah tangga bukan petani pengusaha budidaya ikan jaring apung dengan tingkat kepercayaan 95 5, diperoleh nilai X 2 hitung sebesar 71,08 lebih besar dari X 2 tabel sebesar 5,99, sehingga terdapat perbedaan antara rumah tangga petanipengusaha ikan jaring apung dengan rumah tangga bukan petanipengusaha budidaya ikan jaring apung, hasil perhitungan secara rinci dapat dilihat pada lampiran 17. Namun setelah diuji dengan koefisien kontingensi diperoleh nilai sebesar 0.53 yang berarti tingkat keeratan hubungan antara rumah tangga petanipengusaha budidaya ikan jaring apung dengan rumah tangga petanipengusaha budidaya ikan jaring apung kurang erat. Hal ini dapat dipahami karena rumah tangga bukan petanipengusaha budidaya ikan jaring apung pada umumnya petani padi sawah yang kita ketahui sampai saat ini petani padi sawah pendapatannya masih rendah karena luas lahan kepemilikannya relatif sempit, sebagian lagi adalah tenaga kerja penyadap karet, pemulung, pedagang makanan dan minuman bukan ikan sekitar lokasi waduk, sopir angkutan pedesaan, jasa angkutan perairan waduk, pegawai negeri, tenaga kerja pada jaring apung, dan lain-lain. Hasil analisis perbedaan khusus mengenai tingkat pendapatan rumah tangga antara petanipengusaha ikan di jaring apung dengan bukan petani ikan di jaring apung setelah di uji dengan X 2 tingkat pendapatan rumah tangga petani pengusaha budidaya ikan jaring apung dengan rumah tangga bukan petani pengusaha budidaya ikan jaring apung dengan tingkat kepercayaan 95 5, diperoleh nilai X 2 hitung sebesar 61,30 lebih besar dari X 2 tabel sebesar 5,99, sehingga terdapat perbedaan tingkat pendapatan antara rumah tangga petanipengusaha ikan jaring apung dengan rumah tangga bukan petanipengusaha budidaya ikan jaring apung, hasil perhitungan secara rinci dapat dilihat pada lampiran 18. Demikian juga dengan hasil analisis perbedaan khusus mengenai tingkat pengeluaran rumah tangga antara petanipengusaha ikan di jaring apung dengan bukan petani ikan di jaring apung setelah di uji dengan X 2 tingkat pengeluaran rumah tangga petani pengusaha budidaya ikan jaring apung dengan rumah tangga bukan petani pengusaha budidaya ikan jaring apung dengan tingkat kepercayaan 95 5, diperoleh nilai X 2 hitung sebesar 69,00 lebih besar dari X 2 tabel sebesar 5,99, sehingga terdapat perbedaan tingkat pengeluaran antara rumah tangga petanipengusaha ikan jaring apung dengan rumah tangga bukan petanipengusaha budidaya ikan jaring apung, hasil perhitungan secara rinci dapat dilihat pada lampiran 19.

5.5. Surplus Produsen Ikan Jaring Apung