Tingkat Kesejahteraan Dampak Budidaya Ikan di Kolam Jaring Apung terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Lokasi

sejauh mana dampak keberadaan budidaya ikan jaring apung di waduk Cirata terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi waduk Cirata wilayah kabupaten Cianjur. Dalam penelitian ini dibedakan antara keluarga petanipengusaha ikan jaring apung dengan keluarga bukan petanipenguasaha jaring apung

A. Tingkat Kesejahteraan

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat kesejahteraan antara keluarga petanipengusaha jaring apung dengan keluarga bukan petanikeluarga jaring apung dilakukan dengan uji statistik Khi-Kuadrat Umar, 2003. Pada penelitian ini menggunakan kriteria tingkat kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik BPS, 2001, kriteria ini mengacu pada 6 indikator kesejahteraan, yaitu : pendapatan, pengeluaran, pendidikan, kesehatan, kondisi rumah, dan fasilitas rumah, yang nilainya dihitung berdasarkan pedoman penentuan range skor. Untuk pengelompokkan variabel tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5. Data yang Diolah dengan Analisis Faktorial Diskrimainan Variabel Responden X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 Total Skor Tingkat Kesejahteraan n 1 n 2 Keterangan : X 1 = Pendapatan X 2 = Pengeluaran X 3 = Pendidikan X 4 = Kesehatan X 5 = Kondisi Perumahan X 6 = Fasilitas Perumahan n 1 = Banyaknya observasi pada kelompok 1 n 2 = Banyaknya observasi pada kelompok 2 Menurut BPS 2001, tingkat kesejahteraan masyarakat dibedakan atas 3 tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Adapun indikatornya secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Indikator Tingkat Kesejahteraan No. Indikator Tingkat Kesejahteraan Kualifikasi Skor 1. Tingkat pendapatanpenghasilan keluarga diukur dari besarnya pendapat keseluruhan RT per kapita dalam sebulan yang dinyatakan dalam satuan rupiah Rp. 200.000 Rp. 150.000 – Rp. 200.000 Rp. 150.000 Tinggi Sedang Rendah 3 2 1 2. Tingkat konsumsipengeluaran keluarga diukur dari besarnya pengeluaran RT per kapita dalam sebulan yang dinyatakan dalam satuan rupiah Rp. 140.000 Rp. 140.000 – 104.000 Rp. 104.000 Tinggi Sedang Rendah 3 2 1 3. Pendidikan keluarga yang dimiliki dalam pendidikan formal dinyatakan dalam berdasarkan Ditjen Bangda Depdagri, 1997, yaitu: 60 jumlah anggota keluarga tamat SD 30 – 60 jumlah anggota keluarga tamat SD 30 jumlah anggota keluarga tamat SD Tinggi Sedang Rendah 3 2 1 4. Kesehatan keluarga dalam sebulan mengalami sakit dinyatakan dalam , yaitu : 25 jumlah anggota keluarga sering sakit 25 – 50 jumlah anggota keluarga sering sakit 50 jumlah anggota keluarga sering sakit Baik Sedang Buruk 3 2 1 5. Kondisi perumahan, terdiri dari : 1 Atap : Daun 1, Sirap 2, Seng 3, Asbes 4, Genteng 5 2 Bilik : Bambu 1, Bambu kayu 2, Kayu 3, Setengah tembok 4, Tembok 5 3 Status : Numpang 1, Sewa 2, Milik sendiri 3 4 Lantai : Tanah 1, Papan 2, Plester 3, Ubin 4, Porselin 5 5 Luas perumahan : sempit 50 m 2 1, Sedang 50 – 100 m 2 2, Luas 100 m 2 3 Permanen skor 15 – 21 Semi permanen skor 10 – 14 Tidak permanen skor 5 – 9 3 2 1 6. Fasilitas rumah tangga terdiri dari : 1. Pekarangan : Sempit 50 m2 1, Sedang 50 – 100 m2 2, luas 100 m2 3 2. Hiburan : Radio 1, Tape recorder 2, TV 3, Video 4 3. Pendingin : Alam 1, Kipas angina 2, Lemari es 3, AC 4 4. Sumber penerangan : Lampu temple 1, Petromak 2, Listrik 3 5. Bahan baker : Kayu 1, Minyak tanah 2, Gas 3 6. Sumber air : Sungai 1, Air hujan 2, Mata air 3, Umur 4, PAM 5 7. MCK : Kebun 1, SungaiLaut 2, Kamar mandi umum 3, Kamar mandi sendiri 4 Lengkap skor 21 – 27 Semi lengkap skor 14 – 20 Tidak lengkap skor 7 – 13 3 2 1 Dengan menjumlahkan skor yang diperoleh, dapat diketahui tingkat kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan dengan klasifikasi sebagai berikut : Tingkat kesejahteraan tinggi, jika jumlah skor 14 – 18 Tingkat kesejahteraan sedang, jika jumlah skor 10 – 14 Tingkat kesejahteraan rendah, jika jumlah skor 6 – 10 Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesejahteraan antara keluarga petani pengusaha budidaya ikan jaring apung dengan keluarga bukan petanipengusaha budidaya ikan jaring apung dilakukan uji statistik Khi-Kuadrat dengan rumus sebagai berikut : ∑∑ = = − = r i k j ij ij ij E E O X 1 1 2 2 dimana : O ij = Banyaknya kasus yang diobservasi dikategorikan dalam baris ke-i dan kolom ke-j E ij = Banyaknya rata-rata kasus yang diobservasi dikategorikan dalam baris ke-i dan kolom ke-j R = Banyaknya baris k = Banyaknya kolom Db = r-1k-1 Apabila hasil uji X 2 hitung X 2 tabel db 5 dengan tingkat kepercayaan 95 5, maka terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan antara keluarga petani pengusaha jaring apung dengan kelurga bukan petanipengusaha jaring apung. Sebaliknya apabila hasil uji X 2 hitung X 2 tabel dengan tingkat kepercayaan 95 5, maka tidak terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan antara keluarga petani pengusaha jaring apung dengan kelurga bukan petanipengusaha jaring apung. Selanjutnya jika ada perbedaan yang nyata signifikan, untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara tingkat kesejahteraan keluarga pengusahapetani ikan jaring apung dengan keluarga bukan pengusahapetani ikan jaring apung digunakan rumus Koefisien Kontingensi Bengen, 2000, dengan rumus sebagai berikut : n x x C + = 2 2 dimana : C = Koefisien Kontingensi X 2 = Nilai Khi-Kuadrat n = Jumlah sampel Nilai C berkisar antara 0 – 1, sebagai berikut : 0,0 C 0,2 = sangat tidak erat 0,2 C 0,4 = tidak erat 0,4 C 0,6 = kurang erat 0,6 C 0,8 = erat 0,8 C 1,0 = sangat erat Secara khusus dianalisis juga perbedaan tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran antara petanipengusaha ikan di jaring apung dengan bukan petani pengusaha ikan di jaring apung.

B. Surplus Produsen