Aplikasi BSC pada Organisasi Nirlaba

memberikan sumbangsih berupa dana, tenaga, dan masukan profesional kepada organisasi. Kelompok pelanggan ini tidak menerima pelayanan secara langsung, akan tetapi kepuasan mereka terhadap kinerja organisasi menentukan bagi kelancaran operasional organisasi di masa yang akan datang. Sementara itu, kepuasan penerima jasa pada beberapa jenis organisasi nirlaba mungkin tidak relevan untuk digunakan sebagai pengukuran kinerja organisasi. Pada organisasi laba, proses internal menjadi isu manajemen yang lebih kritis daripada bagi organisasi laba. Hal tersebut karena kebanyakan organisasi laba tidak mempunyai penyangga keamanan dalam anggarannya. Kinerja buruk yang terjadi dalam sebuah periode singkat dapat berimplikasi langsung pada program-program yang tengah berjalan. Organisasi membutuhkan pertumbuhan, adaptasi dan pengembangan yang terus menerus. Akan tetapi, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada organisasi nirlaba tidak ditekankan pada inovasi produk atau jasa yang kompetitif bagi pasar, melainkan lebih kepada upaya pengembangan karyawan.

2.4.3. Keunggulan BSC

BSC mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan alat manajemen strategi lainnya, yaitu: a. Komprehensif Sebelum konsep BSC lahir, organisasi beranggapan bahwa perspektif keuangan adalah perspektif yang paling tepat untuk mengukur kinerja organisasi. Setelah BSC berhasil diterapkan, para eksekutif baru menyadari bahwa perspektif keuangan sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan tiga perspektif lainnya, yaitu pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran yang lebih holistik, luas dan menyeluruh membuat organisasi mempunyai pertimbangan yang lebih luas sebagai dasar kebijakan yang dibuatnya. b. Koheren Didalam BSC dikenal istilah hubungan sebab akibat. Setiap perspektif mempunyai suatu sasaran strategik yang harus dapat dijelaskan hubungan sebab akibatnya. c. Seimbang Keseimbangan sasaran strategis yang dihasilkan dalam empat perspektif meliputi jangka pendek dan panjang yang berfokus pada faktor internal dan eksternal. Keseimbangan dalam BSC juga tercermin dengan selarasnya kartu nilai personal staf dengan kartu nilai organisasi, sehingga setiap personal yang ada di dalam organisasi tersebut bertanggungjawab untuk memajukan organisasi. d. Terukur Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah adanya keyakinan akan sesuatu yang dapat diukur akan dapat dikelola pula hingga sampai pada pencapaian yang diinginkan. Sasaran strategis yang sulit diukur seperti pada perspektif pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan dapat diukur, dikelola dan diwujudkan melalui BSC.

2.5. Penelitian Terdahulu

Agustina 2012melakukan penelitian yang berjudul Perancangan Strategi Dengan Perspektif Balanced Scorecard Pada Institusi Pariwisata Bogor Hotel Intitute BHI. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi indikator yang dapat mempengaruhi kinerja Bogor Hotel Intitute BHI dalam menjalankan bisnisnya pada setiap perspektif BSC; merancang peta strategi BSC yang sesuai dengan visi, misi, aspek eksternal dan internal BHI; dan menentukan prioritas strategi yang tepat untuk diimplementasikan BHI dalam pengembangan bisnisnya. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa perspektif finansial terdiri dari dua sasaran strategi, yaitu efisiensi biaya operasional dan peningkatan penerimaan; perspektif pelanggan terdiri dari dua sasaran strategi, yaitu membangun kemitraan dengan siswa dan sekolah, serta meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen; perspektif proses bisnis internal terdiri dari dua sasaran