Keunggulan BSC Balanced ScorecardBSC

b. Koheren Didalam BSC dikenal istilah hubungan sebab akibat. Setiap perspektif mempunyai suatu sasaran strategik yang harus dapat dijelaskan hubungan sebab akibatnya. c. Seimbang Keseimbangan sasaran strategis yang dihasilkan dalam empat perspektif meliputi jangka pendek dan panjang yang berfokus pada faktor internal dan eksternal. Keseimbangan dalam BSC juga tercermin dengan selarasnya kartu nilai personal staf dengan kartu nilai organisasi, sehingga setiap personal yang ada di dalam organisasi tersebut bertanggungjawab untuk memajukan organisasi. d. Terukur Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah adanya keyakinan akan sesuatu yang dapat diukur akan dapat dikelola pula hingga sampai pada pencapaian yang diinginkan. Sasaran strategis yang sulit diukur seperti pada perspektif pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan dapat diukur, dikelola dan diwujudkan melalui BSC.

2.5. Penelitian Terdahulu

Agustina 2012melakukan penelitian yang berjudul Perancangan Strategi Dengan Perspektif Balanced Scorecard Pada Institusi Pariwisata Bogor Hotel Intitute BHI. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi indikator yang dapat mempengaruhi kinerja Bogor Hotel Intitute BHI dalam menjalankan bisnisnya pada setiap perspektif BSC; merancang peta strategi BSC yang sesuai dengan visi, misi, aspek eksternal dan internal BHI; dan menentukan prioritas strategi yang tepat untuk diimplementasikan BHI dalam pengembangan bisnisnya. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa perspektif finansial terdiri dari dua sasaran strategi, yaitu efisiensi biaya operasional dan peningkatan penerimaan; perspektif pelanggan terdiri dari dua sasaran strategi, yaitu membangun kemitraan dengan siswa dan sekolah, serta meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen; perspektif proses bisnis internal terdiri dari dua sasaran strategi, yaitu jaminan mutu pengelolaan institusi dan pengadaan program atau kelas khusus; perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki tiga sasaran strategi, yaitu meningkatkan kompetensi karyawan, kehandalan teknologi dan informasi, serta kualitas lulusan BHI. Hasil pembobotan terhadap model BSC pada BHI yang dilakukan Agustina menunjukkan perspektif pelanggan sebagai prioritas dalam pengembangan strategi perusahaan. Penelitian Surahman2011 mengambil topik mengenai manajemen strategi dengan judul Identifikasi Masalah dan Strategi Konservasi Kawasan Goa Pawon, Kawasan Karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian tersebut menggunakan analisis stakeholder dan analisis SWOT. Surahman memperoleh posisi strategis matriks SWOT kawasan Goa pawon pada kuadran turn over, sehingga strategi yang disarankan adalah pengendalian kerusakan kawasan Goa Pawon; serta pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan sumberdaya karst Goa Pawon secara lestari dan berwawasan lingkungan untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Annafi 2010melakukan perancangan strategi dengan perspektif BSC pada PT. Relife Realty Indonesia, Depok. Tujuan penelitian tersebut adalah mengidentifikasi indikator hasil dan indikator pemicu kinerja yang dimiliki PT. Relife Realty Indonesia dalam menjalankan bisnisnya; merancang peta strategistrategi BSC yang sesuai dengan visi, misi, aspek eksternal dan internal PT. Relife Realty Indonesia; dan menentukan prioritas strategi yang tepat untuk diimplementasikan PT. Relife Realty Indonesia dalam pengembangan bisnisnya. Berdasarkan pembobotan terhadap model BSC pada PT. Relife Realty Indonesia, perspektif finansial memiliki bobot pengukuran tertinggi dibandingkan dengan perspektif lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT. Relife Realty Indonesia menempatkan aspek keuangan sebagai prioritas utama dalam pengembangan strategi perusahaan.