Pembobotan gabungan yang dilakukan terhadap sasaran strategi menghasilkan pembobotan sebesar 0,356 bagi sasaran strategi kearifan
masyarakat lokal dalam menjaga lingkungan pada perspektif pelanggan. Sasaran strategi tersebut mempunyai tingkat kepentingan paling besar bagi
strategi pengembangan organisasi Yayasan IAR Indonesia. Adapun dua sasaran strategi lainnya pada perspektif pelanggan, yaitu meningkatnya
kesejahteraan satwa di pusat penyelamatan dan meningkatnya pencitraan organisasi mendapatkan bobot berturut-turut 0,153 dan 0,039.
Perspektif proses internal pada Yayasan IAR Indonesia mendapatkan bobot 0,232 yang artinya bahwa perspektif tersebut
merupakan perspektif penting ketiga bagi strategi pengembangan organisasi. Sasaran strategi perspektif proses internal dengan hasil
pembobotan gabungan terbesar adalah berkembangnya metode reintroduksi yang lebih efektif dengan bobot sebesar 0,144, sementara dua
sasaran strategi lainnya, yaitu meningkatnya standar kesehatan satwa di pusat penyelamatan dan meningkatnya hubungan baik dengan mitra
masing-masing mendapatkan bobot 0,064 dan 0,22. Terlihat dari hasil penghitungan tersebut bahwa berkembangnya metode reintroduksi yang
lebih efektif merupakan sasaran strategi perspektif proses internal yang paling penting dalam pelaksanaan strategi Yayasan IAR Indonesia, jika
dibandingkan dengan dua sasaran strategi lainnya dari perspektif yang sama.
Perspektif penting ketiga dalam strategi Yayasan IAR Indonesia adalah pertumbuhan dan pembelajaran dengan hasil pembobotan sebesar
0,133. Perspektif ini mempunyai tiga indikator hasil, yaitu meningkatnya komitmen karyawan, meningkatnya kompetensi karyawan, dan
optimalisasi social media dan database satwa dengan bobot masing- masing sebesar 0,082, 0,037 dan 0,012. Hasil pembobotan gabungan
tersebut menjelaskan bahwa sasaran strategi dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang paling penting dalam pelaksanaan strategi Yayasan
IAR Indonesia adalah meningkatnya komitmen karyawan.
Perspektif terakhir dalam strategi Yayasan IAR Indonesia adalah perspektif finansial dengan bobot 0,092. Sesuai dengan konsep BSC yang
memperlihatkan keterkaitan antar perspektifnya, perspektif dengan bobot terendah tidak mengartikan bahwa perspektif tersebut dapat diabaikan
dalam pelaksanaan strateginya, akan tetapi memang perspektif tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang paling kecil terhadap strategi yang
akan direalisasikan organisasi. Dua indikator pada perspektif finansial Yayasan IAR Indonesia adalah berkembangnya pendanaan dan
diversifikasi sumber pendanaan dengan hasil pembobotan gabungan sebesar 0,060 dan 0,030. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
berkembangnya pendanaan lebih penting bila dibandingkan dengan diversifikasi sumber pendanaan.
4.3.3. Penetapan Key Performance Indicator KPI
Key Performance Indicator KPI menurut Agustina 2012
adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menilai pencapaian sebuah perusahaan terhadap target-target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada
organisasi nirlaba seperti Yayasan IAR Indonesia, KPI juga berguna sebagai parameter keberhasilan dari strategi yang dijalankan. KPI
diharapkan dapat menjadi masukan bagi organisasi untuk mengetahui target-target yang telah tercapai dengan baik serta yang masih
membutuhkan perhatian lebih dalam. KPI merupakan indikator hasil matriks BSC dengan satuan yang disesuaikan pada skala masing-masing.
Bobot KPI diperoleh dari hasil pembobotan gabungan indikator hasil sasaran strategi perspektif BSC Yayasan IAR Indonesia.
Perspektif pelanggan dengan sasaran strategis meningkatnya kearifan masyarakat lokal dalam menjaga lingkungan; meningkatnya
kesejahteraan satwa di pusat penyelamatan; dan menguatnya pencitraan organisasi mempunyai beberapa indikator hasil yang digunakan dalam
KPI. Indikator hasil tersebut adalah jumlah sukarelawan per tahun, jumlah konflik antara manusia dan satwa per tahun, jumlah inisiatif penyerahan
satwaper tahun, jumlah satwa yang masuk ke pusat penyelamatanper
tahun, jumlah satwa yang dilepasliarkan per tahun dan persepsi masyarakat.
Perspektif proses internal mempunyai sasaran strategis berkembangnya metode reintroduksi yang lebih efektif, meningkatnya
standar kesehatan satwa di pusat penyelamatan, dan meningkatnya hubungan baik dengan mitra. Indikator hasil yang menjadi KPI dalam
sasaran strategis tersebut adalah waktu reintroduksi satwa per individu, tingkat kemampuan bertahan hidup satwa per program pelepasliaran, rasio
aktivitas pencegahan terhadap aktivitas pengobatan, angka kejadian penyakit, kontinuitas kerjasama, dan jumlah kesepakatan kerjasama per
tahun. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran terdiri dari tiga sasaran
strategis, meningkatnya komitmen karyawan, meningkatnya kompetensi karyawan dan optimalisasi social media dan database satwa. Adapun
indikator hasil yang menjadi KPI bagi Yayasan IAR Indonesia yaitu tingkat pencapaian targetper tahun, rasio biaya peningkatan sumber daya
manusiaper tahun, tingkat kepuasan karyawanper tahun, retensi karyawanper tahun, dan siklus pembaruan updating.
Perspektif finansial merupakan perspektif terakhir dan mempunyai sasaran strategi yang terdiri dari berkembangnya pendanaan
dan diversifikasi sumber pendanaan. Indikator hasil bagi kedua sasaran strategi yang menjadi KPI adalah jumlah donasi per tahun dan jumlah
donor per tahun. Seluruh indikator hasil diatas merupakan indikator dalam
pengukuran kinerja karyawan yang didasarkan kepada pencapaian target yang telah ditentukan. Nilai pencapaian diperoleh dari perbandingan antara
target yang ditentukan di awal periode penyusunan progam dengan realisasi pada saat program telah dilaksanakan. Pencapaian target
hendaknya disajikan dalam bentuk persentase untuk memudahkan pengukuran. Nilai pencapaian target merupakan gambaran kinerja
organisasi terhadap tiap indikator yang diukur. Nilai tersebut kemudian dikalikan dengan bobot agar manajemen mendapatkan skor yang