Perancangan Inisiatif Strategi Prioritas Strategi BSC
terhadap lingkungan. Tingginya tingkat pengrusakan lingkungan hidup, termasuk habitat alami satwa, menunjukkan terjadinya
pergeseran pola pikir dan nilai tersebut. Yayasan IAR Indonesia mempunyai peranan sebagai lembaga yang mengupayakan perbaikan
pola pikir dan nilai-nilai dalam masyarakat, khususnya di bidang penyelamatan satwa, sehingga meningkatnya kearifan masyarakat
lokal dalam menjaga lingkungan ditetapkan sebagai prioritas sasaran strategi bagi Yayasan IAR Indonesia.
Indikator hasil dari sasaran strategi ini adalah jumlah sukarelawan, jumlah konflik antara manusia dan satwa, serta jumlah
inisiatif penyerahan satwa. Jumlah sukarelawan dihitung dari banyaknya orang yang memberikan bantuan non finansial tanpa
adanya ikatan kerja dan imbal balik. Informasi ini mengandalkan sistem administrasi yang jelas untuk mendapatkan jumlah yang
benar. Konflik antara manusia dan satwa umumnya terjadi pada
habitat alami satwa yang bersinggungan langsung dengan daerah aktivitas manusia, seperti areal pemukiman dan perkebunan.
Yayasan IAR Indonesia memperoleh laporan kejadian konflik antara manusia dan satwa berdasarkan informasi langsung dari masyarakat,
lembaga pemerintahan yang berwenang, dan LSM lain, ataupun informasi yang berasal dari media massa.
Jumlah inisiatif penyerahan satwa menggambarkan banyaknya pemilik satwa yang memutuskan untuk mengalihkan
tanggung jawab perawatan satwanya kepada Yayasan IAR Indonesia. Jenis satwa yang bersedia diterima oleh Yayasan IAR
Indonesia dibatasi pada satwa dari jenis yang dilindungi undang- undang ataupun satwa lain yang berada dalam kondisi darurat.
Komitmen untuk meneruskan perawatan satwa dari pemilik sebelumnya diambil dengan mempertimbangkan sumber daya yang
dimiliki oleh Yayasan IAR Indonesia. Berdasarkan indikator hasil tersebut, maka indikator yang pemicu yang ditetapkan adalah
meningkatnya kualitas pendidikan lingkungan hidup bagi masyarakat dan daya tampung satwa di pusat rehabilitasi Yayasan
IAR Indonesia. 2. Meningkatnya kesejahteraan satwa
Broom 2001 mendefinisikan kesejahteraan satwa sebagai kemampuan satwa untuk menghadapi lingkungannya. Penilaian
kesejahteraan satwa dapat berbeda pada tiap individu, meskipun didasarkan pada indikator yang sama. Indikator kesejahteraan satwa
merujuk kepada perilaku, fisiologis, usia, dan perkembangbiakan. Pemenuhan prinsip kesejahteraan satwa merupakan dasar
pelayanan bagi Yayasan IAR Indonesia. Fokus Yayasan IAR Indonesia pada saat ini adalah penyelamatan satwa orangutan,
kukang, monyet ekor panjang dan beruk. Orangutan dan kukang merupakan jenis satwa liar yang dilindungi undang-undang dari
semua bentuk eksploitasi, dan meskipun primata adalah satwa yang relatif mudah beradaptasi dengan manusia, pemenuhan prinsip
kesejahteraan bagi satwa liar tetap sulit untuk dilakukan. Penurunan luas tutupan hutan deforestasi memaksa satwa
untuk mendekati batas hutan, sehingga memicu terjadinya konflik antara manusia dan satwa, perburuan, dan pada akhirnya
perdagangan satwa ilegal. Sebagian satwa yang menjadi korban konflik, perburuan dan perdagangan kemudian masuk ke pusat-pusat
penyelamatan satwa hingga satwa dianggap mampu untuk kembali ke alam dan peneliti memperoleh habitat pelepasliaran yang sesuai
dengan satwa tersebut. Kepadatan populasi kandang kukang di Yayasan IAR Indonesia telah mencapai 90 persen, sementara jumlah
kukang yang dipelihara dan ingin diserahkan pemiliknya kepada Yayasan IAR Indonesia terus bertambah. Saat ini manajemen
mengambil kebijakan untuk tidak lagi menerima satwa serahan hingga tersedianya ruang kandang yang memadai dan menerapkan
program kontrasepsi bagi satwa di kandang rehabilitasi agar tidak terjadi perkembangbiakan.
Ruang kandang yang memadai dapat diperoleh jika Yayasan IAR Indonesia dapat menurunkan jumlah satwa yang
masuk ke pusat penyelamatan dan meningkatkan jumlah satwa yang dilepasliarkan, sehingga indikator sasaran strategis diatas adalah
jumlah satwa yang masuk ke pusat penyelamatan dan jumlah satwa yang dilepasliarkan, dengan indikator pemicu berkurangnya
perburuan dan bertambahnya luas tutupan hutan. 3. Menguatnya pencitraan organisasi
Dimensi citra memungkinkan organisasi untuk menjelaskan diri secara proaktif kepada para pemangku kepentingan. Menguatnya
pencitraan akan menarik dukungan dan ketertarikan masyarakat pada program aksi yang dijalankanorganisasi, oleh sebab itu menguatnya
pencitraan organisasi ditetapkan sebagai sasaran strategi pada perspektif pelanggan bagi Yayasan IAR Indonesia. Indikator hasil
dari menguatnya pencitraan organisasi adalah tingkat persepsi masyarakat tentang Yayasan IAR Indonesia dengan indikator pemicu
kegiatan Corporate Social Responsibility CSR dan publikasi kegiatan oleh media massa. Persepsi menurut Kotler 2000
merupakan cara seseorang dalam menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk memberikan
gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi yang terbentuk baik pada masyarakatterhadap Yayasan IAR didapat melalui survei
perspesi yang dilakukan. Kegiatan CSR dan publikasi oleh media massa akan menjadi pendorong bagi terbentuk persepsi tersebut.
b. Perspektif Proses Internal Perspektif proses internal mengidentifikasi berbagai proses
penting yang mendorong tercapainya tujuan pelayanan bagi masyarakat dan satwa. Sasaran strategi pada perspektif proses internal yang
ditetapkan adalah: 1. Berkembangnya metode reintroduksi yang lebih efektif
Reintroduksi merupakan rangkaian proses memperkenalkan kembali cara hidup sesuai perilaku alamiah spesies tersebut agar
mempunyai kemandirian dan mampu bertahan hidup di habitat aslinya. Satwa yang direintroduksi adalah satwa yang telah
mengalami ketergantungan pada perawatan manusia, seperti satwa hasil penyerahan. Reintroduksi merupakan proses penting yang
terkadang memerlukan waktu panjang. Pada proses ini dibutuhkan metode berbasis ilmu pengetahuan mengenai perilaku alamiah dan
pengerahan sumber daya yang optimal, oleh sebab itu berkembang metode reintroduksi yang lebih efektif dan efisien ditetapkan sebagai
sasaran strategi perspektif proses internal. Indikator hasil bagi sasaran strategi tersebut adalah tingkat
kemampuan bertahan hidup dan waktu reintroduksi satwa per individu. Tingkat kemampuan bertahan hidup dapat dihitung dari
jumlah satwa yang tetap hidup di hutan setelah dilepasliarkan. Indikator pemicu dari tingkat kemampuan bertahan hidup adalah
kegiatan monitoring satwa pasca pelepasliaran. Waktu reintroduksi satwa per individu berhubungan dengan jangka waktu yang
diperlukan bagi satwa hingga dapat dikembalikan lagi ke alam. Informasi tersebut dapat diperoleh dari tersedianya pencatatan
lengkap mengenai tanggal masuk satwa dalam program reintroduksi, sehingga indikator pemicu bagi waktu reintroduksi
satwa per individu adalah tersedianya database satwa yang lengkap. 2. Meningkatnya standar kesehatan satwa di pusat penyelamatan
Aktivitas menjaga kesehatan satwa menjadi bagian tak terpisahkan dari pusat penyelamatan. Satwa diharapkan bebas dari
penyakit ataupun luka selama berada di pusat penyelamatan, akan tetapi dengan banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
seperti kepadatan populasi di dalam kandang atau kebersihan kandang, maka standar kesehatan satwa perlu diperhatikan dengan
baik. Meningkatnya standar kesehatan satwa termasuk dalam sasaran strategi perspektif proses internal.
Indikator hasil dari sasaran strategi ini adalah rasio aktivitas pencegahan terhadap pengobatan dan angka kejadian penyakit. Rasio
aktivitas pencegahan terhadap pengobatan didapat dengan membandingkan jumlah kegiatan pencegahan dengan jumlah
kegiatan pengobatan yang dilakukan, sementara angka kejadian penyakit diperoleh dari hasil rekapitulasi kasus kesehatan yang
ditangani oleh tim kesehatan satwa. Adapun indikator pemicu yang ditetapkan, yaitu menurunnya jumlah satwa yang sakit.
3. Meningkatnya hubungan baik dengan mitra Mitra kerja bagi Yayasan IAR Indonesia adalah masyarakat,
pemerintah dan LSM lain. Mitra kerja tersebut merupakan pendukung kelancaran aktivitas organisasi, sehingga pembinaan
hubungan dengan para mitra menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Meningkatnya hubungan baik dengan mitra adalah
sasaran strategi perspektif pelanggan pada Yayasan IAR Indonesia. Pencapaian sasaran strategi ini diharapkan membantu organisasi
untuk mewujudkan visinya. Indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah jumlah
kesepakatan kerjasama dan keberlanjutan kegiatan kerjasama. Kegiatan kemitraan sebelumnya telah disesuaikan dengan agenda
kerja yang dimiliki oleh Yayasan IAR Indonesia. Berdasarkan agenda kerja tersebut, maka sejumlah kemitraan dilakukan, baik
dengan masyarakat, maupun institusi lain seperti LSM dan pemerintah. Kesepakatan kerjasama yang ditujukan bagi kemitraan
dengan masyarakat pada umumnya bersifat informal, namun kesepakatan kerjasama dengan LSM dan pemerintah memerlukan
dasar yang kuat dalam bentuk nota kesepahaman. Kesepakatan tersebut mempunyai jangka waktu tertentu, sehingga Yayasan IAR
Indonesia dan mitra memerlukan pembaruan kesepakatan pada tiap akhir periode waktu yang disepakati sebelumnya jika program kerja
yang dilakukan memerlukan waktu kerjasama yang lebih panjang. Indikator pemicu bagi indikator hasil diatas adalah tumbuhnya
kepercayaan antara Yayasan IAR Indonesia dan mitra.
c. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Tujuan dalam perspektif pembelajaran menurut Kaplan dan
Norton 2000 adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tercapainya kinerja istimewa dari perspektif sebelumnya. Kategori
utama dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang digunakan bagi Yayasan IAR Indonesiaadalah kapabilitas pekerja dan kapabilitas
sistem informasi. Berdasarkan kategori tersebut, maka sasaran strategi pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang ditetapkan adalah
sebagai berikut: 1. Optimalisasi penggunaan social media dan database satwa
Teknologi dan informasi memungkinkan karyawan untuk bekerja dengan efektif dalam lingkungan yang kompetitif.
Penggunaan social media memungkinkan staf yang bersangkutan untuk mengumpulkan informasi dari jaringan sosial yang telah
dibentuk sekaligus menginformasikan kembali secara meluas mengenai aktivitas dan nilai-nilai perbaikan yang diupayakan
Yayasan IAR Indonesia, sedangkan database satwa berkaitan langsung dengan informasi menyeluruh mengenai satwa yang masuk
ke pusat penyelamatan. Penggunaan database secara optimal akan mendukung kelancaran aktivitas internal Yayasan IAR
Indonesia.Indikator hasil yang ditetapkan adalah siklus pembaruan updating, sementara indikator pemicu yaitu terjaminnya kelancaran
akses internet. 2. Meningkatnya kompetensi karyawan
Pengertian kompetensi menurut Wibowo 2007 adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut. Kompetensi memiliki indikasi langsung kepada kinerja karyawan yang bersangkutan, berdasarkan hal tersebut, maka
meningkatnya kompetensi karyawan ditetapkan sebagai sasaran
strategi pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran Yayasan IAR Indonesia.
Indikator hasil bagi sasaran strategi ini adalah tingkat pencapaian target dan rasio biaya peningkatan sumber daya manusia.
Tingkat pencapaian target dilihat keberhasilan realisasi program terhadap target. Semakin tinggi tingkat pencapaian target
menandakan, bahwa kompetensi karyawan semakin meningkat. Sedangkan rasio biaya peningkatan sumber daya manusia, menurut
Permana 2006 adalah persentase perbandingan biaya untuk pelatihan dan pendidikan terhadap total biaya yang dikeluarkan.
Indikator tersebut didasarkan atas jumlah biaya uang dikeluarkan berkorelasi positif dengan upaya peningkatan kemampuan karyawan.
Indikator pemicu yang ditetapkan adalah jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan.
3. Meningkatnya komitmen karyawan Komitmen karyawanadalah suatu perasaan atau orientasi
emosional karyawan kepada perusahaan atau organisasi yang mencakup komitmen, identifikasi, dan keterlibatan antara anggota
dengan organisasinya. Faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan terdiri dari atribut personal seperti usia, pendidikan, dan
sebagainya, faktor organisasional seperti skala organisasi, sistem kompensasi, dan sebagainya, serta faktor yang berkaitan dengan
peran seperti beban kerja, keterampilan karyawan, dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, indikator hasil bagi sasaran
strategi ini adalah tingkat kepuasan kerja dan retensi karyawan. Indikator pemicu adalah motivasi dan inisiatif karyawan terhadap
pekerjaannya. d. Perspektif Finansial
Perspektif finansial merupakan tujuan akhir bagi organisasi yang berorientasi profit, akan tetapi bagi lembaga nirlaba tujuan akhir
adalah realisasi ide dan nilai-nilai yang dianut dalam organisasinya.
Keuangan bagi organisasi nirlaba seperti Yayasan IAR Indonesia adalah modal yang akan dikelola untuk mencapai tujuan akhirnya.
Sasaran strategi pada perspektif finansial bagi Yayasan IAR Indonesia adalah berkembangnya pendanaan dan diversifikasi sumber
pendanaan yang dimiliki. Indikator hasil bagi berkembangnya pendanaan adalah jumlah donasi, sedangkan indikator hasil bagi
diversifikasi sumber pendanaan adalah jumlah donatur. Indikator hasil tersebut dipicu oleh meningkatnya keberhasilan pengajuan proposal
pendanaan, kredibilitas organisasi dan kepedulian terhadap upaya menjaga lingkungan hidup.
Tabel 8 memuat matriks BSC Yayasan IAR Indonesia yang mencakup didalamnya sasaran strategi pada tiap perspektif dan ukuran
strategi seperti yang telah dijelaskan diatas. Tabel 8. Matriks BSC Yayasan IAR Indonesia
Sasaran Strategi
Ukuran Strategi Indikator Hasil
Indikator Pemicu PERSPEKTIF PELANGGAN
Meningkatnya kearifan
masyarakat lokal dalam
menjaga lingkungan
Jumlah sukarelawan Peningkatan kualitas dan
kuantitas pendidikan lingkungan hidup
Jumlah konflik manusia- satwa
Jumlah inisiatif penyerahan satwa
Meningkatnya daya tampung di pusat rehabilitasi
Meningkatnya kesejahteraan
satwa di pusat penyelamatan
Jumlah satwa yang masuk ke pusat penyelamatan
Menurunnya perburuan dan perdagangan satwa
Jumlah satwa yang dilepasliarkan
Bertambahnya luas kawasan hutan konservasi
Menguatnya pencitraan
organisasi Tingkat persepsi
masyarakat Publikasi kegiatan oleh
media massa
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL
Berkembangnya metode
reintroduksi yang lebih
efektif Waktu reintroduksi satwa
per individu Tersedianya dokumentasi
individu yang lengkap Tingkat kemampuan
bertahan hidup satwa eks program reintroduksi
Diberikannya penandaan khusus pada satwa saat akan
dilepasliarkan
Meningkatnya standar
kesehatan satwa di pusat
penyelamatan Rasio aktivitas
pencegahan terhadap pengobatan
Menurunnya jumlah satwa yang sakit
Angka kejadian penyakit
Lanjutan Tabel 8. Matriks BSC Yayasan IAR Indonesia
Meningkatnya hubungan baik
dengan mitra Kontinuitas kerjasama
Tumbuhnya kepercayaan antara Yayasan IAR
Indonesia dan mitra kerja Jumlah kesepakatan
kerjasama
PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN
Meningkatnya kompetensi
karyawan Tingkat pencapaian target
Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan
Rasio biaya peningkatan SDM
Meningkatnya komitmen
karyawan Tingkat kepuasan
karyawan Perbaikan sistem kompensasi
Retensi Karyawan Meningkatnya motivasi dan
inisiatif karyawan terhadap pekerjaan
Optimalisasi social media
dan database satwa
Siklus pembaruan updating
Terjaminnya kelancaran akses internet
PERSPEKTIF FINANSIAL
Meningkatnya pendanaan
Jumlah donasi Keberhasilan pengajuan
proposal Diversifikasi
sumber pendanaan
Jumlah donatur Kredibilitas organisasi
Berdasarkan sasaran-sasaran strategi pada tiap perspektif BSC diatas, maka dapat disusun sebuah peta strategi yang menggambarkan hubungan sebab akibat
dan keterkaitan antar indikator dalam mencapai tujuan yang merupakan representatif dari visi dan misi Yayasan IAR Indonesia. Peta strategi Yayasan IAR
Indonesia dapat dilihat pada Gambar 8.
Meningkatnya kearifan masyarakat lokal dalam
menjaga lingkungan Meningkatnya kesejahteraan
satwa di pusat penyelamatan Perspektif
Pelanggan
Perspektif Proses Internal
Menguatnya pencitraan organisasi
Berkembangnya metode reintroduksi yang lebih
efektif Meningkatnya standar
kesehatan satwa di pusat penyelamatan
Meningkatnya hubungan baik dengan mitra
Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran Meningkatnya komitmen
karyawan Meningkatnya kompetensi
karyawan Optimalisasi teknologi dan
informasi
Gambar 8. Peta strategi Yayasan IAR Indonesia Perspektif
Finansial Berkembangnya pendanaan
Diversifikasi sumber pendanaan
59