Matriks Internal-Eksternal IE Pengolahan dan Analisis Data
Gambar 6. Model Matriks IE David, 2009 Matriks IE terbagi menjadi tiga bagian utama dengan dampak
strategi yang berbeda. Bagian pertama yang terdiri dari sel I, II, dan IV disebut posisi tumbuh dan bina grow and build. Strategi yang disarankan
pada posisi ini, yaitu strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk, atau strategi integratif integrasi ke
depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. Bagian kedua terdiri dari sel III, V, dan VII merupakan posisi bertahan dan pelihara
hold and mantain. Strategi terbaik pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar, dan pengembangan produk. Bagian ketiga yang terdiri dari
sel VI, VIII, dan IX dapat menggunakan strategi panen dan divestasi harvest and divest.
3.4.4.Analisis BSC
BSCadalah sebuah sistem manajemen strategi yang menerjemahkan visi, misi, dan strategi organisasi ke dalam sasaran strategi
empat perspektif BSC hingga diperoleh pengukuran lag indicator ukuran hasil dan lead indicator ukuran pemacu untuk masing-masing
perspektifyang menjadi landasan dilakukannya pembobotan. Pembobotan
I II
III
IV V
VI
VII VIII
IX Kuat
4,0-3,0 Sedang
2,99-2,0 Lemah
1,99-1,0
T ot
al S
k or
I F
E Tinggi
4,0-3,0
Sedang 2,99-2,0
Rendah 1,99-1,0
Total Skor IFE
dilakukan agar didapatkan prioritas dari sasaran strategi dan indikator hasil. Semakin penting suatu perspektif, sasaran dan ukuran hasil bagi
organisasi, maka semakin besar bobot atau tingkat kepentingan organisasi terhadap masing-masing perspektif BSC. Pemberian bobot dilakukan
dengan menggunakan matriks banding berpasangan yang dibantu oleh softwareMicrosoft Excel
2007 dan Expert Choice 11. Model penjabaran strategi ke dalam empat perspektif BSC seperti yang terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Model penjabaran strategi ke dalam perspektif BSC
Sasaran Strategi Ukuran
Inisiatif Strategi Hasil
Pemicu
Perspektif Pelanggan Perspektif Proses Internal
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif Finansial Sumber : Kaplan dan Norton, 2000
3.4.5.Matriks Banding Berpasangan
Matriks perbandingan berpasangan atau pairwise comparison matrix
disusun untuk mengetahui kontribusi atau pengaruh dari setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh terhadap kriteria
tingkat diatasnya. Langkah dalam pengembangan matriks banding berpasangan adalah:
a. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk pengembangan perangkat matriks
b. Penentuan Nilai Saaty telah membuktikan bahwa nilai skala komparasi satu
sampai sembilan adalah yang terbaik, yaitu berdasarkan tingginya akurasi Marisah, 2010. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala
perbandingan Saaty dirangkum pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai Skala Banding Berpasangan Nilai Skala
Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen
sama pentingnya Dua elemen mempengaruhi sama
kuat pada sifat itu 3
Elemen yang satu sedikit lebih
penting dari lainnya
Pengalaman atau pertimbangan sedikit menyolong satu elemen
atas lainnya
5 Elemen yang satu
jelas lebih penting dibandingkan
elemen lainnya pengalaman atau pertimbangan
dengan kuat disokong dan dominasinya terlihat pada
praktek
7 Satu elemen sangat
jelas lebih penting dibandingkan
elemen lainnya Satu
elemen dengan kuat disokong dan dominasinya
terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak
lebih penting dibandingkan
elemen lainnya Sokongan elemen yang satu atas
yang lainnya terbukti memiliki tingkat penegasan tertinggi
2,4,6,8 Nilai-nilai diantara
kedua pertimbangan di
atas Kompromi diperlukan diantara
dua pertimbangan
Kebalikan nilai-nilai
di atas Bila nilai-nilai diatas dianggap membandingkan antara
elemen A dan B, maka nilai-nilai kebalikan 12, 13, 14, ….., 19 digunakan untuk membandingkan
kepentingan B terhadap A
Sumber: Saaty, 1993 c. Penentuan Prioritas
Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Kriteria kualitatif
maupun kriteria kuantitatif dapat dibandingkan sesuai dengan judgement
yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dapat dihitung melalui penyelesaian
matematik, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat matriks perbandingan berpasangan.
2. Melakukan normalisasi terhadap matriks awal. 3. Menghitung bobot relatif atau bobot prioritas.
4. Menghitung lamda maks λ maks.
Tahapan- tahapan untuk mencari λ maks, sebagai berikut:
1. Kolom matriks awal dikalikan dengan bobot prioritas. 2. Field-field sepanjang baris dijumlahkan.
3. Jumlah masing-masing baris tersebut dibagi dengan bobot prioritas. 4. Hasil pembagian pada tahap awal sebelumnya dibagi dengan
jumlah kolom pada matriks awal. d. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Consistency
ratio CR merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa
apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Semua elemen yang telah dikelompokkan harus memenuhi
kriteria konsistensi, ya itu CR ≤ 0,1. CR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut: CI
CR = ................................................................................................. 1 RI
λ maks - n Dengan CI = .................................................................................... 2
n-1 dimana λ maks merupakan nilai eigen maksimum dan n adalah ukuran
matriks. Nilai RI merupakan nilai indeks acak yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory berupa Tabel 5.
Tabel 5. Nilai RI
N 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
RI 0,00
0,00 0,58
0,90 1,12
1,24 1,32
1,41 1,45
1,49 1,51
1,48 1,56
Sumber : Saaty, 1993 Pairwise comparison
dapat digunakan untuk mengolah data dari satu responden ahli, namun demikian dalam aplikasinya penilaian
dilakukan oleh beberapa ahli multidisiplioner. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, perlu dilakukan pengecekan konsistensi dari setiap elemen
satu persatu. Pendapat yang telah konsisten tersebut kemudian digabungkan dengan menggunakan rataan geometrik.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN