c. Kekerasan Film
Hasil pengujian kualitatif kekerasan lapisan film vernis, menunjukkan bahwa seluruh perlakuan yang diuji memiliki kekerasan film yang baik
3–5H. Dibandingkan dengan vernis komersial K
2
, seluruh perlakuan memiliki kekerasan film yang lebih tinggi. Jika dibandingkan dengan vernis
komersial K
1
, kekerasan film vernis yang dihasilkan juga lebih tinggi kecuali pada perlakuan pencampuran dengan perbandingan 1 : 1 dan 1 : 1,5
kekerasan filmnya sama Tabel 12. Lapisan film vernis yang diformulasikan dari resin fenolik tanpa
penambahan minyak pengering memiliki kekerasan yang paling tinggi 5H Tabel 12. Kekerasan lapisan film vernis tersebut juga lebih tinggi
dibandingkan dengan kekerasan film bahan bakunya 4H Tabel 9. Peningkatan kekerasan lapisan film ini diduga disebabkan oleh meningkatnya
kerapatan ikatan silang akibat adanya polimerisasi lanjutan antara molekul resin karena pemanasan pada suhu yang tinggi. Kerapatan ikatan silang yang
lebih tinggi akan menghasilkan ikatan antara molekul resin yang lebih kuat. Pencampuran resin dengan minyak pengering menurunkan kekerasan
lapisan film vernis. Semakin banyak minyak pengering yang ditambahkan maka kekerasan lapisan film vernis semakin rendah Tabel 12. Penurunan
kekerasan ini disebabkan oleh sifat film linseed oil yang relatif lunak soft Kirk Othmer 1985. Selain itu, penambahan minyak pengering
menyebabkan berkurangnya kerapatan cincin aromatik pada polimer yang dihasilkan. Berkurangnya kerapatan cincin aromatik diduga akan
menyebabkan penurunan kekerasan lapisan film.
d. Daya Lentur Film
Hasil pengujian kualitatif daya lentur lapisan film vernis, menunjukkan bahwa seluruh perlakuan yang diuji memiliki daya lentur film yang lebih
baik dibandingkan dengan vernis komersial K
2
. Daya lentur film vernis yang diperoleh dari perlakuan pencampuran dengan perbandingan 1 : 1 dan 1 : 1,5
dapat menyamai daya lentur vernis komersial K
1
, sedangkan vernis yang diperoleh dari perbandingan 1 : 0 dan 1 : 0,5 lebih rendah Tabel 12.
Lapisan film vernis yang diformulasi dari resin fenolik tanpa penambahan minyak pengering memiliki daya lentur yang paling rendah
Ô 8 mm, dan bahkan lebih rendah dibandingkan dengan daya lentur lapisan film resin bahan bakunya Ô 7 mm Tabel 9. Penurunan daya lentur lapisan
film ini diduga disebabkan oleh meningkatnya kerapatan ikatan silang akibat polimerisasi lanjutan antara molekul resin karena pemanasan pada suhu yang
tinggi. Meningkatnya kerapatan ikatan silang menyebabkan polimer lebih sukar bergerak sehingga cenderung menghasilkan rantai polimer yang kaku
dan kurang lentur. Pencampuran resin dengan minyak pengering dapat memperbaiki daya
lentur lapisan film vernis. Semakin banyak minyak pengering yang ditambahkan, maka daya lentur lapisan film vernis yang dihasilkan
semakin baik Tabel 12. Penambahan minyak pengering akan memperkaya kandungan rantai karbon –C–C– pada polimer yang dihasilkan.
Menurut Wenten 1999, daya lentur lapisan film yang baik dapat diperoleh pada polimer yang memiliki ikatan tunggal karbon-karbon. Kebebasan
rotasi yang terjadi di sekeliling ikatan tunggal tersebut menyebabkan rantai polimer memiliki kebebasan gerak yang lebih besar sehingga
meningkatkan daya lentur lapisan filmnya. Selain itu, penambahan minyak pengering menyebabkan berkurangnya kerapatan cincin aromatik pada
polimer yang dihasilkan. Berkurangnya kerapatan cincin aromatik akan meningkatkan daya lentur film karena berkurangnya efek pengerasan rantai
polimer yang diakibatkan oleh cincin aromatik tersebut.
e. Daya Lekat Film