Lapisan film vernis yang diformulasi dari resin fenolik tanpa penambahan minyak pengering memiliki daya lentur yang paling rendah
Ô 8 mm, dan bahkan lebih rendah dibandingkan dengan daya lentur lapisan film resin bahan bakunya Ô 7 mm Tabel 9. Penurunan daya lentur lapisan
film ini diduga disebabkan oleh meningkatnya kerapatan ikatan silang akibat polimerisasi lanjutan antara molekul resin karena pemanasan pada suhu yang
tinggi. Meningkatnya kerapatan ikatan silang menyebabkan polimer lebih sukar bergerak sehingga cenderung menghasilkan rantai polimer yang kaku
dan kurang lentur. Pencampuran resin dengan minyak pengering dapat memperbaiki daya
lentur lapisan film vernis. Semakin banyak minyak pengering yang ditambahkan, maka daya lentur lapisan film vernis yang dihasilkan
semakin baik Tabel 12. Penambahan minyak pengering akan memperkaya kandungan rantai karbon –C–C– pada polimer yang dihasilkan.
Menurut Wenten 1999, daya lentur lapisan film yang baik dapat diperoleh pada polimer yang memiliki ikatan tunggal karbon-karbon. Kebebasan
rotasi yang terjadi di sekeliling ikatan tunggal tersebut menyebabkan rantai polimer memiliki kebebasan gerak yang lebih besar sehingga
meningkatkan daya lentur lapisan filmnya. Selain itu, penambahan minyak pengering menyebabkan berkurangnya kerapatan cincin aromatik pada
polimer yang dihasilkan. Berkurangnya kerapatan cincin aromatik akan meningkatkan daya lentur film karena berkurangnya efek pengerasan rantai
polimer yang diakibatkan oleh cincin aromatik tersebut.
e. Daya Lekat Film
Hasil pengujian kualitatif daya lekat lapisan film vernis, menunjukkan bahwa seluruh perlakuan yang diuji memiliki daya lekat yang baik.
Lapisan film vernis yang diuji tidak mengelupas saat dilakukan pengujian 5B : 0 mengelupas. Daya lekat film vernis yang dihasilkan tersebut sama
dengan daya lekat vernis komersial K
1
dan K
2
Tabel 12. Pencampuran resin dengan minyak pengering tidak mempengaruhi
daya lekat lapisan film vernis pada kayu. Hal ini menunjukkan tingginya
Tabel 12 Pengaruh pencampuran resin fenolik dari distilat CNSL dengan minyak pengering linseed oil terhadap sifat lapisan film vernis
Perbandingan resin dengan minyak pengering bv Vernis komersial
SNI vernis
‡
No. 06–1009–1989 Sifat film vernis
1 : 0 1: 0,5
1 : 1 1:1,5
K
1
K
2
Tipe A Tipe B
Waktu kering 28-30º C
‡‡
- Kering sentuh jam - Kering keras jam
1,5 a 5,0 a
1,5 a 5,0 a
1,8 a 5,8 a
1,8 a 5,5 a
1,5 5,0
2,0 6,0
maks. 3 maks. 6
maks. 3 maks. 6
Kekerasan Pencil hardness 5H
4H 3H
3H 3H
1H -
- Daya lentur Ô mm Bending test
8,0 5,5
3,0 3,5
3,0 12,0
- -
72,7 a 70,4 b
68,2 b 68,8 b
66,0 67,0
- -
Daya kilap Specular gloss,60
o ‡‡
- Sebelum uji cuaca - Setelah uji cuaca 20 hari
64,1 a 62,7 b
60,9 b 60,6 b
59,2 10,1
min. 50 min. 18
Daya lekat Cross cut tape test 5B
5B 5B
5B 5B
5B -
- Ketahanan terhadap air
‡‡‡
perendaman selama 5 hari Tahan
Tahan Tahan
Terjadi gelembung
a
Tahan Terjadi
gelembung
b
- -
Tahan Tahan
Tahan Tahan
Tahan Tahan
- -
Ketahanan bahan kimia Spot test - Asam H
2
SO
4
, 5 - Basa NaOH, 5
Warna film berubah
Warna film berubah
Warna film berubah
Pelunakan film
Warna film berubah
Tahan -
-
‡
Tipe A : vernis untuk pemakaian di luar dan di dalam; dan Tipe B : vernis untuk pemakaian di dalam
‡‡
Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan
‡‡‡
Ukuran gelembung blister no. 6, frekuensi few a; ukuran gelembung blister no. 6, frekuensi medium b
pengaruh ikatan hidrogen antara gugus hidroksil pada komponen kayu dan kardanol terhadap daya lekat lapisan film vernis. Penetrasi vernis ke
bagian dalam kayu juga sangat baik sehingga gaya perekatan secara mekanis dapat terjadi dengan baik. Penetrasi vernis ke bagian dalam
kayu dipengaruhi oleh pori-pori kayu dan viskositas vernis.
f. Ketahanan Terhadap Air