Distilat CNSL Kardanol TINJAUAN PUSTAKA

B. Distilat CNSL Kardanol

Distilat CNSL merupakan cairan yang diperoleh dari hasil distilasi CNSL. Distilasi tersebut bertujuan memisahkan senyawa kardanol dari komponen penyusun CNSL yang lainnya. Kardanol merupakan komponen monohidroksi fenol monohydric yang mempunyai rantai hidrokarbon C 15 H 31-n pada posisi meta. Kardanol dapat dipisahkan dari kardol dengan cara distilasi. Menurut Risfaheri 2005, kardanol dapat diperoleh dengan cara dekarboksilasi CNSL pada suhu 180 °C selama 1 jam, kemudian didistilasi vakum pada suhu 280 °C. Menurut Bhunia et al. 1998, pemisahan kardanol dengan cara distilasi vakum dilakukan pada tekanan 5–10 mmHg dengan suhu 180–240 °C. Tahap awal adalah proses dekarboksilasi dengan pemanasan CNSL pada suhu 170–180 °C selama 2 jam pada kondisi vakum, sehingga asam anakardat berubah menjadi kardanol. Setelah pembentukan CO 2 berhenti, suhu ditingkatkan mencapai 230–240 °C. Distilat yang dihasilkan berwarna kuning terang sekitar 65 lebih dan sisanya berupa cairan kental yang berwarna hitam residol. Distilat CNSL umumnya masih mengandung senyawa kardol sekitar 6 Kumar et al. 2002. Spesifikasi kardanol komersial disajikan pada Tabel 2. Menurut Kumar et al. 2002, kardanol dapat dipisahkan dari kardol dengan cara ekstraksi pelarut. CNSL dilarutkan dalam campuran metanol dan ammonium hidroksida dengan perbandingan methanol dan ammonium Tabel 2 Spesifikasi kardanol komersial Karakteristik Nilai Kadar air , maks. 0,3 Bobot jenis spesifik pada 20 °C 0,927–0,933 Indeks bias pada 20 °C 1,5050–1,5080 Bilangan asam, maks. 5 Bilangan iod, min. 220 Bilangan hidoksil 180–200 Viskositas pada 30 °C mPa.s, Brookfield 35–50 Bobot molekul 300 Golden Product 2001 hidroksida 8 : 5. Larutan ini kemudian diekstraksi dengan heksana untuk memperoleh kardanol. Kardanol yang dihasilkan dari proses ini sekitar 65, dan memerlukan perlakuan arang aktif untuk menghilangkan warna pengotor. Senyawa kardanol Gambar 3 merupakan campuran dari bentuk jenuh dan tidak jenuh pada rantai karbon sampingnya. Ketidakjenuhan pada rantai karbon samping kardanol merupakan campuran dari satu monoena, dua diena, dan tiga ikatan rangkap triena dengan komposisinya berturut- turut 31,97, 16,12, dan 47,97, sedangkan ikatan jenuh 3,94 Tyman France 1979. Struktur kimia kardanol yang memiliki ikatan tidak jenuh pada rantai karbon sampingnya mengakibatkan senyawa kardanol dapat dengan mudah mengalami polimerisasi. Bentuk struktur itu juga memberikan sifat baking dan pengeringan bertahap gradual drying yang cukup baik sehingga banyak digunakan dalam produk pelapis permukaan. Selain itu, lapisan film memiliki sifat insulasi, daya lentur serta ketahanan terhadap air dan bahan kimia yang baik Sanoor Cashew Adarsh Industry 2003. Rantai karbon samping kardanol juga dapat meningkatkan kelarutan produk kondensasi kardanol aldehida di dalam minyak pengering seperti linseed oil, tung oil, dan dehydrated castor oil minyak jarak dehidrasi.

C. Resin Fenolik