pengaruh ikatan hidrogen antara gugus hidroksil pada komponen kayu dan kardanol terhadap daya lekat lapisan film vernis. Penetrasi vernis ke
bagian dalam kayu juga sangat baik sehingga gaya perekatan secara mekanis dapat terjadi dengan baik. Penetrasi vernis ke bagian dalam
kayu dipengaruhi oleh pori-pori kayu dan viskositas vernis.
f. Ketahanan Terhadap Air
Ketahanan lapisan film vernis terhadap air sangat diperlukan bagi vernis yang akan digunakan untuk pemakaian di luar eksterior. Ketahanan
lapisan film vernis yang baik terhadap air akan dapat mempertahankan daya lekat film dan mengurangi kerusakan media oleh adanya air.
Hasil pengujian kualitatif ketahanan film vernis terhadap air menunjukkan bahwa pencampuran resin dengan minyak pengering sampai
perbandingan 1 : 1 menghasilkan vernis yang tahan terhadap air Tabel 12, sama seperti vernis komersial K
1
. Vernis komersial K
2
memiliki ketahanan terhadap air yang paling rendah.
Ketahanan terhadap air yang baik pada lapisan film vernis yang diformulasikan dari resin fenolik tanpa penambahan minyak pengering,
diduga disebabkan oleh adanya rantai karbon samping yang panjang C
15
pada kardanol yang bersifat hidrofobik. Menurut Fessenden RJ dan Fessenden JS 1984, bila rantai karbon yang dimiliki cukup panjang
maka sifat hidrofobik ini dapat mengalahkan sifat hidrofilik gugus hidroksil pada kardanol. Oleh karena itu, lapisan film vernis yang dihasilkan lebih
bersifat hidrofobik sehingga akan meningkatkan ketahanannya terhadap air. Pencampuran resin dengan minyak pengering cenderung menurunkan
ketahanan lapisan film vernis terhadap air. Film vernis yang dihasilkan dari perbandingan 1 : 1,5 mengalami penggelembungan akibat penyerapan air
oleh film blister Tabel 12. Berkurangnya ketahanan film vernis terhadap air dengan semakin banyaknya minyak pengering yang ditambahkan diduga
disebabkan oleh kehadiran gugus ester pada trigliserida dari linseed oil. Gugus ester pada trigliserida dari linseed oil mudah terhidrolis oleh air sehingga akan
menurunkan ketahanan film terhadap air Tiwari et al. 2002.
g. Ketahanan Terhadap Bahan Kimia
Hasil pengujian kualitatif ketahanan lapisan film vernis terhadap bahan kimia asam dan basa, menunjukkan bahwa lapisan film vernis memiliki
ketahanan yang baik terhadap asam untuk seluruh perlakuan yang diuji, sedangkan terhadap basa kurang baik Tabel 12. Hal yang sama juga terjadi
pada vernis komersial K
1
, sedangkan vernis komersial K
2
relatif tahan terhadap basa. Ketahanan terhadap basa yang kurang baik ditunjukkan oleh
adanya perubahan warna yang terjadi pada lapisan film vernis ketika diuji dengan basa NaOH.
Ketahanan terhadap basa yang kurang baik pada film vernis yang diformulasikan dari resin fenolik tanpa penambahan minyak pengering, diduga
disebabkan oleh terjadinya reaksi antara gugus hidroksil pada cincin aromatik kardanol dengan basa. Menurut Fessenden RJ dan Fessenden JS 1984,
ikatan O–H yang terdapat dalam fenol relatif mudah putus yang menyebabkan fenol akan mudah bereaksi dengan basa membentuk garam fenol fenoksida.
Reaksi ini diduga menyebabkan perubahan warna lapisan film vernis. Pencampuran resin dengan minyak pengering cenderung menurunkan
ketahanan film vernis terhadap basa. Pencampuran resin dengan minyak pengering pada perbandingan yang tinggi 1 : 1,5 lapisan film vernis tidak
hanya mengalami perubahan warna tetapi cenderung mengalami pelunakan sehingga film vernis mudah mengelupas Tabel 12. Hal ini selain disebabkan
oleh adanya reaksi antara gugus hidroksil pada cincin aromatik kardanol dengan basa, juga disebabkan oleh kehadiran gugus ester pada trigliserida dari
linseed oil . Menurut Tiwari et al. 2002, gugus ester pada trigliserida mudah
terhidrolis oleh basa sehingga akan menurunkan ketahanan film terhadap basa.
5. Perlakuan Terbaik