2. 5. Gambarn Histopatologis Jaringan Kanker Menggunakan Pewarnaan HE

Hasil analisa uji sidik ragam pada pewarnaan HE untuk setiap kelompok mencit perlakuan menunjukkan hasil bahwa kepadatan sel kanker pada kelompok kontrol positif B berbeda nyata dengan kelompok perlakuan lainnya yaitu C,D dan E. Nilai rata-rata setiap kelompok adalah sebagai berikut : B 2,5±0,5, C 1,6±0,3, D 1,4±0,14 dan E 1,5±1,22. Hal ini menunjukkan bahwa pada jaringan kanker kelompok B merupakan jaringan kanker yang solid dan padat, hal ini merupakan salah satu indikasi keganasan pada kanker. Hal ini diperkuat dengan hasil skor pleomorfisme atau variasi nyata dalam bentuk maupun ukuran sel, walaupun hasil uji sidik ragam tidak berbeda nyata namun skor pleomorfisme kelompok kontrol positif B paling tinggi yaitu 1,8±0,4 dibandingkan kelompok perlakuan C, D dan E. Keganasan pada kanker juga dapat dilihat dari banyaknya pembelahan sel mitosis. Prosentase bubuk daun cincau hijau pada pakan mencit tidak berpengaruh nyata terhadap skor mitosis HE pada mencit, namun mitosis terjadi lebih banyak pada kelompok B ditunjukkan dengan skor mitosis paling tinggi yaitu 2±0,6 dibandingkan dengan kelompok C, D dan E. Skor derajat diferensiasi pada jaringan kanker mencit kelompok B adalah 6,3 dimana skor tersebut termasuk dalam kelompok diferensiasi sedang. Pada kelompok perlakuan C, D dan E memiliki skor derajat diferensiasi yang termasuk dalam kelompok berdiferensiasi baik nilai derajat diferensiasi 3-5 dengan tren semakin menurun. Skor derajat diferensiasi pada kelompok perlakuan secara berturut-turut adalah sebagai berikut, skor derajat diferensiasi untuk kelompok C adalah 4,8, kelompok D adalah 4,3 dan kelompok E adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa bertambahnya prosentase bubuk daun cincau hijau yang ditambahkan pada pakan memiliki korelasi positif skor derajat diferensiasi jaringan kanker. Pada kelompok B dimana skor derajat diferensiasi termasuk dalam kelompok sedang, ditandai dengan kepadatan sel kanker yang tinggi dan pleomorfime sedang ke buruk karena ukuran dan bentuk sel tidak beraturan, serta teridentifikasi banyak terjadi mitosis. Persentase bubuk daun cincau hijau yang ditambahkan pada pakan mencit mampu mempertahankan derajat diferensiasi pada kelompok D dan E lebih baik dibanding kelompok kontrol postif B dan kelompok C.

4. 2. 6. Gambaran Histopatologis Jaringan Kanker Menggunakan Pewarnaan IHK

Untuk analisa IHK digunakan empat jenis antibodi primer yaitu antiphospho-JNK 12, antikaspase-7, anti-COX-2, dan antiphospho-ERK 12, namun tidak semua jaringan mencit digunakan hanya sediaan jaringan kanker yang memiliki berat paling kecil dan yang paling besar pada setiap kelompok perlakuan. Data hasil uji IHK dianalisa secara deskriptif. Perubahan histopatologi yang terlihat pada jaringan berdasarkan pewarnaan IHK dikelompokkan berdasarkan warna coklat DAB yang tersekpresi pada setiap bidang pandang. Warna coklat DAB dihitung berdasarkan analisis semikuantitatif. Hal ini dilakukan dengan memberikan skor terhadap tingkat kepekatan warna coklat pada area yang terbentuk Esteva et al. 2004. Skor tersebut meliputi 0 tidak terdapat area berwarna coklat, 0, 1= 10 sel yang positif, 2=10-50 sel yang positif, 3= 50 sel positif. Data hasil uji IHK dianalisa secara deskriptif. Data hasil uji IHK tersaji pada Tabel 5. Tabel 5. Profil hasil analisa IHK jaringan kanker mencit C3H Kelompok mencit Berat tumor g Rata-rata skor JNK ½ Kaspase-7 COX-2 ERK 12 B 1 0,10 0,00+0,00 1,29+0,49 1,20+0,35 1,60+0,70 2 2,15 0,00+0,00 1,71+1,25 1,53+ 0,24 1,88+0,62 C 1 1,17 1,00+0,29 0,57+0,54 1,30+0 2,20+0,79 ,52 2 1,19 0,00+0,00 1,80+0,45 1,82+0,32 1,07+0,78 D 1 0,06 1,00+0 1,00 ,28 +0 0,00+0,00 ,55 1,00+0,00 2 0,29 1,50+0 2,50 ,33 +0 0,38 ,18 +0 1,00+0,00 ,06 E 1 0,09 0,00+0,00 1,83+0,98 0,44+0,07 1,33+0 2 ,58 0,77 0,00+0,00 1,17+0,75 0,38+0,04 1,38+0,92 Pengujian ekspresi kaspase-7 bertujuan untuk melihat ekspresi protein penanda proapoptosis sebagai indikasi terjadinya apoptosis pada sel kanker yang dipicu oleh bubuk daun cincau hijau. Hasil pengukuran IHK pada sediaan menggunakan antibodi antikaspase-7 dan antiphospho-JNK 12 sebagai protein penanda proapoptosis pada sediaan kelompok D memiliki skor 1,25 ±0,33 untuk kaspase-7 dan 1,25 ±0,36 untuk JNK 12. Skor IHK penanda proapotosis pada kelompok D merupakan yang paling baik karena kombinasi lainnya tidak sebaik hasil yang diperoleh pada kelompok D. Hal ini membuktikan bahwa bubuk daun cincau hijau berpotensi sebagai pangan dengan aktivitas antikanker yang dapat memicu terjadinya apotosis melalui aktivasi kaspase-7. Keberadaan ERK 12 pada jaringan kanker menunjukkan bahwa telah terjadi proses fosforilasi. Proses fosforilasi memiliki dua peran penting yaitu sebagai molekul pemulai atau penghenti suatu kaskade seluler dan sebagai pengikat antara dua protein. Oleh karena itu, kinase berperan penting pada sistem sinyal penghantar informasi antar dan di dalam sel. Gangguan ekspresi kedua enzim ini berperan dalam pembentukan kanker dan penyakit proliferasi lain. Hal ini diperkuat dengan laporan Takekawa et al. 2011 yang menyatakan bahwa jalur MAPK p4442 ERK12 merupakan kelompok protein kinase serintreonin yang terlibat dalam program seluler seperti proliferasi, diferensiasi, motilitas dan kematian. Pada penelitian ini ekspresi protein kinase ERK 12 tidak beda nyata pada setiap kelompok, rata-rata memiliki skor 1 yang artinya hanya terdapat 20 sel yang mengespresikan warna coklat sebagai gambaran ekspresi ERK 12. Hasil ekspresi ERK 12 yang rendah seiring dengan ekspresi COX-2 yang rendah, hanya pada kelompok B dan C terekpresi 20 dengan skor rata-rata 1, sedangkan pada kelompok D dan E ekspresi COX-2 sedikit sekali. Penghambatan perkembangan jaringan kanker oleh bubuk daun cincau hijau kemungkinan besar disebabkan oleh kandungan komponen biokatif yang dimiliki cincau seperti alkaloid yang bekerja menekan perumbuhan sel kanker dengan cara menginduksi apotosis yang terbukti dengan ekspresi kaspase-7 dan menghambat proliferasi sel kanker dengan ekspresi ERK 12 dan COX-2 tidak terekpresi dengan baik pada kelompok D dan E. Pewarnaan IHK memiliki menuntut kualitas yang tinggi untuk reagen yang digunakan, yakni dimulai dari saat pengambilan sampel, perlakuan sampel pada saat dibuat blok hingga saat dilakukan pengujian. Beberapa sampel yang dilalukan pewarrnaan menggunakan HE secara histopatologis mempunyai lesi yang mengarah pada lesi kanker, namun penanda apoptosis dan proliferasi menggunakan metode pewarnaan imunohistokimia menunjukan hasil negatif. Kemungkinan antigen pada sediaan mencit perlakuan sudah mengalami degradasi protein sehingga antibodi primer yang digunakan tidak bisa mengenali protein target pada sediaan dan dimungkinkan terjadi false positif. Walaupun pada beberapa bagian terlihat ekspresi warna coklat sebagai manifestasi dari warna DAB namun secara keseluruhan belum dapat dikatakan positif.