Pewarnaan Imunohistokimia Robinson et al. 1990

pada kelinci dari Sigma nomor produk J4644 dan anti COX-2 yang berasal dari kelinci dikembangkan pada tikus dari Cayman Chemical nomor katalog 160116, antibodi primer antikaspase-7 yang berasal dari manusia dikembangkan pada kelinci dari Sigma nomor produk C7724, antiphospho-ERK12 yang berasal dari manusia yang dikembangkan pada kelinci dari Sigma nomor produk E7028. Setelah diinkubasi selama semalam, larutan antibodi primer dilarutkan menggunakan larutan PBS sebanyak tiga kali, masing-masing selama 5 menit. Perendaman selanjutnya adalah perendaman jaringan dalam larutan antibodi sekunder dengan proses inkubasi pada suhu ruang selama 30 menit. Perendaman dengan antibodi sekunder dilakukan dengan cara diteteskan tepat di atas jaringan. Volume larutan antibodi sekunder yang diteteskan adalah 100-400 μL dengan pengenceran 1:1000. Pada penelitian ini, antibodi sekunder yang digunakan adalah antibodi sekunder IgG kambing anti kelinci yang dilabel dengan enzim HRP horseradish peroxidase. Selanjutnya, jaringan diinkubasi dengan larutan DAB diaminobenzidine sebagai substrat bagi enzim HRP. Reaksi antara DAB dan enzim HRP menghasilkan warna coklat. Selanjutnya dilakukan pencucian menggunakan aquades, kemudian dilakukan perendaman menggunakan hematoksilin untuk mewarnai inti dan jaringan terfiksasi dengan warna ungu. Perendaman dilanjutkan dengan proses rehidrasi, clearing, dan mounting. Sampel selanjutnya siap diamati di bawah mikroskop dan direkam dengan foto digital. Pengamatan terhadap sampel dengan pewarnaan IHK adalah menghitung jumlah sel yang positif yang telah diwarnai dengan antibodi primer antiphospho-JNK 12, anti-COX-2, antikaspase-7 dan antiphospho-ERK 12 diberi skor secara terpisah oleh peneliti dengan dua kali pembacaan pada waktu yang berbeda dan dilakukan secara semikuantitatif. Skor IHK mengikuti cara Esteva et al. 2004. Distribusi sel yang positif dan intensitas warna dievaluasi sebagai berikut: 0= tidak terdapat area berwarna coklat. 1= 10 sel yang positif 2= 10-50 sel yang positif 3= 50 sel yang positif

3.4. Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Rancangan percobaan untuk penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap RAL dengan perlakuan adalah prosentase bubuk cincau hijau yang diberikan pada pakan hewan coba, yaitu 0,88, 1,76 dan 2,64. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis sidik ragam dan analisa deskriptif. Uji statistik terhadap data terdiri dari uji homogenitas data menggunakan uji Barletts, dan uji Kolmogorov Smirnov untuk uji normalitas pada taraf 5. Analisa sidik ragam ANOVA satu arah dilakukan untuk melihat beda antara perlakuan. Jika tingkat signifikansi 0,05 pada uji ANOVA maka kemudian dilanjutkan dengan DMRT duncan’s multiple range test untuk melihat perlakuan yang memberikan perbedaan nyata.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1. Pakan Mencit C3H

Pakan pada penelitian ini menggunakan pakan standar AIN 1976. Pada penelitian Chalid 2003 digunakan dua jenis perlakuan pakan uji yaitu perlakuan bubuk cincau hijau dan seduhan cincau hijau dari C.berbata L.Miers dan P.oblongifolia Merr. masing-masing jenis cincau dan perlakuan uji menggunakan prosentase penambahan 0,88 baik pada bubuk daun cincau hijau maupun pada pakan dengan seduhan daun cincau hijau. Pada penelitian ini digunakan satu jenis cincau hijau yaitu P.oblongifolia Merr. dengan prosentase bertingkat pada bubuk daun cincau hijau pada perlakuan pakan uji yaitu : 0,88, 1,76 dan 2,64. Pemilihan jenis cincau ini berdasar pada penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa bubuk daun cincau hijau P.oblongifolia Merr. memiliki beberapa kelebihan jika dibanding dengan bubuk daun cincau hijau C.barbata L.Miers. Bentuk bubuk daun dipilih karena lebih mudah disimpan. Komposisi dosis sendiri dibuat untuk mengetahui lebih dalam mengenai pengaruh peningkatan dosis terhadap perkembangan jaringan kanker payudara mencit C3H.

4. 2. Perkembangan Berat Badan dan Jaringan Kanker Mencit C3H

Parameter yang diamati untuk pertumbuhan mencit pada penelitian ini meliputi berat badan mencit, masa laten, volume jaringan kanker dan berat jaringan kanker. Untuk masing-masing parameter yang telah disebutkan sebelumnya, perlu dilakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu sebelum dilakukan uji beda.

4. 2. 1. Berat Badan Mencit

Berat badan hewan coba diukur dua kali dalam sepekan selama perlakuan pakan uji sebelum transplantasi yaitu selama 30 hari. Pada penelitian ini tidak dilakukan masa adaptasi, karena hewan coba yang digunakan tidak mengalami perubahan tempat pemeliharaan yaitu Laboratorium Patologi Eksperimental, Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Masa adaptasi untuk pakan uji juga tidak dilakukan karena pada penelitan Chalid 2003 dengan menggunakan pakan uji yang diberi bubuk daun cincau hijau P.oblongifolia Merr. tidak memberi dampak negatif bagi hewan coba dan disukai, yang dibuktikan dengan data konsumsi pakan. Mencit menjalani masa uji sebelum transplantasi selama 30 hari. Pergantian pakan dilakukan setiap hari agar mencit selalu mendapat makanan yang segar dan untuk mengetahui jumlah konsumsi pakan mencit setiap harinya. Data berat badan mencit baik pada kelompok kontrol maupun kelompok uji sebelum mendapat perlakuan dilakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov, hasilnya menunjukkan data berdistribusi normal p0,5 secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 2. Setelah diuji normalitas, dilakukan pula pengujian homogenitas menggunakan metode Bartlett – Levene, hasil analisis data memperlihatkan berat badan mencit homogen ditunjukkan oleh nilai p0,5 Lampiran 3. Pada masa sebelum transplantasi setiap kelompok mencit mengalami variasi kenaikan berat badan, rata-rata semua mencit pada kelompok perlakuan mengalami kenaikan berat badan hal ini dapat dilihat dari delta kenaikan berat badan pada awal perlakuan Lampiran 4. Hasil uji sidik ragam berat badan mencit pada masa sebelum transplantasi memperlihatkan bahwa pada kelompok C 21,147±1,60 g dan D 20,818±1,40 g secara nyata lebih besar daripada mencit kelompok kontrol A 19,567±1,70 g dan B 19,531±2,00 g. Mencit kelompok E memiliki rata-rata berat badan sebesar 17,227±1,00 g yang nyata lebih kecil dibandingkan dengan kelompok kontrol, maupun kelompok perlakuan yaitu kelompok C dan D secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 5. Grafik berat badan mencit tersaji pada Gambar 9. =kel kontrol negatif = kel kontrol positif = kel 0,88 = kel 1,76 = kel 2,64 Gambar 9. Grafik pertumbuhan berat badan mencit C3H selama penelitian 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 1 6 9 13 16 20 23 27 30 31 34 37 41 44 48 52 B er at ba da n g Hari ke- A B C D E