2.4. Fungsi dan Manfaat Ruang terbuka Hijau
Pada dasarnya RTH dimaksudkan untuk menekan efek negatif yang ditimbulkan lingkungan terbangun diperkotaan, seperti peningkatan temperatur
udara, penurunan tingkat peresapan air dan kelembaban udara, polusi dan lain sebagainya. Vegetasi memiliki peranan sangat besar dalam kehidupan. Peranan
penghijauan kota sangat tergantung pada vegetasi yang ditanam. Dari berbagai peranan vegetasi dan manfaat vegetasi, maka manfaat dan fungsi penghijauan atau
ruang terbuka hijau RTH, adalah Amir dalam Hendrawan, 2003: a.
Paru-paru kota: tanaman sebagai elemen hijau pada pertumbuhannya menghasilkan zat asam O
2
yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan.
b. Pengatur lingkungan mikro: vegetasi akan menimbulkan lingkungan
setempat menjadi sejuk, nyaman, dan segar. c.
Pencipta lingkungan hidup: penghijauan dapat menciptakan ruang bagi makhluk hidup di alam yang memungkinkan terjadinya interaksi secara
alamiah. d.
Penyeimbang alam edapis: merupakan pembentukan tempat hidup alami bagi satwa yang hidup disekitarnya.
e. Oro-hidrologi: pengendalian untuk penyediaan air tanah dan
pencegahan erosi. f.
Perlindungan bagi kondisi fisik alami sekitarnya: seperti angin kencang, terik matahari, gas, atau debu.
g. Mengurangi polusi udara: vegetasi dapat menyerap polutan tertentu.
h. Vegetasi dapat menyaring debu dengan tajuk dan kerimbunan
dedaunannya. i.
Mengurangi polusi air: vegetasi dapat membantu membersihkan air. j.
Mengurangi polusi suara kebisingan: vegetasi dapat menyerap suara. k.
Keindahan estetika: unsur-unsur penghijauan yang direncanakan dengan baik dan menyeluruh akan menambah keindahan kota.
l. Kesehatan: warna dan karakter tumbuhan dapat digunakan untuk terapi
mata dan jiwa.
m. Nilai pendidikan: komunitas vegetasi yang ditanam dengan
keanekaragaman jenis dan karakter akan memberikan nilai ilmiah sehingga sangat bermanfaat untuk pendidikan, seperti hutan kota adalah
laboratoriium alam. n.
Rekreasi dan pendidikan: jalur hijau dengan aneka vegetasi mengandung nilai-nilai ilmiah.
o. Sosial, politik, dan ekonomi: tumbuhan mempunyai nilai sosial yang
tinggi. p.
Penghijauan perkotaan: menjadi indikator atau petunjuk bagi lingkungan, kemungkinan ada hal-hal yang membahayakan yang terjadi
atas pertumbuhan dan perkembangan kota. Menurut Hasni 2009, RTH memiliki berbagai fungsi seperti edaphis,
orologis, hidrologis, klimatologis, higienis, edukatif, estetis, dan sosial ekonomis. Fungsi tersebut dapat dipenuhi oleh semua jenis RTH yang ada di perkotaan,
dengan pengertian sebagai berikut: a.
Fungsi edaphis yaitu sebagai tempat hidup satwa dan jasad renik lainnya, dapat dipenuhi dengan penanaman pohon yang sesuai.
b. Fungsi hidro-orologis adalah perlindungan terhadap kelestarian tanah
dan air. c.
Fungsi klimatologis adalah terciptanya iklim mikro sebagai efek dari proses fotosintesis dan respirasi tanaman.
d. Fungsi protektif: melindungi dari gangguan angin, bunyi, dan terik
matahari melalui kerapatan dan kerindangan pohon perdu dan semak. e.
Fungsi higienis adalah kemampuan RTH untuk mereduksi polutan baik di udara maupun di air.
f. Fungsi edukatif adalah RTH bisa menjadi sumber pengetahuan
masyarakat tentang berbagai hal, misalnya macam dan jenis vegetasi, asal muasalnya, nama ilmiahnya, manfaat serta khasiatnya.
g. Fungsi estetis adalah kemampuan RTH untuk menyumbangkan
keindahan pada lingkungan sekitarnya, baik melalui keindahan warna, bentuk, kombinasi tekstur, bau-bauan ataupun bunyi dari satwa liar
yang menghuninya.
h. Fungsi sosial ekonomis adalah RTH sebagai tempat berbagai kegiatan
sosial dan tidak menutup kemungkinan memiliki nilai ekonomi seperti pedagang tanaman hias atau pedagang musiman seperti di lapangan
Gasibu di Bandung pada hari Minggu pagi. Dalam penelitian Sancho 2005, disebutkan bahwa konsep alun-alun
sebagai ruang terbuka hijau yaitu ruang terbuka berupa taman kota yang selain memiliki fungsi ekologi dan estetika juga berfungsi sebagai kawasan rekreasi dan
sosialisasi, tempat dimana orang dapat merasakan suasana aman dan damai melalui suasana indah yang ditimbulkan.
Dalam masalah perkotaan, RTH merupakan bagian atau salah satu subsistem dari sistem kota secara keseluruhan. RTH sengaja dibangun untuk
memenuhi berbagai fungsi dasar yang secara umum dibedakan menjadi Direktorat Jenderal Penataan Ruang, 2006:
1. Fungsi bio-ekologis fisik, yang memberikan jaminan pengadaan
RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara, pengatur iklim mikro, peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan, penyedia
habitat satwa, penyerap polutan, dan penahan angin. 2.
Fungsi sosial, ekonomi produktif, dan budaya yang mampu menggambarkan ekspresi budaya lokal. RTH merupakan media
komunikasi warga kota, tempat rekreasi, tempat pendidikan, dan penelitian.
3. Ekosistem perkotaan; produsen oksigen, tanaman berbunga, berbuah,
dan berdaun indah, serta menjadi bagian dari usaha pertanian dan kehutanan.
4. Fungsi estetis, meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan
kota baik dari skala mikro maupun makro. Peningkatan penutupan vegetasi akan memberikan pengaruh secara
signifikan terhadap penurunan suhu udara dalam taman dan sekitarnya apabila pada taman tersebut terisi vegetasi yang rapat dan padat. Pada taman dengan
penutupan vegetasi yang minim tidak memberikan pengaruh terhadap penurunan suhu udara. Oleh karena itu, efektifitas taman menurunkan suhu udara bergantung
kepada dominasi elemen vegetasi yang ada pada taman dan sekitarnya. Semakin
jauh jarak dari taman, suhu udara cenderung semakin tinggi, dan sebaliknya Harti, 2005.
2.5. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan