BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Analisis laju perubahan RTH di Kota Bekasi menunjukkan bahwa terjadi
penurunan Luas RTH selama periode tahun 2003 hingga 2010 sebesar 515,049 ha dengan laju penurunan RTH sebesar 2 per tahun.
2. RTH yang ada di Kota Bekasi belum mencukupi kebutuhan RTH berdasarkan
jumlah penduduk dengan kekurangan sebesar 2.125,39 ha. Kemungkinan untuk mencukupi kekurangan kebutuhan RTH penduduk tersebut sangat kecil karena
mayoritas lahan di Kota Bekasi telah banyak berubah menjadi lahan terbangun. 3.
Penduduk Kota Bekasi terus meningkat sejak tahun 1997 hingga 2010 dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 3,8 per tahun dan laju
pertumbuhan kepadatan penduduk rata-rata sebesar 4 per tahun. 4.
Hasil analisis skalogram data PODES tahun 2003 dan 2006 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hirarki kelurahan pada Kota Bekasi yang ditandai
dengan bertambahnya kelurahan berhirarki 2 dan berkurangnya kelurahan berhirarki 3. Hasil boxplot menyatakan ada keterkaitan antara laju perubahan
RTH dengan hirarki wilayah, dimana secara umum laju konversi RTH besar terjadi pada hirarki wilayah 1. Perubahan luas RTH terbesar terjadi pada
wilayah berhirarki 3. 5.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan luas RTH adalah jarak ke kabupaten yang membawahi, luas RTH tahun 2003,jarak ke fasilitas sosial,
perubahan lahan terbangun, luas lahan kosong tahun 2003, jarak ke fasilitas pendidikan, dan perubahan jumlah fasilitas ekonomi.
6. Luas areal arahan pertambahan RTH yang dihasilkan sebesar 541,686 ha.
Luasan arahan pertambahan RTH tersebut masih belum bisa mencukupi kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk di Kota Bekasi. Kekurangan
luasan pertambahan RTH yang dibutuhkan untuk bisa memenuhi kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk adalah sebesar 1.583,71 ha.
7. Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam usaha penambahan RTH adalah 1
mengoptimalkan kinerja badan-badan pengelola RTH dengan koordinasi tugas
yang jelas, 2 Peningkatan hubungan kerjasama pemerintah dengan pihak ketiga, 3 Memanfaatkan wilayah Kota Bekasi bagian Selatanyang masih
berpotensi tinggi untuk RTH dan optimalisasi lahan di wilayah Utara Kota Bekasi dnegan pembangunan vertikal, 4 Pengambilan kebijakan yang tegas
dari pemerintah daerah mengenai okupasi pemukiman liar, 5 Optimalisasi kerjasama dengan pihak ketiga untuk penggalangan dana pengelolaan RTH, 6
Pengembangan RTH selain di atas tanah, 7 Memberdayakan masyarakat sekitar dalam pemeliharaan RTH di lingkungan sekitar masyarakat, 8
Mengoptimalkan program insentif dan disinsentif, 9 mengoptimalkan areal jalur di sekitar sisten utilitas kota untuk RTH, 10 Optimalisasi fungsi RTRW
sebagai acuan pengendalian RTH, 11 Optimalisasi pengawasan kegiatan pembangunan, 12 Penyusunan anggaran khusus RTH,
6.2. Saran