Analisis Areal yang Berpotensi untuk Perluasan RTH

penting. Perbedaan prosedur penelitian serta unit analisis tidak mengkonfirmasi pentingnya peranan variabel jumlah penduduk. Dalam penelitian sebelumnya, unit analisis adalah tahun, sementara dalam penelitian ini unit analisis adalah wilayah administrasi, yaitu kelurahan. Artinya, pada penelitian sebelumnya aspek keberagaman pengamatan relatif tidak berperan karena unit analisis merupakan agregasi dari seluruh wilayah, keberagaman jumlah penduduk secara spasial tidak tergambarkan dan tidak mempengaruhi hasil analisis. Untuk mendukung penjelasan tersebut dilakukan analisis korelasi antara variabel jumlah penduduk dengan perubahan luas RTH. Hasilnya menunjukkan bahwa hasil korelasi antara perubahan jumlah penduduk tahun 2003-2009 dengan perubahan luas RTH tahun 2003-2010 sebesar -0,006. Kecilnya korelasi antara jumlah penduduk di berbagai wilayah keluarahan dengan luas perubahan RTH antar kelurahan mengindikasikan rendahnya peranan jumlah penduduk dalam analisis regresi berganda yang melibatkan beberapa variabel lainnya.

5.6. Analisis Areal yang Berpotensi untuk Perluasan RTH

Pembuatan peta arahan areal yang berpotensi untuk dijadikan perluasan lahan RTH ditentukan berdasarkan kondisi eksisting penggunaan lahan Kota Bekasi pada Tahun 2010, yaitu berupa lahan kosong. Dipilih penggunaan lahan kosong karena penggunaan lahan jenis ini memungkinkan untuk dikembangkan menjadi penggunaan lain tanpa mengganggu penggunaaan lahan lainnya. Sebaran spasial areal yang berpotensi untuk dijadikan RTH dan luasannya tertera pada Gambar 11 dan Gambar 12. Gambar 11. Grafik Luasan Areal yang Berpotensi Sebagai RTH per Kecamatan di Kota Bekasi Gambar 12. Sebaran Areal Potensial untuk Pertambahan RTH Terdapat lima kecamatan yang mempunyai luas areal yang besar untuk dijadikan RTH, yaitu Kecamatan Mustika Jaya, Jati Sampurna, Medan Satria, Bantar Gebang, dan Jati Asih. Kelima kecamatan ini secara umum mempunyai kepadatan penduduk yang rendah dibanding dengan kecamatan-kecamatan lainnya sehingga masih memiliki cukup lahan untuk bisa dikembangkan menjadi RTH. Kecamatan-kecamatan dengan kepadatan penduduk tinggi seperti Kecamatan Bekasi Utara, Bekasi Timur, Bekasi Barat, dan Pondok Gede memiliki areal perluasan RTH yang kecil. Hal ini dikarenakan lahan di kecamatan- kecamatan tersebut telah menjadi lahan terbangun sehingga kecil kemungkinan untuk menambah lahan RTH. Pada Tabel 14 tertera luas RTH eksisting dan RTH arahan pertambahan dibandingkan dengan luas kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk. Tabel 14. Kecukupan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk Dibandingkan dengan RTH Eksisting dan RTH Arahan Pertambahan. Kecamatan Jumlah Penduduk jiwa Luas Lahan ha RTH per Kecamatan Menurut Permen PU no 5 tahun 2008 RTH eksisting Luas areal arahan pertamba han RTH Luas RTH eksisting dan areal arahan pertambah an RTH Selisih RTH eksisting dan arahan Dengan Proporsi Menurut Permen PU No 5 Tahun 2008 Ha Bantar Gebang 95.957 1.704 191,91 366,58 71,921 438,50 246,59 Bekasi Barat 270.569 1.889 541,14 106,50 17,717 124,21 -416,93 Bekasi Selatan 203.596 1.496 407,19 139,80 40,884 180,69 -226,51 Bekasi Timur 248.046 1.349 496,09 97,30 24,350 121,65 -374,44 Bekasi Utara 310.198 1.965 620,40 90,74 39,343 130,08 -490,31 Jati Asih 199.496 2.200 398,99 411,84 60,300 472,14 73,15 Jati Sampurna 103.513 1.449 207,03 321,90 103,228 425,13 218,10 Medan Satria 161.617 1.471 323,23 67,12 84,233 151,36 -171,88 Mustika Jaya 160.381 2.473 320,76 538,32 54,467 592,78 272,02 Pondok Gede 246.413 1.629 492,83 105,92 15,902 121,82 -371,01 Pondok Melati 129.219 1.857 258,44 126,82 16,457 143,28 -115,16 Rawalumbu 207.484 1.567 414,97 174,75 12,885 187,63 -227,34 Jumlah 2.336.489 21.049 4672,98 2547,59 541,686 3089,27 -1583,71 Berdasarkan hasil analisis, luas areal lahan kosong yang berpotensi untuk dijadikan RTH sebesar 541,686 ha. Luasan tersebut masih belum bisa mencukupi kekurangan RTH berdasarkan jumlah penduduk di Kota Bekasi. Kekurangan luasan pertambahan RTH tersebut masih sangat besar, yaitu 1.583,71 ha. Hal tersebut disebabkan oleh minimnya lahan kosong sehingga sulit untuk melakukan perluasan lahan RTH di Kota Bekasi. Terdapat beberapa kecamatan yang telah dapat memenuhi kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduknya Bantar Gebang, Jati Asih, Jati Sampurna, dan Mustika Jaya, namun kecamatan- kecamatan tersebut merupakan kecamatan-kecamatan yang memang telah terpenuhi kebutuhan RTH-nya walaupun luasan RTH-nya belum ditambahkan dengan luas arahan pertambahan RTH. Meskipun demikian, penambahan luas RTH sangat berarti untuk perkotaan walaupun tidak menyebar rata pada seluruh wilayah kota karena bagian kota yang berupa RTH umumnya suhunya 2-5 derajat lebih rendah dibandingkan dengan bagian lahan-lahan terbangun. Perbedaan suhu antara bagian kota tersebut dapat menyebabkan terjadinya aliran udara sehingga dapat menurunkan rata-rata suhu udara di perkotaan Direktorat Jenderal Penataan Ruang, 2006. Saputro 2010 dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa peningkatan suhu udara pada area yang ternaungi lebih rendah sekitar 0,33 o C- 0,84 o C. Arahan ini dapat diimplementasikan namun harus mempehatikan faktor- faktor lain seperti kepemilikan lahan milik pemerintah daerah atau bukan, biaya yang dibutuhkan, dan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah.

5.7. Rekomendasi Upaya Penambahan RTH