Hubungan antara variabel sosiodemografi dengan variabel pola asuh makan, Hubungan antara variabel sosiodemografi dengan variabel sikap dan perilaku

43 hubungan antara dua variabel atau lebih dari dua variabel dengan skala-skala tertentu Sarwono 2006.

a. Hubungan antara variabel sosiodemografi dengan variabel pola asuh makan,

pengetahuan tentang kesehatan, dan pengetahuan tentang pola makan sehat Berdasarkan data yang diperoleh dan dapat dilihat pada Lampiran 10, nilai r yang terbesar terdapat pada hubungan antara variabel pendapatan dan pengetahuan pola makan sehat yaitu sebesar 0,185 dan hubungan antara lama pendidikan dan pola asuh yaitu sebesar 0,182 . Dengan nilai tersebut maka termasuk ke dalam kisaran 0 x ≤ 0,β5 Sarwono 2006 yang berarti hubungan antar variabel sangat lemah tetapi signifikan pada taraf 0,05.Pada Tabel 34, dapat dilihat hubungan faktor sosiodemografi dengan pola asuh makan, pengetahuan kesehatan dan pengetahuan pola makan sehat responden. Tabel 34. Hubungan antara faktor sosiodemografi dengan pola asuh makan, pengetahuan kesehatan, dan pengetahuan pola makan sehat Variabel Nilai r Pola Asuh Pengetahuan kesehatan Pengetahuan pola makan sehat Umur -0,004 0,049 0,016 Lama pendidikan 0,182 0,003 -0,019 Pendapatan -0,026 0,057 0,185 Jenis kelamin 0,095 -0,098 -0,026

b. Hubungan antara variabel sosiodemografi dengan variabel sikap dan perilaku

konsumen Pada hasil analisis antara sosiodemografi responden dengan sikap dan perilaku responden, dapat dilihat nilai koefisien korelasi yang diperoleh. Pada Tabel 35 dapat dilihat hubungan antara faktor sosiodemografi dengan sikap dan perilaku konsumen. Tabel 35. Hubungan antara faktor sosiodemografi dengan sikap dan perilaku konsumen Variabel Nilai r Sikap kognitif Sikap afektif Kecenderungan perilaku Sikap responden Frekuensi penggunaan Umur 0,169 -0,060 -0,156 0,068 -0,044 Lama pendidikan -0,117 -0,160 -0,022 -0,063 -0,125 Pendapatan -0,054 0,012 0,005 -0,085 0,055 Jenis kelamin -0,038 -0,088 -0,257 -0,103 -0,139 Pada variabel jenis kelamin dengan kecenderungan perilaku, nilai koefisien korelasinya sebesar -0,257 hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang cukup kuat antara satu sama lain dan dapat dimaknai kebenarannya. Tanda negatif - yang ditunjukkan disebabkan karena pada pengolahan data jenis kelamin laki-laki disimbolkan dengan angka “0” maka responden laki-laki lebih memiliki kecenderungan perilaku yang positif terhadap produk SawitA. Hal ini terjadi, karena sebagian besar responden laki-laki dalam hal ini anak dan bapak, cenderung mengikuti apa saja yang ibu atau istri mereka masak dan tidak banyak mengeluh terhadap makanan yang disediakan. 44

c. Hubungan antara variabel pola asuh makan, pengetahuan tentang kesehatan, dan