MINYAK SAWIT ASLI MSA

4 Gambar 1. Anatomi kelapa sawit Anonim 2009 Bagian yang paling sering digunakan untuk diolah lebih lanjut adalah buah kelapa sawit. Buah sawit umumnya berukuran 2-5 cm dan beratnya 3-30 g, berwarna ungu hitam pada saat muda, kemudian menjadi berwarna kuning merah pada saat tua dan matang Muchtadi 1992.

B. MINYAK SAWIT ASLI MSA

Minyak sawit asli MSA merupakan minyak yang dihasilkan dari mesokarp atau daging buah kelapa sawit, sedangkan minyak yang dihasilkan dari inti kelapa sawit disebut minyak inti sawit MIS. Perbedaan kedua jenis minyak ini terutama terletak pada kandungan karotenoid, dimana MSA mengandung pigmen karotenoid sehingga berwarna jingga-kemerahan, sedangkan MIS tidak mengandung karotenoid Muchtadi 1992. Choo et al. 1989 menjelaskan bahwa komponen utama dari MSA adalah trigliserida 94, sedangkan sisanya berupa asam lemak bebas 3-5 dan komponen minor 1 yang terdiri atas karotenoid, tokoferol, tokotrienol, sterol, fosfolipid, glikolipid, squalen, gugus hidroksi alifatik, dan elemen sisa lainnya seperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komponen minor MSA Komponen Minor Konsentrasi ppm Karotenoid 500-700 Tokoferol dan tokotrienol 600-1000 Sterol 326-527 Fosfolipid 5-130 Squalen 200-500 Alkohol alifatik 100-200 Sumber: Choo et al. 1989 Dibandingkan dengan minyak nabati lain seperti minyak kelapa, minyak jagung, dan minyak kedelai, minyak sawit asli mengandung karotenoid yang besar begitu pula kandungan vitamin E yang berupa tokoferol dan tokotrienol. Hal ini menunjukkan bahwa minyak sawit asli merupakan sumber vitamin A dan sumber vitamin E yang baik bagi tubuh dan tersedia secara melimpah di alam Indonesia. Perbandingan komposisi minyak sawit asli dengan minyak nabati lain dapat dlihat padaTabel 3. 5 Tabel 3. Perbandingan komposisi minyak sawit asli dengan minyak nabati lain Komponen dalam minyak Minyak sawit asli Minyak Kelapa Minyak Jagung Minyak Kedelai Karotenoid ppm 800 - - - Vitamin E ppm - Tokoferol - Tokotrienol 642 530 11 25 782 - 958 - Asam Lemak - Jenuh - Tidak Jenuh 49 94 5.9 16 83 14 85 Fitosterol ppm 18 14 50 28 Sumber: De Witt Chong 1998 Kandungan komponen pada minyak kelapa sawit tersebut mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Komponen trigliserida sering disebut neutral oil. Dalam CPO, trigliserida campuran merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang Devine Williams 1961. Standar kualitas CPO menurut Standar Nasional Indonesia 1998 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Standar kualitas CPO No. Karakteristik SNI 01-0016-1998 1 Asam lemak bebas sebagai palmitat bb Maks 5,0 2 Kadar air bb Maks 2,0 3 4 Kadar kotoran bb Bilangan Iod Maks 0,02 Min 56 Sumber: BSN 1998 Menurut Purwanto 1997, proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO terdiri atas tahap berikut: 1 Proses penerimaan buah Pada proses ini dilakukan penimbangan dan penampungan sementara TBS tandan buah segar. 2 Proses perebusan Perebusan dilakukan untuk menonaktifkan enzim-enzim lipase yang menyebabkan kerusakan buah melalui reaksi enzimatik. 3 Proses penebahan Proses ini bertujuan memisahkan buah dari tandannya sehingga memudahkan proses pelumatan dan ekstraksi minyak dari buah. 4 Proses pelumatan dan ekstraksi minyak Pada proses ini dilakukan pengambilan minyak dari berondolan kelapa sawit dengan cara melumat buah digesting untuk melepaskan sel minyak dan mengempa pressing untuk memisahkan minyak kasar dari ampas. 5 Proses pemurnianklarifikasi minyak Pada proses ini dilakukan pemisahan antara minyak kasar, air, dan sludge kotoran sehingga diperoleh minyak yang bebas dari kotoran, memiliki kadar air yang sesuai 0,1. Kadar air merupakan salah satu parameter mutu minyak sawit yang mempengaruhi keasaman. Apabila konsentrasi air semakin tinggi, maka akan berpengaruh pada proses hidrolisis yang dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas. 6

C. MINYAK SAWIT MERAH