Hubungan antara variabel pola asuh makan, pengetahuan tentang kesehatan, dan Hubungan antara sikap dan perilaku konsumen

44

c. Hubungan antara variabel pola asuh makan, pengetahuan tentang kesehatan, dan

pengetahuan tentang pola makan sehat dengan variabel sikap dan perilaku konsumen Data yang diperoleh dari pengolahan data pada Lampiran 12 untuk variabel antara pola asuh makan pengetahuan tentang kesehatan, dan pengetahuan tentang pola makan sehat terhadap sikap dan perilaku konsumen menunjukkan bahwa variabel pengetahuan kesehatan dengan sikap kognitif memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,566 yang berarti antara variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan dan kuat. Pada Tabel 36 menunjukkan hubungan antara pola asuh makan, pengetahuan tentang kesehatan dan pengetahuan tentang pola makan sehat dengan sikap dan perilaku konsumen. Tabel 36. Hubungan antara pola asuh makan, pengetahuan tentang kesehatan, dan pengetahuan tentang pola makan sehat dengan sikap dan perilaku konsumen Variabel Nilai r Sikap kognitif Sikap afektif Kecenderungan perilaku Sikap responden Frekuensi penggunaan Pola asuh 0,127 -0,063 0,051 0,153 -0,057 Pengetahuan kesehatan 0,566 0,224 0,073 0,493 -0,046 Pengetahuan pola makan 0,104 -0,054 -0,021 0,113 -0,001 Pada variabel pengetahuan kesehatan dengan sikap responden secara keseluruhan memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,493 yang berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan dan cukup kuat. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Madanijah 2003, yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang mengenai gizi atau kesehatan akan mempengaruhi sikap seseorang. Sikap kognitif yang positif muncul karena adanya sosialisasi dan penguatan mengenai produk berkali-kali yang diberikan kepada responden.

d. Hubungan antara sikap dan perilaku konsumen

Hubungan antara sikap dan perilaku konsumen dapat dilihat dari hasil yang didapat. Pada komponen sikap, baik sikap kognitif, sikap afektif, dan kecenderungan perilaku memiliki korelasi yang positif terhadap sikap responden secara keseluruhan. Hubungan antara sikap dan perilaku konsumen dapat dilihat pada Tabel 37 berikut ini. Tabel 37. Hubungan antara sikap dan perilaku konsumen mengkonsumsi produk SawitA Variabel Nilai r Sikap kognitif Sikap afektif Kecenderungan perilaku Sikap responden Frekuensi penggunaan Sikap kognitif 1,000 0,416 0,190 0,723 0,139 Sikap afektif 0,416 1,000 0,391 0,597 0,162 Kecenderungan perilaku 0,190 0,391 1,000 0,434 0,223 Sikap responden 0,723 0,597 0,434 1,000 0,071 Frekuensi penggunaan 0,139 0,102 0,223 0,071 1,000 45 Dapat dilihat lebih rinci, pada variabel sikap kognitif dan sikap responden memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,723 yang berarti antara kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan dan kuat. Lalu, pada variabel sikap afektif dengan sikap responden menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,597antara kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang juga signifikan dan kuat. Sedangkan pada variabel kecenderungan perilaku dengan sikap responden memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,434 yang berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan dan cukup kuat. Hal ini menunjukkan bahwa sikap responden terbentuk dari tiga komponen sikap yaitu, sikap kognitif, sikap afektif, dan kecenderungan perilaku Setiadi 2003. Pada variabel sikap afektif dan sikap kognitif, nilai r yang diperoleh sebesar 0,416 dan nilai r yang diperoleh dari hubungan antar variabel kecenderungan perilaku dengan variabel sikap afektif sebesar 0,391 . Nilai r tersebut berarti hubungan tiap variabel signifikan dan cukup kuat.Pada komponen sikap dan perilaku, hasil menunjukkan bahwa variabel kecenderungan perilaku memiliki hubungan dengan frekuensi penggunaan yang signifikan tetapi sangat lemah dengan nilai r sebesar 0.223 . Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa sikap kognitif dan sikap afektif merupakan bagian dari komponen sikap responden, begitu pula dengan kecenderungan perilaku. Untuk mendapatkan kecenderungan perilaku yang positif diperlukan sikap kognitif yang juga positif yang dapat diperoleh dari adanya sosialisasi pengetahuan mengenai produk SawitA. Adanya peran sikap afektif atau tingkat penerimaan responden terhadap mengkonsumsi produk minyak pada frekuensi mengkonsumsi produk minyak sawit walaupun secara tidak langsung karena berhubungan dengan kecenderungan mengkonsumsi produk minyak sawit. Kecenderungan perilaku yang positif akan berhubungan dengan perilaku responden yang juga positif. Hal ini dinyatakan pula oleh Rakhmawati 2010 mengenai adanya perubahan pengetahuan akan mendorong perubahan sikap, dan perubahan sikap akan mendorong perubahan perilaku. Sehingga, komponen antara sikap dan perilaku saling berkaitan. 46

V. SIMPULAN DAN SARAN A.