kg MSMTF KAROTENOID DAN VITAMIN A

8

E. KAROTENOID DAN VITAMIN A

Karotenoid adalah suatu pigmen alami berupa zat warna kuning sampai merah yang mempunyai struktur alifatik atau alisiklik yang disusun oleh 8 unit isopren, 4 gugus metil dan selalu terdapat ikatan ganda terkonjugasi di antaragugus metil tersebut. Sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten, yang banyak terdapat dalam bahan-bahan nabati seperti pada sayuran hijau, buah-buahan berwarna kuning dan merah serta minyak sawit. Tubuh mempunyai kemampuan mengubah sejumlah karoten menjadi vitamin A retinol, sehingga karoten ini disebut provitamin A Winarno 1991. Karotenoid umum yang dikenal sebagai sumber vitamin A adalah beta karoten 100, alfa karoten 53 dan gamma karoten. Beta karoten sebagai salah satu zat gizi mikro di dalam minyak sawit mempunyai beberapa aktivitas biologis yang bermanfaat bagi tubuh menurut Tan 1987 dan Muhilal 1991. Manfaat beta karoten antara lain untuk menanggulangi kebutaan karena xeroftalmia, mengurangi peluang terjadinya penyakit kanker, proses penuaan yang terlalu dini, meningkatkan sistem imun tubuh dan mengurangi terjadinya penyakit degeneratif. Tabel 6 memperlihatkan kandungan karotenoid pada beberapa pangan nabati. Tabel 6. Kandungan karotenoid beberapa pangan nabati Jenis tanaman Kandungan karotenoid RE100gr Minyak sawit merah 30.000 Wortel 2.000 Daun sayur-sayuran 685 Aprikot 250 Tomat 100 Pisang 20 Air Jeruk 8 Sumber: Choo et al.1989 50 kg CPO Netralisasi NaOH teknis 16 ° Be, 26 menit Pencucian Menghilangkan sabun yang terbentuk Deodorisasi 140 ° C 60 menit Diamkan hingga dingin

36.7 kg MSMTF

Gambar 2. Diagram alir proses pembuatan MSMTF Zakaria et al. 2011 9 Bentuk -karoten mempunyai aktivitas 100 vitamin A, α-karoten memiliki aktivitas 50- 54 vitamin A, dan -karoten memiliki 40-50 vitamin A. Sifat fisika dan kimia karotenoid adalah larut dalam minyak dan tidak larut dalam air, larut dalam kloroform, benzen, karbondisulfida, dan proteleum eter, tidak larut dalam metanol dan etanol dingin, tahan terhadap panas apabila dalam keadaan vakum, peka terhadap oksidasi, autooksidasi dan cahaya, juga mempunyai ciri khas absorpsi cahaya. Beta karoten mempunyai tugas sebagai provitamin A karena adanya cincin beta ionon yang tidak terhidrolisis Olson 1991. Beta karoten murni lebih cepat rusak oleh cahaya dengan adanya iodin atau asam. Faktor utama yang mempengaruhi karotenoid selama pengolahan dan penyimpanan adalah oksidasi oleh oksigen maupun perubahan struktur oleh panas. Panas akan mendekomposisi karotenoid danmengubah stereoisomer. Dalam tubuh, vitamin A berperan dalam penglihatan, permukaan epitel, serta membantu proses pertumbuhan. Peran retinol untuk penglihatan normal sangat penting karena daya penglihatan mata sangat tergantung oleh adanya rodopsin, suatu pigmen yang mengandung retinol. Di Indonesia, anak penderita xeroftalmia kornea aktif diperkirakan lebih dari 60.000 setiap tahunnya. Sebanyak 20.000-30.000 penderita itu akan mengalami kebutaan selama hidupnya Winarno 1991. Beta karoten mempunyai efek positif dalam mereduksi plak dalam pembuluh nadi sehingga beta karoten bersifat anti arterosklerosis Gazianoet al. 1990. Kemampuan ini menyebabkan beta karoten dapat digunakan untuk mencegah penyakit kardiovaskuler. Karotenoid tersebar luas di alam, pada umumnya memberikan warna kuning, merah, atau jingga. Karotenoid disintesis oleh bakteri, jamur, dan tanaman tingkat tinggi. Karotenoid merupakan prekursor vitamin A yang membantu metabolisme dan pertumbuhan. Produk nabati yang mengandung karotenoid antara lain wortel, tomat, dan jeruk. Sementara itu, pada produk hewani sumber beta karoten antara lain dari kuning telur, hati, lemak, lobster, salmon, dan lemak susu Zeb Mehmood 2004. Dalam tubuh, beta karoten yang berasal dari makanan akan mengalami absorpsi dalam pencernaan. Sekitar 23 dari beta karoten yang diabsorpsi oleh mukosa usus tetap dalam bentuk utuh, sedangkan 7 sisanya diubah menjadi retinol vitamin A dengan bantuan enzim karotenoid dioksigenase Fennema 1996. Pigmen karotenoid yang sebagian besar ter diri atas α, , karoten dan likopen diperlukan oleh tubuh sebagai prekursor vitamin A Winarno 1991. Tanaman sawit merupakan penghasil karotenoid tertinggi di dunia. Minyak sawit yang diperoleh berwarna merah pekat dan mengandung beta karoten provitamin A sebanyak 600-1000 mg per kg atau ppm. Jika kebutuhan manusia dewasa per hari akan vitamin A sebanyak 900 µgram, dengan mengambil nilai vitamin A sebesar 600 mg per kg, maka hanya diperlukan 1.5 ml atau setengah sendok teh minyak sawit untuk memenuhi kebutuhan vitamin A setiap orang dewasa per hari. Karotenoid yang terdapat pada minyak sawit menyebabkan provitamin A sangat mudah diserap. Pada sel mukosa saluran pencernaan, karotenoid diubah menjadi retinol atau vitamin A, dimana satu unit beta karoten diubah menjadi dua unit retinol Zakaria et al. 2011. Vitamin A merupakan vitamin yang esensial untuk pertumbuhan, bahkan vitamin A disebut pula sebagai vitamin penunjang pertumbuhan Sherman Smith 1922. Beta karoten memiliki beberapa aktivitas biologis yang bermanfaat bagi tubuh, antara lain menanggulangi kebutaan karena xeropthalmia, mencegah proses penuaan dini, dan meningkatkan imunitas tubuh, serta antioksidan yang dapat memusnahkan radikal bebas yang dapat mencegah timbulnya kanker.Vitamin A dalam hati disimpan dalam bentuk retinol, sedangkan dalam darah retinol terikat dalam protein spesifik disebut retinol binding protein yang akan diangkut ke jaringan 10 seperti mata, usus, dan kelenjar ludah Winarno 1991. Recommended Dietary Allowance RDA vitamin A dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Recommended Dietary Allowance RDA vitamin A Umur dan jenis kelamin FAOWHO IU 0-1 tahun 350 1-6 tahun 400 6-10 tahun 400 10-12 tahun 500 12-15 tahun 600 Laki-laki, 15-18 tahun ke atas 600 Perempuan, 15-18 tahun ke atas 500 Hamil 600 Menyusui 850 Sumber: Bloomhoff 1994 Menurut Winarno 1991 konsumsi vitaminA yang dianjurkan untuk bayi kurang dari 1 tahun adalah 350 retinol ekivalen RE perhari, sedangkan untuk anak dan orang dewasa sebesar 10 µg retinolkg berat badan per hari. Sementara itu untuk ibu hamil dan menyusui perlu ditambah masing-masing sebanyak 200 RE dan 400 RE per hari. Defisiensi vitamin A dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tubuh dan karena tubuh tidak sanggup mensintesis rhodopsin tanpa retinol, kemampuan melihat dalam sinar yang kurang akan terganggu dan akhirnya menyebabkan buta senja night blindness. Kekurangan vitamin A juga dapat mempengaruhi kesehatan kulit dan menurunkan daya tahan terhadap infeksi sehubungan dengan kondisi yang jelek dari selaput lendir saluran pernafasan. Defisiensi yang lama dapat mengakibatkan terjadinya pemborokan pada kornea mata yang menyebabkan kebutaan. Defisiensi vitamin A merupakan penyebab umum kebutaan di negara-negara berkembang yang makanan sehari-harinya adalah serealia dan tidak tersedia sayuran dan buah-buahan yang mengandung karotenoid.

F. TOKOFEROL