PENDAHULUAN A. Studi Hubungan Sikap Dan Perilaku Mengkonsumsi Produk Minyak Sawit Di Desa Sinarsari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor

1

I. PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Salah satu masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia adalah kekurangan vitamin A KVA yang banyak diderita anak-anak. Pada tahun 1995 terdapat kurang lebih 250 juta anak balita di seluruh dunia yang menderita KVA, tiga juta diantaranya menunjukkan gejala kerusakan mata seperti kebutaan. Sekitar 10 kasus orang buta di negara berkembang, termasuk Indonesia disebabkan oleh KVA Khomsan 2004. Prinsip dasar untuk menanggulangi masalah kekurangan vitamin A di Indonesia adalah menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan konsumsi sumber vitamin A alami, misalnya konsumsi sayur-sayuran yang mengandung vitamin A dan sumber minyak nabati yang kaya akan vitamin A seperti minyak kelapa sawit. Minyak sawit asli CPO adalah produk dari kelapa sawit yang telah melewati beberapa proses seperti perebusan, ekstraksi dan klarifikasi. CPO disebut juga minyak sawit asli karena pada produk tersebut masih mengandung komponen-komponen alami yang ada pada kelapa sawit seperti karotenoid, tokoferol, tokotrienol dan rendah kolesterol Winarno 1999. Indonesia merupakan penghasil CPO terbesar di dunia. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini mencapai sekitar 5,5 juta Ha dan lahannya tersebar di 16 propinsi dan 52 kabupaten. Berdasarkan data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia GAPKI, produksi minyak sawit asli Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan produksi CPO mencapai 7 per tahun Kurniawan 2011. Salah satu faktor yang mendorong peningkatan volume produksi tersebut adalah bertambahnya luas areal perkebunan kelapa sawit. Tahun 2006, Indonesia memproduksi CPO sebesar 15,67 ton.Dari hasil tersebut 11,90 juta ton diekspor, dan hanya 3,77 ton yang digunakan untuk konsumsi lokal. Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan konsumsi minyak kelapa sawit terendah di antara negara-negara yang sedang berkembang. Pada tahun 2011, jumlah produksi minyak kelapa sawit Indonesia adalah sebanyak 25,2 juta ton, sedangkan Malaysia hanya sebanyak 18,8 juta ton. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2012 Nasrun 2011. Pemanfaatan CPO di Indonesia masih terbatas untuk produk berupa minyak goreng, margarin, dan minyak salad. CPO yang digunakan pada industri minyak goreng selama ini telah mengalami proses pemucatan bleaching. Pada proses bleaching, terjadi penghancuran karotenoid secara besar-besaran untuk membuat warna minyak goreng menjadi jernih. Proses ini juga mempengaruhi kandungan vitamin E, dimana jumlahnya berkurang sangat banyak setelah proses pemucatan Zakaria et al. 2011. Langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengantisipasi jumlah vitamin A pada minyak goreng adalah dengan mewajibkan fortifikasi vitamin A Suryaningsih 2011. Akibat yang akan timbul adalah masyarakat harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli minyak goreng padahal tidak semua masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang sama. Permasalahan kekurangan vitamin A khususnya di Indonesia dapat diatasi dengan penggunaan produk berbasis CPO sebagai solusi dalam bentuk makanan, suplemen, bumbu masak, dan minyak tumis yang murah dan praktis untuk diterapkan. Salah satu upaya pemanfaatan produk CPO di Indonesia, diciptakan produk SawitA yang dikemas sedemikian rupa untuk dapat digunakan langsung oleh masyarakat. Sebagai produk yang belum diluncurkan di masyarakat, perlu dilihat apakah masyarakat menerima dengan baik produk tersebut. Upaya yang dapat dilakukan dengan mempelajari hubungan sikap dan perilaku 2 konsumen mengkonsumsi produk SawitA. Hal ini disebabkan karena di dalam keadaan yang sesuai, sikap dapat meramalkan perilaku konsumen Setiadi 2003. Penelitian ini menitikberatkan pada hubungan antara sikap dan perilaku mengkonsumsi produk SawitA. Dari hasil yang diperoleh, diharapkan dapat dilakukan pengembangan selanjutnya terhadap produk SawitA. Dengan pengembangan produk yang lebih baik, masyarakat Indonesia terutama yang memiliki kekurangan dalam mengakses sumber vitamin A dapat mengkonsumsi produk SawitA sehingga dapat membantu mengurangi masalah KVA di Indonesia.

B. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis sikap dan perilaku mengkonsumsi produk SawitA pada keluarga di Desa Sinarsari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui pandangan responden terhadap manfaat minyak sawit dan produknya, mengidentifikasi sikap dan perilaku mengkonsumsi produk SawitA, mengidentifikasi produk SawitA yang lebih diterima di keluarga responden dan menganalisis hubungan sikap dan perilaku responden mengkonsumsi produk SawitA.

C. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk-produk minyak sawit, manfaat dari produk-produk tersebut, dan memberikan alternatif sumber vitamin A bagi masyarakat. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan penulis dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan kepada masyarakat luas terutama di tingkat keluarga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan juga informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang memiliki penelitian mengenai minyak sawit. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A.