17
III. METODE PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini merupakan bagian dari Program SawitA yaitu suatu program kerjasama antara PT. SMART TBK dan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Program ini
merupakan suatu program yang dibuat untuk mengatasi KVA di Indonesia dengan menggunakan produk minyak sawit sebagai sumber vitamin A. Keseluruhan penelitian dilakukan pada bulan
April hingga Desember 2011, di Desa Sinarsari dan kampus IPB Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan daerah berdasarkan pemilihan yang
disarankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, sebagai kecamatan yang memiliki banyak penduduk dari keluarga pra sejahtera.
B. ALAT DAN BAHAN
Pada penelitian ini digunakan alat-alat yang menunjang sosialisasi dari produk SawitA. Alat-alat bantu tersebut berupa brosur yang berisi tata cara penggunaan produk SawitA. Selain
itu dilampirkan pula manfaat yang akan diperoleh bagi konsumen setelah mengkonsumsi SawitA. Kuesioner juga dibutuhkan untuk melakukan wawancara terhadap responden sebagai
bentuk pendekatan kepada target responden yang dituju. Kuesioner yang digunakan merupakan adaptasi dari penelitian Wa
ysima β011 mengenai “Peran Ibu pada Perilaku Makan Ikan Laut Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Jepara dan Kabupten Grobogan, Ja
wa Tengah” serta
kuesioner dari Program SawitA.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua produk yang berbasis minyak sawit dengan nama SawitA. Produk SawitA diproduksi oleh tim produksi Program SawitA, Fakultas
Teknologi Pertanian IPB. Jenis produk yang digunakan adalah dua produk SawitA tumis, yaitu minyak sawit asli CPO dan minyak sawit merah tanpa fraksinasi MSMTF. Sesuai namanya,
yaitu SawitA tumis, penggunaan produk ini disarankan untuk masakan yang ditumis. Metode yang digunakan yaitu Home Use Test.
C. PENGAMBILAN DATA
Pada penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada responden yang dipandu dengan kuesioner.
Pengambilan data primer dilakukan dengan tahapan tertentu. Sementara itu, data sekunder berupa data kependudukan wilayah Bogor yang diperoleh dari Desa Sinarsari, Kecamatan
Dramaga dan pemerintah Kabupaten Bogor. Pengambilan data primer dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pembuatan Kuesioner
Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan dan pernyataan penjabaran dari tujuan penelitian yang diajukan kepada responden. Kuesioner digunakan sebagai panduan dalam
melakukan wawancara, pengambilan data atau sebagai alat pengumpulan data. Wawancara dilakukan dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti sehingga mempermudah
responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Identitas responden didapat dari kuesioner yang berasal dari Program SawitA. Kuesioner pertama dilakukan
sebelum kegiatan sosialisasi Program SawitA dilakukan. Kuesioner setelah sosialisasi diberikan setelah dua bulan pemberian produk. Kuesioner mengenai sikap dan perilaku
dibuat oleh peneliti dan berisi item-item penting mengenai penerimaan produk, preferensi
18 produk, dan pemakaian produk secara aktual. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ada
yang bersifat tertutup dan ada yang bersifat terbuka yang tidak terstruktur.
2. Pengujian Kuesioner
Pengujian kuesioner dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kuesioner yang akan digunakan. Dalam banyak situasi, dikehendaki data atau fakta yang diperoleh
dari sebuah penelitian memiliki tingkat kesahihan yang baik. Oleh karena itu, pengujian kuesioner dilakukan pada sampel di luar responden penelitian. Sampel yang digunakan
pada pengujian kuesioner ini harus memiliki karakteristik yang serupa dengan responden penelitian. Responden yang digunakan dalam uji kuesioner ini sebanyak delapan orang
yang mewakili anggota keluarga yaitu ibu, anak, dan bapak. Keluarga tersebut juga berasal dari RW 02 Desa Sinarsari dan mereka termasuk dalam daftar penerima dan pengguna
produk SawitA tetapi tidak termasuk dalam responden penelitian.
3. Pengujian Reliabilitas dan Validitas Kuesioner
Validitas menurut Azwar 1997 didefinisikan sebagai seberapa cermat suatu alat tes melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen dinyatakan valid sah apabila instrumen
tersebut betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur Idrus 2002. Uji validasi dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing pertanyaan dengan skor total suatu
variabel. Korelasi antara pertanyaan dapat diukur dengan menggunakan salah satu teknik korelasi product moment, yaitu:
R = Keterangan:
X = Skor pada soal yang ingin diukur
Y = Skor total dari masing-masing soal
N = Jumlah pengamatan
R = Indeks validitas
Uji validasi menggunakan analisis korelasi dengan software SPSS versi 17.0 dengan korelasi Rank Spearman. Kriteria kekuatan hubungan antara dua variabel antara lain
apabila nilai r=0 maka tidak ada korelasi antara dua variabel, apabila R0-0,25 maka korelasinya sangat lemah, apabila R0,25-0,5 maka korelasinya cukup, apabila R0,5-0,75
maka korelasinya kuat, apabila R0,75-0,99 maka korelasinya sangat kuat dan apabila R=1 maka korelasinya sempurna Sarwono 2006.
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Azwar 1997. Setiap alat pengukur seharusnya
memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu. Realibilitas kuesioner diuji dengan test-retest. Uji meminta responden untuk mengisi kuesioner, dan dalam selang
waktu 10 hari kemudian responden diminta untuk mengisi kembali kuesioner yang sama. Selanjutnya jawaban para responden dibandingkan dan dianalisis sehingga diketahui
bagian-bagian yang harus diperbaiki. Nilai reliabilitas diukur dari koefisien korelasi atau nilai r antara total skor pengujian pertama dengan total skor pada pengujian berikutnya.
Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel.
19
D. PEMILIHAN RESPONDEN