14
Oleh karena itu dalam pendidikan karakter diperlukan juga aspek perasaan domain affection atau emosi. Komponen ini dalam pendidikan karakter disebut
dengan “desiring the good” atau keinginan untuk berbuat kebaikan. Pendidikan karakter yang baik dengan demikian harus melibatkan bukan saja
aspek “knowing the good” moral knowing, tetapi juga “desiring the good” atau “loving the good” moral feeling, dan “acting the good” moral action. Tanpa
itu semua manusia akan sama seperti robot yang terindoktrinasi oleh sesuatu paham.
Dengan demikian jelas bahwa karakter dikembangkan melalui tiga langkah, yakni mengembangkan moral knowing, kemudian moral feeling, dan moral
action. Dengan kata lain, makin lengkap komponen moral dimiliki manusia, maka akan makin membentuk karakter yang baik atau unggultangguh.
Pengembangan karakter sementara ini direalisasikan dalam pelajaran agama, pelajaran kewarganegaraan, atau pelajaran lainnya, yang program utamanya
cenderung pada pengenalan nilai-nilai secara kognitif, dan mendalam sampai ke penghayatan nilai secara afektif.
22
4. Nilai-Nilai yang Dikembangkan dalam Pendidikan Karakter
Dalam pendidikan karakter, anak didik memang sengaja dibangun karakternya agar mempunyai nilai-nilai kebaikan sekaligus mempraktikkannya
dalam kehidupan sehari-hari, baik itu kepada Tuhan Yang Maha Esa, dirinya sendiri, sesama manusia, lingkungan sekitar, bangsa, negara, maupun hubungan
internasional sebagai sesama penduduk dunia.
23
Sebagaimana nilai Agama Islam yang dimiliki Nabi Muhammad Saw memiliki 4 karakter yang terkenal, secara garis besar makna-makna karakter
tersebut adalah sebagai berikut: 1. Shidiq, bermakna kejujuran, yakni jujur di dalam ungkapan, sifat dan
tindakan yang terkait dengan tanggung jawabnya sebagai pemimpin.
22
http:akhmadsudrajat.wordpress.com20101226pengembangan-karakter
23
Akhmad Muhaimin Azzet, op. Cit., h. 29.
15
2. Amanah, dapat dipercaya. Seorang pemimpin harus dapat dipercaya, sehingga dengan kepercayaan yang dimilikinya tersebut maka ia akan
dapat membawa organisasi yang dipimpinnya menjadi lebih baik. 3. Fathonah artinya cerdas, juga cerdik. Pemimpin harus memiliki
kecerdasan yang komprehensif, tidak sekedar cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas emosional.
4. Tabligh bermakna menyampaikan perintah atau sesuatu amanah yang dipercayakan kepadanya, atau aturan-aturan yang berlaku di organisasinya
kepada seluruh jajaran di bawahnya.
24
Menurut Suyanto yang dikutip oleh Akhmad Muhaimin Azzet, dalam bukunya Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesi setidaknya terdapat sembilan
pilar karakter yang berasal dari nila-nilai luhur universal sebagai berikut: 1. Cinta tuhan dan segenap ciptaan-Nya
2. Kemandirian dan tanggung jawab 3. Kejujuranamanah
4. Hormat dan santun 5. Dermawan, suka menolong dan kerja sama
6. Percaya diri dan pekerja keras 7. Kepemimpinan dan keadilan
8. Baik dan rendah hati 9. Toleransi, kedamaian dan kesatuan
Kesembilan pilar karakter sebagaimana di atas hendaknya diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan yang holistik.
25
Dalam rangka memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter untuk membangun manusia Indonesia yang
berjati diri dan berkarakter, berikut 18 nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter:
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
24
Muchlas Samani, Hariyanto, op. Cit., h. 97-98
25
Akhmad Muhaimin Azzet, loc. Cit., h. 29
16
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
26
Kejujuran adalah sebuah skill. Ia seperti otot, jadi kalau seandainya terus dipakai berkata jujur, berprilaku jujur, ototnya akan senantiasa terlatih.
27
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Prilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik- baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki. 7. Mandiri
Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain. 9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
26
Alpiyanto, Hypno-Heart Teaching Rahasia Mudah Mendidik Dengan Hati, Jakarta: PT Tujuh Samudra, 2011, h. 238.
27
Ratna Megawangi, Character Parenting Space: Menjadi Orangtua Cerdas Untuk Membangun Karakter Anak, Bandung: Read Publising House, 2008, h. 150.