Tujuan dan manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

8 berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan paranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang. 5 c. Menurut Hasan Langgulung yang dikutip oleh Abuddin Nata dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada kanak-kanak atau orang yang sedang dididik. 6 d. Menurut Lengeveld yang di kutip oleh Alif Sabri dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan, mendidik ialah mempengaruhi anak dalam upaya membimbingnya agar menjadi dewasa. Usaha membimbing haruslah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja. Oleh karena itu pendidikan hanya terdapat dalam pergaulan yang disegaja antara orang dewasa dengan anak yang diarahkan kepada tujuan pendidikan. 7 Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan adalah suatu proses bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh orang dewasa atau orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tertentu. Istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa latin “character”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak. Sedangkan secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.. 8 Kata karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” menandai dan memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berprilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang 5 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 4. 6 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, h. 28. 7 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h. 6. 8 Jejen Musfah, Proceedings Pendidikan Holistik Pendekatan Lintas Perspektif, Ciputat: Prenada, 2011, h. 39 9 yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality kepribadian seseorang, dimana seseorang bisa disebut orang yang berkarakter a person of character jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. 9 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. 10 Beberapa ahli yang lain mengartikan karakter sebagai berikut: a. Menurut Doni Koesoema Albertus, dalam bukunya Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Karakter diasosiasikan yang tempramen yang memberinya sebuah definisi yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Disini karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik, gaya, atau sifat khas dari diri seseorang, yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya pengaruh keluarga pada masa kecil dan bawaan seseorang sejak lahir. 11 b. Menurut Ibn Maskawaih, yang dikutip oleh Ramayulis, dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam mendefinisikan Karakter khuluq dengan “suatu kondisi jiwa yang menyebabkan suatu aktivitas dengan tanpa dipikirkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu. ” 12 Berdasarkan pernyataan yang terkandung dalam pengertian karakter yang dikemukakan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus, yang menjadi pendorong dan penggerak, serta membedakannya dengan individu lain. 13 Dari konsep karakter ini muncul istilah pendidikan karakter caharacter education. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan cognitive, perasan feeling, dan tindakan action. Jadi, yang diperlukan dalam pendidikan karakter tidak cukup dengan pengetahuan lantas melakukan tindakan yang sesuai dengan pengetahuannya saja. 9 Ibid, h. 194. 10 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, h. 389. 11 Doni Koesoema Albertus, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: Grasindo, 2010, h. 79-80. 12 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, hal. 511 13 Novan Ardy Wiyani, Membumikan Pendidikan Karakter Di SD, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013, h. 25