Mendidik dengan Metode Hukuman dan Ganjaran

23 contoh teladan tentang perlunya pembinaan akhlak dan rasa kasih sayang serta rasa tenggang rasa dalam diri anak didik sehingga dia mampu hidup saling bergotong royong dalam masyarakat di masa dewasanya. 45 Sebagaimana firman Allah tentang hal ini adalah sebagai berikut:                           “Dan ceritakanlahMuhammad yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam Habil dan Qabil menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua Habil dan tidak diterima dari yang lain Qabil Ia berkata Qabil: Aku pasti a kan membunuhmu”.”Habil berkata: Sesungguhnya Allah menerima korban dari orang- orang yang bertakwa.” QS. Al-Maidah: 27. 46 . Cerita bagi anak-anak, benar-benar dihayati sebagai suatu kenyataan yang hidup serta dapat membentuk dalam jiwanya suatu pola peniruan imitasi tentang sifat dan watak serta nilai yang terkandung di dalam cerita tersebut. Di masa dewasanya cerita demikian berpengaruh dalam jiwanya. 47

6. Media Pendidikan Karakter

Di dalam pendidikan, alatmedia itu sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, sebab alatmedia pembelajaran itu mempunyai peran yang besar dan menentukan terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Menurut Abu Bakar Muhammad yang dikutip oleh Ramayulis, berpendapat bahwa kegunaan alatmedia itu antara lain adalah: 1 mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit, 2 mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik, 3 merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah belajar dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu, 4 membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran, serta 5 menimbulkan kekuatan perhatian ingatan mempertajam, indera, melatihnya, memperhalus perasaan dan cepat belajar. 45 Nur Uhbiyati, op. Cit., h. 112-113 46 Kementrian Agama RI, op.Cit., h. 148-149 47 Nur Uhbiyati, op. Cit., h. 114 24 Dari uraian pendapat-pendapat di atas, jelas peran media itu penting sekali. Begitu pentingnya arti alatmedia itu maka sudah barang tentu di dalam pendidikan Islam perlu dilengkapi dengan berbagai media dan tidak hanya sekedar ceramah saja. Misalnya, tatkala guru mengajarkan materi tentang pelaksanaan haji. Pembelajaran akan lebih mengena jika disajikan dalam bentuk demonstrasi atau filmvideo. Selain itu juga materi ajar membaca al- Qur’an akan lebih tertunjang dengan dibantu dengan video seseorang yang fasih dalam membaca al- Qur’an. Begitu juga dengan pelajaran-pelajaran yang lain. Selain alatmedia yang berupa benda perlu dikembangkan dalam pendidikan Islam, alatmedia yang bukan berupa benda pun perlu juga mendapatkan perhatian yang serius, sebab pada umumnya alatmedia yang bukan berupa benda lebih banyak tujuannya untuk pembentukan pribadi yang baik atau sempurna, sehingga murid-murid akan memiliki akhlak yang luhur dan karakter yang baik. Dengan demikian, apabila pendidikan Islam memanfaatkan dan mengembangkan alatmedia pembelajaran tersebut di dalam pelaksanaan pendidikannya, maka peserta didik akan memiliki pemahaman yang bagus tentang materi yang didapatkan, dan juga akan memiliki moral atau akhlak yang tinggi. Sehingga besar kemungkinan dengan memperhatikan alatmedia pembelajaran itu tujuan pendidikan Islam akan tercapai secara efektif dan efisien. 48

7. Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat, pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Maksudnya, tiga pusat pendidikan secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya. Ketiga penanggung jawab pendidikan ini dituntut melakukan kerja sama di antara mereka baik secara langsung, dengan saling menopang kegiatan yang sama secara sendiri- sendiri maupun bersama-sama. Dengan kata lain, perbuatan mendidik yang 48 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, h. 304-305.