Konsep Efisiensi Kerangka Teori 1. Konsep Risiko Produksi

fleksibel, 4 diversifikasi untuk mengatasi ketidakpastian output dan harga, dan 5 program pemerintah yang mendukung harga dan pendapatan untuk petani Debertin, 1986.

3.1.2. Konsep Efisiensi

Suatu metode produksi dapat dikatakan lebih efisien dari metode lainnya jika metode tersebut menghasilkan output yang lebih besar pada tingkat korbanan yang sama. Suatu metode produksi yang menggunakan korbanan yang paling kecil, juga dikatakan lebih efisien dari metode produksi lainnya, jika menghasilkan nilai output yang sama besarnya. Sumber: Coelli et al. 1998 Gambar 3. Perubahan Teknis antara Dua Periode Menurut Coelli et al. 1998 perubahan teknis akibat adanya perbaikan teknologi akan menggeser kurva fungsi produksi frontier ke atas, sehingga dengan penggunaan input x yang sama akan menghasilkan output y yang lebih besar Gambar 3. Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa pada periode F1, seluruh F1 F0 x y x y y 1 y usahatani dapat secara teknis memproduksi output lebih banyak untuk tiap tingkat input, dibandingkan dengan periode F0. Farrel 1957 dalam Coelli et al. 1998 menyatakan bahwa efisiensi teknis dianggap sebagai kemampuan untuk berproduksi pada isoquant batas, sedangkan alokatif mengacu pada kemampuan untuk berproduksi pada tingkat output tertentu dengan menggunakan rasio input pada biaya minimum. Sebaliknya inefisiensi teknis mengacu pada penyimpangan dari isoquant frontier, sedangkan inefisiensi alokatif mengacu pada penyimpangan dari rasio input pada biaya minimum. Konsep efisiensi dari sisi input diilustrasikan oleh Farrel 1957 dalam Coelli et al. 1998 pada Gambar 4. Konsep efisiensi Farrel ini diasumsikan pada kondisi constant return to scale. Sumber: Farrel 1957 dalam Coelli et al. 1998. Gambar 4. Ukuran Efisiensi S P Q R x 2 y x 1 y S’ A’ A Q’ Pada Gambar 4, kurva isoquant frontier SS’ menunjukkan kombinasi input per output x 1 y dan x 2 y yang efisien secara teknis. Titik P dan Q menggambarkan dua kondisi suatu perusahaan dalam berproduksi menggunakan kombinasi input dengan proporsi input x 1 y dan x 2 y yang sama. Titik P berada di atas kurva isoquant, sedangkan titik Q menunjukkan perusahaan beroperasi pada kondisi secara teknis efisien karena beroperasi pada kurva isoquant frontier. Titik P mengimplikasikan bahwa perusahaan memproduksi sejumlah output yang sama dengan output di titik Q, tetapi dengan jumlah input yang lebih banyak. Maka inefisiensi teknis dari perusahaan adalah ditunjukkan oleh jarak QP, yang merupakan jumlah dimana seluruh input dapat secara proposional dikurangi tanpa penurunan output. Titik Q mengimplikasikan bahwa perusahaan memproduksi sejumlah output yang sama dengan output di titik P, tetapi dengan jumlah input yang lebih sedikit. Jadi, rasio 0Q0P menunjukkan efisiensi teknis TE perusahaan, yang menunjukkan proporsi dimana kombinasi input pada P diturunkan, rasio input per output x 1 y : x 2 y konstan, sedangkan output tetap. Jika harga input tersedia, efisiensi alokatif AE dapat ditentukan. Garis isocost AA’ digambarkan menyinggung isoquant SS’ di titik Q’ dan memotong garis 0P di titik R. Titik R menunjukkan rasio input-output optimal yang meminimumkan biaya produksi pada tingkat output tertentu karena slope isoquant sama dengan slope isocost. Titik Q secara teknis efisien tetapi secara alokatif inefisien karena perusahaan di titik Q berproduksi pada tingkat biaya yang lebih tinggi dari pada di titik Q’. Jarak 0R-0Q menunjukkan penurunan biaya produksi jika produksi terjadi di titik Q’ secara alokatif dan teknis efisien, sehingga efisiensi alokatif AE untuk perusahaan yang beroperasi di titik P adalah rasio 0R0Q. Total efisiensi ekonomi EE adalah didefinisikan sebagai rasio 0R0P. Bentuk umum ukuran efisiensi teknis yang dicapai oleh observasi ke-i pada waktu ke-t didefinisikan sebagai berikut Coelli, 1996: TE i = | , ∗ | , = [exp− ]………….………………......…3.7 dimana nilai TE i antara 0 dan 1 atau 0 ≤ TE i ≤ 1. Pada saat produsen telah menggunakan sumberdaya pada tingkat produksi yang masih mungkin ditingkatkan, berarti efisiensi teknis tidak tercapai karena adanya faktor-faktor penghambat. Penentuan sumber dari inefisiensi teknis tidak hanya memberikan informasi tentang sumber potensial dari inefisiensi, tetapi juga saran bagi kebijakan yang harus diterapkan atau dihilangkan untuk mencapai tingkat efisiensi total Kurniawan, 2008. Battese dan Coelli 1995 dalam Coelli et al. 1998 mengembangkan model efek inefisiensi teknis. Variabel u i yang digunakan untuk mengukur efek inefisiensi teknis diasumsikan bebas dan distribusinya terpotong normal dengan N μ i , σ u 2 . Bentuk umum model inefisiensi teknisnya sebagai berikut: u i = δz i + W i …………………..………..………………………….....…3.8 dimana: z adalah vektor 1×M dari variabel-variabel penjelas yang dapat diamati dan nilainya konstan serta diperkirakan mempengaruhi inefisiensi teknis; δ adalah vektor M×1 dari parameter-parameter skalar yang tidak diketahui dan akan diestimasi yang umumnya diharapkan memasukkan sebuah parameter intersep; dan W i adalah random error term yang diasumsikan bebas dan distribusinya terpotong normal dengan N 0, σ 2 . Tingkat efisiensi teknis akan mempengaruhi produktivitas usahatani. Produktivitas adalah rasio antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan. Hubungan efisiensi teknis dan produktivitas adalah diilustrasikan pada Gambar 5 Coelli et al., 1998. Sumber: Coelli et al. 1998 Gambar 5. Produktivitas, Efisiensi Teknis dan Skala Ekonomi Gambar 5 mengilustrasikan tiga garis yang berasal dari titik 0 yang mengukur produktivitas pada titik data tertentu dan kurva produksi frontier 0F’. Slope masing-masing garis ini adalah yx yang merupakan ukuran produktivitas. Jika usahatani beroperasi pada titik A dan berpindah ke titik B yang efisien secara teknis, slope garis akan menjadi lebih besar, yang menunjukkan produktivitas yang lebih tinggi pada titik B. Jika produksi pindah ke titik C, maka garis dari titik 0 adalah bersinggungan dengan produksi frontier dan merupakan titik maksimum kemungkinan produktivitas. Pergerakan sepanjang garis yang bersinggungan dengan produksi frontier merupakan contoh eksploitasi skala ekonomi. Titik C F’ A B C y x optimal scale adalah titik secara teknis skala optimal. Produksi pada titik lain pada produksi frontier menghasilkan produktivitas yang lebih rendah. Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa produktivitas berbeda dengan efisiensi teknis. Selain itu dari Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa meskipun usahatani dapat secara teknis efisien tetapi masih dapat untuk meningkatkan produktivitasnya dengan mengeksploitasi skala ekonomi.

3.1.3. Konsep Alokasi Sumberdaya dengan Adanya Risiko Produksi