2.1.2. Studi Mengenai Efisiensi
Penelitian mengenai efisiensi sudah banyak dilakukan. Beberapa diantaranya adalah studi Sukiyono 2004, Tajerin et al. 2005, Adhiana 2005,
Kibaara 2005, Tijani 2006 dan Madau 2007. Sukiyono 2004 menggunakan fungsi produksi stochastic frontier untuk
mengkaji efisiensi teknik cabai merah di Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas variabel bebas
adalah signifikan dan mempunyai tanda yang sesuai dengan yang diharapkan kecuali tenaga kerja yang mempunyai tanda negatif. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa efisiensi teknik yang dicapai oleh petani antara 9.01 persen hingga 99.05 persen dengan rata-rata 61.20 persen dan lebih dari 60 persen petani
menjalankan usahataninya di atas 50 persen efisien secara teknik. Tajerin et al. 2005 menggunakan fungsi produksi stochastic frontier
untuk mengkaji tingkat efisiensi teknis produktivitas dan efek inefisiensi teknis pada budidaya ikan kerapu dalam keramba jaring apung di Lampung. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat efisiensi teknis yang diterima oleh petani ikan kerapu di jaring apung kandang adalah 0.76 dan relatif mulus
karena koefisien variasinya adalah 0.18. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor-faktor internal pada yang berpengaruh pada efek inefisiensi teknis
budidaya ikan kerapu dalam keramba jaring apung di Lampung adalah pangsa pendapatan dari usaha budidaya ikan kerapu terhadap total pendapatan keluarga,
pelatihan budidaya ikan kerapu, pendapatan per kapita dan umur pembudidaya ikan.
Berbeda dengan studi Sukiyono 2004 dan Tajerin et al. 2005, kajian Adhiana 2005 menggunakan fungsi produksi stochastic frontier dan fungsi
biaya dual untuk mengkaji efisiensi ekonomi usahatani lidah buaya di Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata petani lidah buaya di daerah
penelitian cukup efisien secara teknis dan alokatif, namun belum efisien secara ekonomis. Model fungsi produksi stochastic frontier yang digunakan terdiri dari 6
variabel penjelas. Nilai efisiensi teknis rata-rata petani responden bernilai 0.813 dan rata-rata nilai efisiensi alokatif dan ekonomis masing-masing petani bernilai
0.707 dan 0.547. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi tingkat efisiensi teknis petani responden adalah umur, pendidikan, dan pengalaman, sedangkan
faktor manajemen dan pendapatan luar usahatani tidak berpengaruh nyata. Selain itu juga ditemukan bahwa supply chain rantai pasokan pada usahatani lidah
buaya belum berjalan secara efisien. Kibaara 2005 mengkaji mengenai efisiensi teknis dan menentukan
karakteristik sosial ekonomi dan manajemen yang mempengaruhi efisiensi teknis produksi jagung di Kenya dengan menggunakan fungsi produksi stochastic
frontier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi teknis produksi jagung di Kenya adalah 0.490 dan usahatani monokultur jagung lebih efisien
daripada usahatani tumpang sari jagung. Karakteristik sosial ekonomi petani jagung seperti lamanya pendidikan formal, umur, kesehatan, gender dalam rumah
tangga, penggunaan mesin dan pendapatan di luar usahatani berdampak pada efisiensi teknis produksi jagung. Selain itu penggunaan bibit hibrida yang dibeli
dapat meningkatkan efisiensi teknis produksi jagung.
Tijani 2006 menggunakan fungsi produksi stochastic frontier translog untuk mengkaji efisiensi teknis usahatani padi di lahan Ijesha di Nigeria. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi teknis usahatani padi adalah 0.866, maka dalam jangka pendek ada peluang untuk meningkatkan efisiensi
teknis usahatani padi di lokasi penelitian. Studi ini juga menunjukkan bahwa efisiensi secara positif dan signifikan berkaitan dengan aplikasi metode persiapan
yang tradisional dan pendapatan di luar usahatani. Madau 2007 juga menggunakan fungsi produksi stochastic frontier
tranlsog dan Cobb-Douglas untuk mengkaji efisiensi teknis pada usahatani sereal konvensional dan organik di Italia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani
sereal konvensional lebih efisien dibandingkan dengan usahatani sereal organik dan efisiensi berperan penting dalam faktor-faktor produksi yang mempengaruhi
produktivitas sereal organik. Namun, hasil penelitian ini tidak dapat menjadi generalisasi bagi usahatani sejenis lainnya. Sehingga penelitian lanjutan
diperlukan untuk memperoleh informasi lebih lanjut yang dapat menghasilkan implikasi kebijakan pada usahatani sereal organik.
Berdasarkan gambaran studi terdahulu mengenai efisiensi usahatani maka dapat disimpulkan bahwa studi mengenai efisiensi sudah banyak dilakukan
dengan aspek kajian, model dan komoditi yang berbeda. Misalnya ada yang menggunakan fungsi produksi stochastic frontier translog, fungsi produksi Cobb-
Douglas dan fungsi biaya dual untuk menganalisis efisiensi ekonomi usahatani.
2.1.3. Studi Mengenai Risiko dan Efisiensi