Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
persentasenya pun semakin rendah. Akan tetapi pada rata-rata kelas eksperimen level 3 lebih besar dari pada level 2, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil level 3 lebih besar dari pada level 2 karena siswa dapat menganalisis soal dengan baik sehingga pada level 3 rata-rata yang diperoleh lebih tinggi
dibandingkan dengan level 2. Rata-rata level literasi sains pada pretest ini kelas kontrol memperoleh
rata-rata yang lebih besar, hanya pada level 1 dan 3 saja rata-rata terbesar diperoleh kelas eksperimen. Perolehan rata-rata siswa pun hanya pada level 1
saya yang mencapai 50, sisanya masih dibawah 50. Menurut Gustia Angraini dalam penelitiannya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya
literasi sains siswa adalah materi pelajaran yang belum pernah dipelajari, siswa tidak terbiasa mengerjakan soal yang menggunakan wacana dan guru kurang
membiasakan proses
pembelajaran yang
mendukung siswa
dalam mengembangkan literasi sains.
2
Setelah pembelajaran nilai posttest literasi sains siswa pada tiap levelnya meningkat baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengalami
peningkatanyang cukup signifikan hal ini ditunjukan pada tabel 4.6. kelas eksperimen mengalami peningkatan dari pretest ini terlihat dari ketercapaian nilai
rata-rata kelas eksperimen lebih dari 50. sedangkan kelas kontrol yang mendapat rata-rata lebih dari 50 terdapat pada level 1 sampai dengan level 4, untuk level 5
dan 6 rata-ratanya masih dibawah 50. Dalam hal ini siswa juga mampu memenuhi aspek kompetensi yaitu siswa dapat mengidentifikasi masalah ilmiah,
menjelaskan fenomena secara ilmiah dan menggunakan bukti-bukti ilmiah. Kedua aspek tersebut berkaitan dengan konteks materi yaitu keanekaragaman hayati,
karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan permasalahn yang terjadi disekitar.
Pada kelas eksperimen yang diberikan
Integrated Reading and Writing Task
berbasis
Problem Based Learning
lebih baik peningkatan literasi sainsnya dibandingngkan dengan kelas kontrol. Hal ini terjadi karena IRWT berbasis PBL
2
Gustia Angraini, Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMA Kelas X Di Kota Solok, dalam Prosiding Mathematic and Science Forum 2014, h. 167
adalah salah satu pembelajaran dimana siswa memerlukan pemahaman membaca dan menulis, sehingga siswa dapat memahami materi yang ada. Pemberian IRWT
berbasis PBL ini terdapat 4 part.
Part 1
yaitu
Reading
, pada
part 1
ini siswa disajiakan sebuah artikel yang berkaitan dengan isu terkini mengenai
keanekaragaman hayati nasional, siswa diminta untuk membaca dan memahami artikel tersebut. Selanjutnya part 2 yaitu
Conceptual Construction
, pada
part 2
ini siswa disajikan 7 pertanyaan mengenai artikel yang disajikan. Pertanyaan pada
part 2
ini disesuaikan dengan sintaks pada
Problem Based Learning
, dimana pertanyaannya berbasis masalah yang ada pada artikel yang telah disajikan.
Selanjutnya
part 3
yaitu
Concept Mapping
, pada
part 3
ini siswa diminta untuk membuat peta konsep mengenai artikel yang telah disajikan. Peta konsep ini
sendiri dapat menjadi tolak ukur apakah siswa sudah memahami artikel atau tidak. Dan yang terakhir
part 4
yaitu
Conclusion
, pada
part 4
ini siswa diminta untuk membuat kesimpulan dari artikel yang telah di sajikan sebelumnya.
Integrated Reading and Writing Task
berbasis
Problrm Based Learning
ini juga berkaitan dengan literasi sains. Pada IRWT berbasis PBL siswa juga harus
dapat mengidentifikasi permasalahan ilmiah yang ada, selain itu siswa juga harus dapat menjelaskan fenomena secara ilmiah dan memberikan bukti-bukti ilmiah.
Hal tersebut dapat dilakukan oleh siswa apabila siswa dapat memahami bacaan. Konteks bacaan yang diberikan kepada siswa juga masalah-masalah yang terjadi
disekitar. Pemberian bacaan ini disesuaikan dengan indikator pembelajaran yang difokuskan lagi kedalam penemuan hewan dan tumbuhan yang menambah
keanekaragaman hayati di Indonesia pada pertemuan pertama dan tentang kepunahan hewan endemik Indonesia yang berada di negara lain.
Pada IRWT berbasis PBL yang terbagi 4 part, memiliki keterkaitan antar partnya. Hal ini berkaitan erat dengan pemahaman membaca dan menulis. Apabila
siswa dapat mengerjakan IRWT berbasis PBL dengan baik maka siswa tersebut memiliki pemahaman membaca dan menulis dengan baik. Jika siswa tidak dapat
memahami suatu teks bacaan maka siswa tersebut tidak akan dapat menuliskan kembali apa yang mereka pahami baik dalam bentuk pertanyaan ataupun
deskripsi. IRWT berbasis PBL adalah salah satu pembelajaran yang membiasakan
siswa untuk mengadapi teks bacaan, karena literasi sains banyak menggunakan wacana, sehingga IRWT berbasis PBL dapat membantu siswa untuk
meningkatkan literasi sains. Berdasarkan tabel 4.7 hasil rata-rata IRWT berbasis PBL mengalami
peningkatan dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama rata-ratanya sebesar 77.43 dengan kategori baik, pada pertemuan kedua
rata-ratanya sebesar 80.69 dengan kategori baik sekali. Ini menunjukan bahwa siswa dapat mengerjakan IRWT berbasis PBL dengan baik. Hasil ini juga
menunjukan bahwa siswa dapat memahami bacaan dan dapat menuliskan kembali apa yang mereka pahami dengan menjawab pertanyaan, membuat peta konsep dan
membuat kesimpulan sesuai dengan artikel yang telah mereka baca. Hal ini sesuai dengan penelitian Esti Maras, Saeful K dan Selly F dalam penelitiannya
menyatakan pemberian tugas awal yang terdiri dari bahan bacaan yang meliputi strategi membaca dan menulis dengan menggunakan metode SQRW
Survey, Question, Reading and Writing
dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan scientific inquiry dan pemahaman konsep, yang
difokuskan pada materi pembelajaran fisika. Penerapan strategi membaca dan menulis pada tugas awal dapat meningkatkan literasi fisika siswa.
3
Pemberian IRWT pada kelas eksperimen berpengaruh terhadap literasi sains siswa, hal ini dikarenakan pada IRWT terdapat tahapan yang sangat panjang.
Sedangkan pada kelas kontrol hanya diberikan LKS dengan tahapan yang sederhana, sehingga terjadi perbedaan hasil yang didapat antara kedua kelas
tersebut. Pada saat pembeajaran terlihat kelas eksperimen lebih antusias dibandingkan dengan kelas kontrol karena IRWT memiliki tahapan yang panjang
sehingga semangat belajar peserta didik lebih terpacu, sedangkan kelas kontrol yang hanya diberikan LKS semangat belajarnya lebih rendah karena tahapan pada
LKSnya sangat sederhana sehingga siswa tidak terlalu terpacu semangat belajarnya. Perbedaan IRWT dengan LKS terdapat pada
Concept Mapping
,
3
Esti Maras I, Saeful K, dan Selly F. 2013, Penerapan Strategi Membaca dan Menulis pada Tugas Awal salam Pembelajaran IPA Bertema Ultrasound untuk Meningkatkan Literasi Fisika SMP
, dalam Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2013, Bandung, 3-4 Juli
2013, h. 88-91
dimana siswa akan lebih paham dengan materi karena siswa membangun sendiri pengetahuan melalui membaca artikel yang ada. Selain itu, pada IRWT terdapat 7
pertanyaan dan kesimpulan sedangkan pada LKS hanya terdapat 4 pertanyaan dan kesimpulan. Dari penemuan saat penelitian, peneliti menemukan bahwa kelas
eksperimen lebih bersungguh-sunguh dalam proses pembelajaran karena pemberian IRWT lebih banyak tahapan dibandingkan dengan LKS biasa yang
diberikan kepada kelas kontrol. Dari lembar observasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat
perbedaan. Dari 8 sintaks PBL pada pembelajaran baik pertama maupun pembelajaran kedua, seluruh observer memberikan penilaian yang berbeda. Tetapi
dari ke-8 sintaks tersebut ada observer yang menganggap bahwa tidak seluruh sintask PBL tercapai. Hal ini dikarenakan siswa tidak terbiasa menggunakan
pembelajaran PBL, sehingga pembelajaran baik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak mendapatkan nilai 100. Akan tetapi, rata-rata baik pada
pertemuan pertama dan kedua lebih baik kelas eksperimen, Karena kelas eksperimen cepat menyesuaikan pembelajaran yang ada.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Integrated Reading and Writing Task
berbasis
Problem Based Learning
memiliki pengaruh terhadap literasi sains siswa. Hal ini disebabkan oleh karakteristik soal literasi sains kebanyakan
meggunakan wacana, sehingga IRWT berbasis PBL berpengaruh terhadap literasi sains karena IRWT berbasis PBL menggunakan strategi membaca dan menulis
yang menggunakan sintaks PBL dengan permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang terjadi disekitar kita. Hal ini lah yang membuat siswa pada
kelas ekperimen memiliki literasi sains yang baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
67