Pelaksanaan Pembelajaran Problem Based Learning

No Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa bersifat tidak teridentifikasikan dengan jelas ill-defined permasalahan yang diberikan. Memberikan sedikit fakta di seutar konteks permasalahan. Melakukan analisis terhadap fakta sebagai dasar dalam menemukan permasalahan. 2. Mendefinisikan Masalah Mendorong dan membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasarn intrapersonal dan kemampuan awal prior knowledge untuk memahami masalah. Dengan menggunakan kecerdasan intrapersonal dan kemampuan awal prior knowledge berusaha memahami masalah Membimbing siswa secara bertahap untuk mendefinisikan masalah. Berusaha mendefinisikan permasalahan dengan menggunakan parameter yang jelas. 3. Mengumpulkan Fakta Membimbing siswa untuk melakukan pengumpulan fakta Melakukan pengumpulan fakta dengan menggunakan pengalaman-pengalaman yang sudah diperolehnya Membimbing siswa melakukan pencarian informasi dengan berbagai carametode. Melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara serta dengan menggunakan kecerdasan majemuk yang dimiliki. Membimbing siswa melakukan pengelolaan informasi Melakukan pengelolaanpengaturan informasi information management yang telah diperoleh, dengan berpatokan No Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa pada: a. Know, yaitu informasi apa yang diketahui b. Need to know, yaitu informasi apa yang dibutuhkan c. Need to do, apa yang akan dilakukan dengan informasi yang ada. 4. Menyusun Hipotesis Dugaan Sementara Membimbing siswa untuk menyusun jawabanhipotesis dugaan sementara terhadap permasalahan yang dihadapi. Membuat hubungan-hubungan antar berbagai fakta yang ada Membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan majemuk dalam menyusun hipotesis Menggunakan berbagai kecerdasan majemuk untuk menyusun hipotesis Membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan interpersonal dalam mengungkapkan pemikirannya. Menggunakan kecerdasan interpersonal untuk mengungkapkan pemikirannya. Membimbing siswa untuk menyusun alternative jawaban sementara Berusaha menyusun beberapa jawaban sementara 5. Melakuakan Penyelidikan Membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap informasi dan data yang telah diperolehnya Melakukan penyelidikan terhadap data dan informasi yang telah diperoleh Dalam membimbing siswa melakukan penyelidikan, Dalam melakukan penyelidikan siswa No Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa guru membuat struktur belajar yang memungkinkan siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk mengetahui dan memahami dunianya. menggunakan kecerdasan majemuk yang dimilikinya untuk memahami dan memberi makna data dan informasi yang ada 6. Menyempurnakan Permasalahan yang tekah didefinisikan Membimbing siswa melakukan penyempurnaan terhadap masalah yang telah didefinisikan Melakukan penyempurnaan masalah yang telah dirumuskan. 7. Menyimpulkan alternative pemecahan masalah secara kolaboratif Membimbing siswa untuk menyimpulkan alternative pemecahan masalah secara kolaboratif Membuat kesimpulan alternative pemecahan masalah secara kolaboratif 8. Melakukan pengujian hasil solusi pemecahan masalah Membimbing siswa melakukan hasil solusi pemecahan masalah Melakukan pengujian hasil solusi pemecahan masalah. Menurut Arends, sintaks untuk model Problem Based Learning PBL dapat disajikan seperti pada tabel berikut: 24 Tabel 2.2 Sintaks Problem Based Learning Fase Perilaku Guru Fase 1: Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada peserta didik Guru membahas tujuan pembelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistic penting, dan memotivasi 24 Richard I. Arends,Op Cit h. 394 Fase Perilaku Guru peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah Fase 2: mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas –tugas yang terkait dengan permasalahannya Fase 3: Membantu investigasi mandiri dan kelompok Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi Fase 4: Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya dan memamerkan Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang tepat seperti laporan, rekaman video, dan model –model, dan membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses –proses yang mereka gunakan Langkah – langkah dalam PBL di bagi menjadi 5, yaitu: 1. Mengorientasikan siswa pada masalah, 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar, 3. Memandu siswa untuk menyelidiki secara individu atau kelompok, 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja siswa, dan 5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.

d. Keuntungan Pembelajaran Problem Based Learning

Menurut Gick and Holyoak dalam Ali Mushon menyatakan bahwa, beberapa keuntungan yang diperoleh karena adanya penggunaan metode PBL dalam pembelajaran meliputi: 25 1 Motivasi. PBL membuat siswa terlibat dalam pembelajaran karena mereka menanggapi disonansi dan mereka merasa diberdayakan sehingga berdampak pada hasil investigasi 2 Relevansi dan konteks. PBL menawarkan siswa atas jawaban yang jelas dari pertanyaan. 3 Pemikiran tingkat tinggi. Scenario masalah terstruktur membuat pemikiran kritis dan kreatif muncul. 4 Belajar bagaimana belajar. PBL mempromosikan metakognisi dan pembelajaran mandiri dengan meminta siswa menghasilkan strategi mereka sendiri untuk definisi masalah, pengumpulan informasi, analisis data, dan membangun hipotesis dan pengujian. 5 Autentik. PBL melibatkan siswa dalam informasi dengan mengingat dan menggunakan informasi pada masa belajar untuk menunjukan pemahaman. Keunggulan metode PBL ini dapat memotivasi siswa dalam belajar, memahami konteks dan relevansinya, meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi, meningkatkan pembelajaran mandiri dan penguasaan metakognitif, dan memperoleh pengetahuan baru sendiri.

4. Literasi Sains

a. Definisi Literasi Sains

Literasi sains menurut National Science Education Standards dalam Elsy Zuriani menyatakan bahwa “ scientific literacy is knowledge and understanding of scientific concepts and processes required for personal decision making, participation in civic and cultural affairs, and economic 25 Ali Mushon, Op Cit, h. 175 productivity ”. 26 Anderson dalam Hayat Hokayem, dkk menjelaskan bahwa literasi sains sangat penting sebagai agen materi dan lembaga sosial.literasi sains sebagai agen bahan membantu individu untuk memahami alam, sedangkan lembaga sosial membantu individu untuk berkomunikasi secara efisien dengan satu sama lain, untuk mencari pekerjaan, dan merasa nyaman di dunia sains yang kontemporer. 27 Literasi sains menurut PISA-OECD Programme for International Student Asssessment – Organization for Economic Cooperation and Development dalam Djuniar Rahmanutinnisa H, didefinisikan sebagai berikut “ the capacity to use scientific knowledge, to identify questions and to draw evidence – based conclusions in order to understand and help make decisions about the natural world and the changes made to it through human activity ” 28 Literasi sains dapat didefinisikan sebagai cara menggunakan pengetahuan dan kemampuan ilmiah, untuk mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang ada agar dapat membuat keputusan dan menerapkannya pada kehidupan sehari –hari.

b. Dimensi Literasi Sains

Menurut Pusat Perkembangan Kurikulum Malaysia dalam Mohd Ali Ibrahim dan Nor Hafiz Mohd Aspar menjelaskan bahwa, pengetahuan sains adalah satu hasil usaha manusia dalam mencari penyelesaian yang rasional mengenai fenomena yang terjadi. Penjelasan itu merangsang dan seterusnya memberikan pemahaman tentang wujudnya undang –undang, prinsip–prinsip, peraturan yang terjadi dan kaitannya dengan kejadian yang terjadi.Selain itu 26 Elsy Zuriani, Literasi Sains Pendidikan , dari sumsel.kemenag.go.idfilefileTULISANwagj1343099486.pdf diunduh pada tanggal 24 Desember 2014, pukul 19.00 WIB 27 Hayat Hokayem, dkk., Scientific Literacy in Lebanese Biology National Exam: a Case Study Comparing PrePost Exam, dalam Journal International Education Vol. 44 no. 1, fall, 2014, h. 77 28 Djanuar Rahmatunnisa Haristy, dkk., Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Pada Materi Larutan Elektrolit dan non-Elektrolit di SMA Negeri 1 Pontianak 2013. dari jurnal.untan.ac.idindex.phpjpdpbarticledownload40024033 diunduh pada tanggal 24 Deaember 2014, pukul 20.00 WIB pengetahuan pendidikan sains memberikan kesempatan kepada pelajar memperoleh pemahaman dan prinsip sains secara terpadu dan dapat menghubungkan pemahaman sanitifik tersebut dengan fenomena alam yang terjadi dan pengalaman sehari –hari. 29 Pada PISA 2015 definisi literasi sains dapat dicirikan sebagai terdiri dari empat aspek yang saling terkait, sebagai berikut: 30 Tabel 2.3 Dimensi Literasi Sains Dimensi Literasi Sains Penjelasan Konteks Kepribadian, local, isu nasional dan global, baik saat ini maupun sejarah, yang menuntut beberapa pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengetahuan Pemahaman utama tentang fakta- fakta, konsep dan penjelasan teori yang membentuk dasar pengetahuan ilmiah. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang alam dan artefak teknologi content knowledge , pengetahuan tentang bagaimana ide-ide tersebut diproduksi procedural knowledge dan pemahaman tentang alasan yang mendasari untuk prosedur ini dan pembenaran untuk mereka 29 Mohd Ali Ibrahim dan Nor Hafiz Mohd Aspar, Tahap Literasi Sains Di Kalangan Pelajar Tingkatan Empat Sekolah Aliran Agama Di Daerah Hilir Perak, dalam Journal of Scicence and Mathematics Educational Vol. 2, Juni 2011 h. 102-112 30 OECD, Pisa 2015 Draft Science Framework , 2013, dari http:www.oecd.orgpisapisaproductsDraft20PISA20201520Science20Framework20.p df diunduh pada tanggal 26 Desember 2014, pukul 15.00 WIB

Dokumen yang terkait

Perbedaan keterampilan generik sains siswa yang diajar dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PJBL) pada konsep bakteri

13 145 275

PENGARUH SKILL ARGUMENTASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP LITERASI SAINS SISWA SMP

3 24 50

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Memecahkan Masalah Pada Konsep Keanekaragaman Hayati

1 13 250

MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) BERBASIS CIRC Meningkatkan Komunikasi Matematika Melalui Model Pembelajaran Pbl (Problem Based Learning) Berbasis Circ (Cooperative Integrated Reading And Compos

0 2 17

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X.

1 12 41

PENGARUH PEMBERIAN INTEGRATED READING AND WRITING TASK DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN TEMA MESIN UAP TERHADAP PENINGKATAN LITERASI FISIKA SISWA SMP.

2 4 44

EMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SD.

11 39 51

Developing teaching strategies based on reflective pedagogy for integrated reading and writing.

0 0 223

Pengembangan Bahan Ajar Keanekaragaman Hayati berbasis Problem Based Learning untuk Membangun Kesadaran Lingkungan Hidup Siswa di SMA Negeri 1 Menyuke.

0 2 20

PENGARUH SKILL ARGUMENTASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP LITERASI SAINS SISWA Arina Khusnayain

0 0 8