Kerangka Berpikir LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Paradigma dan Pendekatan Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. 1 Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini ialah post-positivisme. Menurut John W. Creswell, post-positivisme. yaitu suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh melalui fenomena yang empiris, dapat diamati dan dapat diukur serta diujikan dengan metode ilmiah. Pengetahuan yang berkembang melalui kacamata post-positivis selalu berdasarkan pada observasi dan pengujian yang sangat cermat terhadap realitas objektif yang muncul di dunia “luar sana”. Menurut pandangan post-positivis melakukan observasi dan meneliti perilaku individu dengan berlandaskan pada ukuran angka-angka yang dianggap sebagai aktivitas yang penting. 2 Paradigma Post-positivisme menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam kegiatan penelitiannya. Akibatnya muncul hukum atau teori yang mengatur dunia yang menuntut adanya pengujian dan verifikasi atau kebenaran teori-teori 1 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, Kencana Prenadamedia Group: Jakarta, 2012, Cet. Ke-2, h. 42. 2 Krisyanidayati, Perbandingan kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Terhadap Progrma Berita di TV One dan Metro TV Skripsi, Jurusan Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 38. tersebut agar dapat dipahami oleh manusia. Dalam penelitian teori uses and gratification merupakan pedoman untuk merancang penelitian ini. Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis yakni pendekatan kuantitatif. Pendekatan ialah seperangkat gagasan yang melukiskan karakter situasi yang memungkinkan pengambilan tindakan. Sedangkan Wimmer Dominick 2000:102 menyebut pendekatan dengan paradigma, yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. 3 Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. 4 Dalam penelitian kuantitatif, peneliti dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data. Artinya, periset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri. Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reliabilitas dan validitas. Oleh karena itu digunakan uji statistik untuk menganalisis data. Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri: 5 3 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, Cet. Ke-2, h. 50. 4 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, Cet. Ke-2, h. 57. 5 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, Cet. Ke-2, h. 57-58. - Hubungan riset dengan subjek: jauh. Periset menganggap bahwa realitas terpisah dan ada diluar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya. - Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori, biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrumen kuesioner yang kurang valid. - Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel. - Prosedur riset rasional-empiris, artinya penelitian berangkat dari konsep- konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan. Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan dan pengaruh serta perbandingan antarvariabel, memberikan deskriptif statistik, menafsir dan meramalkan hasilnya. 6 6 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2013, Cet Ke-1, h. 110.