Kinerja Keuangan Ketersediaan bahan baku

DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA KUKM PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA +,-.01,, 5 - 62 L A P O R A N A K H I R PENGKAJIAN STRATEGIS TAHAP LANJUT SENTRA BISNIS UKM PASCA DUKUNGAN PROGRAM PERKUATAN pembangunan ataupun revitalisasi sebuah LKM, menurutnya, bervariasi antara Rp 50 juta hingga Rp 1 miliar, tergantung cakupan usaha. Hingga saat ini, jelasnya, total dana SUP-005 yang sudah disalurkan untuk sektor UMK ini mencapai 70 hingga 80 persen dari total Rp 3,1 triliun yang dicairkan untuk tahun 2005. Rencananya tahun 2006, tambahnya, akan ada pencairan dana SUP-005 tahap berikutnya sebesar Rp 6,7 triliun hingga Rp 6,8 triliun. Akan tetapi berdasarkan data survey yang dilakukan existing condition menunjukkan bahwa sistem perbankan dengan persyaratan-persyaratan teknis yang diberlakukan bagi calon peminjam, sulit untuk dapat berkesesuaian dengan kondisi sebagian besar UKM. Kurangnya dukungan perbankan menunjukkan bahwa sentra bisnis UKM masih belum bankable dari sisi manapun karena dukungan pihak perbankan terhadap sentra bisnis UKM pada obyek kajian masih dibawah 50.

b. Kinerja Keuangan

kinerja keuangan merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui bagaimana kondisi kapasitas bisnis dari sisi keuangan. Pada sentra bisnis UKM, indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah kapasitas bisnis sentra UKM pada 10 sektor. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan melihat perubahan kapasitas bisnis yang meliputi perubahan laba kotor sebelum dan sesudah perkuatan financial. Hal ini dapat kita lihat pada table 5.12 berikut ini. Tabel 5.12 Perubahan laba kotor sentra bisnis UKM pada 10 sektor pasca DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA KUKM PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA +,-.01,, 5 - 63 L A P O R A N A K H I R PENGKAJIAN STRATEGIS TAHAP LANJUT SENTRA BISNIS UKM PASCA DUKUNGAN PROGRAM PERKUATAN Kinerja keuangan yang direpresentasikan oleh perubahan laba kotor yang ditunjukkan oleh tabel 5.12 diatas menunjukkan kinerja positif yaitu peningkatan sebesar 6 sampai dengan 23 pada sentra bisnis UKM. Indikator tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan sentra bisnis UKM mengalami perubahan positif yang signifikan. Perubahan laba kotor sentra bisnis UKM pada 10 sektor on going dapat dilihat pada table 5.13 berikut ini. Tabel 5.13 Perubahan laba kotor sentra bisnis UKM pada 10 sektor on going Sumber : data diolah Data pada tabel 5.13 diatas juga menunjukkan kinerja sentra bisnis UKM yang menggembirakan yaitu rata-rata kenaikan laba kotor sebesar 13.8 sampai dengan 17.7. Pada sentra bisnis UKM di 10 sektor on going fluktuasi kenaikan laba kotor lebih merata apabila dibandingkan dengan pasca. c. Pertimbangan Pajak Sistem perpajakan yang tidak mendukung daya saing. Kasus yang sering dikeluhkan adalah lambatnya restitusi Pajak Pertambahan Nilai PPN, sehingga praktis produk-produk dalam negeri harus menanggung beban pajak berlebihan bila dibandingkan dengan produk-produk negara pesaing. 5.1.7.4 P RODUKSI

a. Ketersediaan bahan baku

Tersedianya bahan baku yang melimpah memungkinkan untuk penetapan harga yang kompetiitif sehingga dapat melakukan penetrasi DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA KUKM PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA +,-.01,, 5 - 64 L A P O R A N A K H I R PENGKAJIAN STRATEGIS TAHAP LANJUT SENTRA BISNIS UKM PASCA DUKUNGAN PROGRAM PERKUATAN pasar baik domestik maupun internasional. Untuk mengetahui komposisi bahan baku dapat dilihat pada gambar 5.7 berikut ini. Gambar 5.7 Komposisi Perolehan Bahan Baku Untuk Mendukung Proses Produksi Pada 10 Sektor Sentra Bisnis UKM Sumber :data diolah Pada gambar 5.7 diatas dapat dilihat bahwa 86 bahan baku pada 10 sektor industri berasal dari local. Kondisi tersebut akan menghasilkan kompetisi harga yang representative dari hasil hasil produk yang dihasilkan pada 10 sektor industri.

b. Personalia