Kemampuan Mendapatkan Modal Jangka Pendek dan Jangka Panjang

DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA KUKM PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA +,-.01,, 5 - 59 L A P O R A N A K H I R PENGKAJIAN STRATEGIS TAHAP LANJUT SENTRA BISNIS UKM PASCA DUKUNGAN PROGRAM PERKUATAN Data pada tabel 5.9 dan 5.10 menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh pelaku bisnis pada sentra bisnis UKM baik yang pasca maupun on going sudah mengarah pada perbaikan kualitas. Jawaban dari responden sekitar 13 sampai dengan 63 sudah melakukan perbaikan mutu terhadap produk-produk yang dihasilkan. Tapi dari responden juga menggunakan strategi penurunan harga dan responden yang menjawab menggunakan strategi harga murah berkisar antara 10 sampai 43, dan responden yang menurunkan biaya produksi berkisar antara 1 sampai 30 pada 10 sektor. Kecenderungan melakukan penurunan harga dan menurunkan biaya produksi akan menimbulkan ekses negative terhadap konsumen. Konsumen retail memang menginginkan harga yang murah dengan asumsi kualitas nomor 2 sedangkan buyer reseller akan melakukan penekanan harga sebesar-besarnya untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Kedua strategi tersebut sangat tidak menguntungkan dari pelaku bisnis di sentra UKM. 5.1.7.3 K EUANGAN

a. Kemampuan Mendapatkan Modal Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Bila melihat perkembangan perbankan nasional pada tahun 2004, secara keseluruhan kinerja keuangan perbankan memang mengalami peningkatan. misalnya, untuk capital adequacy ratio CAR rata-rata perbankan sudah encapai di atas 15. Angka ini lebih tinggi dari ketentuan Bank Indonesia BI yang mensyaratkan minimal CAR 8. Kondisi itu menunjukkan bahwa dari segi kecukupan modal, bank-bank tidak mempunyai masalah. Begitu pula dengan non performing loans NPL atau kredit bermasalah yang juga mengalami penurunan. Tetapi, kalau dilihat dari posisi loan to deposit ratio LDR, angka rata-ratanya hanya 48. Angka LDR sebesar itu masih di bawah angka normal. Idealnya, nilai LDR perbankan mencapai 80 sampai dengan 120. Memang, kalau dilihat, bank-bank yang beraset besar itu belum mampu menyalurkan kredit secara optimal. Itu berarti, ada dana yang tidak masuk ke sektor riil. Disinilah letak permasalahannya, perbankan belum DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA KUKM PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA +,-.01,, 5 - 60 L A P O R A N A K H I R PENGKAJIAN STRATEGIS TAHAP LANJUT SENTRA BISNIS UKM PASCA DUKUNGAN PROGRAM PERKUATAN menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik, walaupun sudah terjadi perubahan secara perlahan-lahan. Dari segi lain, dilihat dari sisi nasabah bank, terutama dana masyarakat, ternyata, pertumbuhannya masih relatif kecil, sebab kalau dilihat dari triwulan kedua ke triwulan ketiga 2004, pertumbuhannya hanya mencapai 2,9. Sedangkan pertumbuhan kreditnya hanya mencapai 6,8. Jadi sekarang ini, dana masyarakat yang masuk ke sektor perbankan relatif rendah karena mendapat saingan dari reksa dana. Sehingga, banyak dana masyarakat yang masuk reksa dana, yang suku bunganya relatif tinggi dan belum dikenai pajak. Peranan perbankan merupakan salah satu indikator penting apakah funding support terhadap sentra UKM telah berperan sepenuhnya, dukungan yang besar terhadap sentra merupakan salah satu bentuk konkret bahwa pelaku usaha didukung sepenuhnya oleh pihak perbankan, berkaitan dengan dukungan permodalan dari lembaga keuangan. Masalah yang dihadapi oleh sentra bisnis UKM masih berkutat pada terbatasnya biaya investasi. Sementara, pada saat yang sama informasi dan akses para pelaku UKM terhadap sumber permodalan, termasuk cara membuat proposal dan administrasi keuangan, masih sangat terbatas. Selain itu, juga karena terbatasnya lembaga pendamping dan tak seimbang dengan jumlah unit UKM, sistem penjaminan tak sesuai kesepakatan, masih senjangnya informasi antara perbankan dan UKM, dan masih rendahnya perhatian lembaga perbankan terhadap UKM. Untuk mengetahui dukungan dari pihak perbankan dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut ini. Tabel 5.11 Peranan lembaga bank terhadap sentra bisnis UKM pada 10 sektor Sumber : Data Diolah DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA KUKM PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA +,-.01,, 5 - 61 L A P O R A N A K H I R PENGKAJIAN STRATEGIS TAHAP LANJUT SENTRA BISNIS UKM PASCA DUKUNGAN PROGRAM PERKUATAN Pada table diatas dapat dilihat bahwa pelaku usaha yang memperoleh dukungan pihak perbankan hanya 33.80 sedangkan 66.2 pelaku usaha didukung oleh lembaga KSPUSP, PEMDA, dan perorangan. Akan tetapi meskipun dukungan lembaga keuangan terhadap sentra bisnis UKM ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam memberikan support terhadap sentra bisnis UKM. Support tersebut adalah suntikan dana sebesar Rp 424 miliar. Dana tersebut merupakan bagian dari program pembiayaan produktif yang berasal dari Kementerian Koperasi dan UKM, Bank Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mandiri, masing-masing sebesar Rp 106 miliar. Pendistribusian dananya akan dilaksanakan melalui 440 lembaga keuangan mikro LKM yang ada di Indonesia, kata Suryadharma seusai penandatanganan nota kerjasama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan PNM dan sektor perbankan. Kementerian Koperasi dan UKM akan menyalurkan dana sebesar Rp 106 miliar yang berasal dari dana program kompensasi pengurangan subsidi-bahan bakar minyak PKPS-BBM tahun anggaran 2005 yang dimiliki Kementerian Koperasi dan UKM. Sementara sisanya Rp 318 miliar yang berasal dari Bank Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mandiri akan disalurkan mulai tahun 2006 mendatang. Selain dana sebesar Rp 424 miliar tersebut, jelas Menteri Koperasi dan UKM, pada tahun 2006 mendatang diperkirakan akan ada tambahan dana lagi bagi program pembiayaan produktif tahun 2006. akan ada tambahan lagi sebesar Rp 400 miliar. Kalau Koperasi dan UKM ada tambahan Rp 200 miliar jadi ada Rp 800 miliar lagi. Di samping akan digunakan untuk program pembiayaan sektor UMK, tambahnya, dana tersebut juga akan diperuntukkan bagi pengembangan LKM di Indonesia, baik pembangunan LKM baru maupun revitalisasi LKM yang sudah ada. Kementerian Koperasi dan UKM sendiri, menurutnya, dalam tiga tahun ke depan memiliki target pengembangan LKM menjadi 5.550 LKM di 440 kabupatenkota di seluruh Indonesia. Dana tersebut akan dipakai sebagai stimulan untuk mendorong LKM. Kalau dananya tidak cukup kita akan ambil dari sumber pendanaan lain seperti SUP-005 dan bantuan IDB, ungkapnya. Besarnya dana yang akan digunakan untuk DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA KUKM PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA +,-.01,, 5 - 62 L A P O R A N A K H I R PENGKAJIAN STRATEGIS TAHAP LANJUT SENTRA BISNIS UKM PASCA DUKUNGAN PROGRAM PERKUATAN pembangunan ataupun revitalisasi sebuah LKM, menurutnya, bervariasi antara Rp 50 juta hingga Rp 1 miliar, tergantung cakupan usaha. Hingga saat ini, jelasnya, total dana SUP-005 yang sudah disalurkan untuk sektor UMK ini mencapai 70 hingga 80 persen dari total Rp 3,1 triliun yang dicairkan untuk tahun 2005. Rencananya tahun 2006, tambahnya, akan ada pencairan dana SUP-005 tahap berikutnya sebesar Rp 6,7 triliun hingga Rp 6,8 triliun. Akan tetapi berdasarkan data survey yang dilakukan existing condition menunjukkan bahwa sistem perbankan dengan persyaratan-persyaratan teknis yang diberlakukan bagi calon peminjam, sulit untuk dapat berkesesuaian dengan kondisi sebagian besar UKM. Kurangnya dukungan perbankan menunjukkan bahwa sentra bisnis UKM masih belum bankable dari sisi manapun karena dukungan pihak perbankan terhadap sentra bisnis UKM pada obyek kajian masih dibawah 50.

b. Kinerja Keuangan