kemampuannya, memantau dan menilai kondisi pasien, menciptakan dan memelihara suasana yang baik antara pasien dan keluarganya, sehingga tercipta
ketenangan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan dan melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar, sehingga tercipta system informasi rumah sakit yang akurat Depkes RI, 2004.
2.5. Landasan Teori
Motivasi bersifat individual, artinya setiap orang termotivasi oleh berbagai pengaruh hingga berbagai tingkat. Faktor yang mempengaruhi motivasi menurut
Herzberg tahun 1952 Maidani, 1991 terdiri dari 2 yaitu Instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik yaitu prestasi, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab,
kemajuan dan pengembangan potensi individu, sedangkan faktor ekstrinsik terdiri dari kebijakan dan administrasi perusahaan, mutu pengendalian teknis,
kondisi kerja, hubungan kerja, pengakuan, keamanan kerja, kehidupan pribadi dan penggajian.
Motivasi perawat dalam menjalankan tugasnya dipengaruhi oleh kesimbangan jumlah tenaga yang ada dengan beban kerja Gillies, 1994. Bila
jumlah perawat kurang dari kebutuhan maka akan mengarah kepada terjadinya frustasi, keletihan, kekecewaan, dan bila jumlah tenaga berlebih akan mendorong
terjadi kejenuhan dan perselisihan antar individu perawat. Jika jumlah klien meningkat maka jumlah kegiatan keperawatan juga akan bertambah sehingga
beban kerja perawat juga bertambah dan akan lebih berat lagi jika tingkat ketergantungan klien lebih banyak berada pada kategori total care yang lebih
banyak membutuhkan waktu direct care dari perawat.
Universitas Sumatera Utara
Keletihan, kelelahan dan kejenuhan yang dialami perawat karena beban kerja yang meningkat dapat menurunkan motivasi perawat sehingga dampaknya
menurunkan kinerja dan kualitas asuhan keperawatan dan pada akhirnya menurunkan tingkat kepuasan klien. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
Illyas 2004 salah satu faktor yang dapat menurunkan motivasi atau keinginan kerja personal adalah tingginya beban kerja.
2.6. Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen
Variabel Dependen
Gambar 2.1. Kerangka Konsep
Motivasi 1.
Instrinsik a.
Prestasi b.
Tanggung Jawab c.
Pengembangan diri 2.
Ekstrinsik a.
Kondisi kerja b.
Pengakuan c.
pendapatan Herzberg dalam Maidani 1991
Beban kerja
a. Tindakan keperawatan
langsung dan tidak langsung b.
Jumlah pasien yang dirawat perharipermingguperbulan
c. Tingkat ketergantungan
d. Rata-rata hari rawatan
Gillies 1994 Kinerja Perawat Pelaksana
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat kita lihat bahwa motivasi dan beban kerja akan memberikan pengaruh kepada kinerja perawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Langsa.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan motivasi dan beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana
di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Dengan rancangan penelitian cross sectional.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Hal ini disebabkan oleh karakteristik responden yang ada dan
juga hasil dari penelitian internal kepuasan pasien di RSUD Langsa yang menyatakan bahwa sebagian besar pasien tidak puas dengan kinerja perawat serta
rasio jumlah tempat tidur dengan jumlah perawat yang ada jumlah tempat tidur 309 dan jumlah perawat 336 orang. Waktu pengumpulan data dilakukan pada
bulan Juli 2014
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa yang berjumlah
336 orang Profil RSUD Langsa 2013
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang mewakili keseluruhan populasi yang akan diteliti Glantz, 2002. Untuk menentukan jumlah
Universitas Sumatera Utara