2.1.2. Teori Motivasi
Secara umum teori motivasi diklasifikasikan menjadi teori isi dan teori proses Swanburg, 2000:283, Ivancevich, Konopaske, Matterson, 2006:148.
Teori isi mengenai motivasi berfokus pada faktor-faktor dalam diri seseorang yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan, dan menghentikan
perilaku.Sedangkan teori proses dari motivasi berkenaan dengan bagaimana prilaku individu didorong, diarahkan, dipelihara, dan diberhentikan.
2.1.2.1 . Teori Isi Motivasi
Termasuk dalam teori ini adalah Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow, Teori ERG Existence, Relatedness, Growth dari Aldrersfer,Teori Dua Faktor
dari Herzberg danTeori Kebutuhan dari McClelland Lambrou, et al, 2010.
2.1.2.1.1 . Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Dasar teori ini adalah manusia merupakan mahluk sosial yang mempunyai keinginan.Manusia dimotivasi oleh suatu keinginan untuk memuaskan berbagai
kebutuhan. Bila kebutuhan tidak terpuaskan akan mempengaruhi tingkah laku manusia tersebut. Namun bila sudah terpenuhi, maka kebutuhan tidak lagi
menjadi motivator. Berry 1998 menyatakan bahwa kebutuhan tersebut disusun dari kebutuhan yang paling dasar sampai kebutuhan yang paling tinggi yaitu;
kebutuhan biologis dan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan nyaman, kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi
diri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kivimaki et al. 1995 menyebutkan
bahwa kepuasan kerja dan motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik
Universitas Sumatera Utara
terkait dengan tingkat job enrichment. Para perawat yang menempati tingkat ‘struktural’ pekerjaan yang tinggi melaporkan kepuasan kerja dan motivasi tinggi.
2.1.2.1.2. Teori Motivasi ERG Aldersfer
Teori ini berusaha untuk mengatasi kekurangan dalam teori Maslow dengan menyelaraskan hirarki kebutuhan melalui penelitian empiris. Menurut Alderfer,
manusia termotivasi oleh tiga kelompok kebutuhan inti, yaitu Keberadaan Existence, kekerabatan Relatedness dan kebutuhan Pertumbuhan Growth.
Kebutuhan eksistensi termasuk kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk menunjukkan keberadaannya, yaitu kebutuhan fisiologis dan kebutuhan
keselamatan. Kebutuhan kekerabatan mengacu pada keinginan manusia untuk mempertahankan pentingnya hubungan interpersonal. Ini adalah. Kelompok
terakhir kebutuhan adalah kebutuhan pertumbuhan, yang mewakili manusia keinginan untuk pengembangan pribadi, pemenuhan diri dan aktualisasi diri
Arnolds and Boshoff, 2002.
2.1.2.1.3. Teori Motivasi Dua Faktor atau Motivation and Hygiene Theory
Herzberg
Frederick Herzberg Hasibuan, 1990 mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi
kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah fisik, rasa aman, dan sosial dan kebutuhan tingkat tinggi prestise dan aktualisasi diri serta
mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.
Menurut Hezberg, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi perusahaan, dan gaji yang memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan
Universitas Sumatera Utara
karyawan. Bila faktor-faktor ini tidak memadai maka orang-orang tidak akan terpuaskan Robbins, 2002. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam
memotivasi bawahan Hasibuan, 1990 yaitu : a.
Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan,
dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu.
b. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama pada faktor
yang bersifat embel-embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya.
c. Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka
akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :
a. Faktor Ekstrinsik Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat
manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini
akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi.
b. Faktor Intrinsik