Analisis Multivariat HASIL PENELITIAN

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa tahun 2014. Tabel 4.16. Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa tahun 2014 Beban kerja Kinerja Total p Baik Kurang Baik f f f Sedang 10 13,0 3 3,9 13 48,1 Rendah 23 29,9 20 26,0 43 55,9 0,187 Tinggi 15 19,5 6 7,8 21 27,3 Jumlah 48 62,3 29 37,7 77 100

4.4. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Analisis regresi logistik adalah suatu pendekatan matematis yang digunakan untuk melihat hubungan satu atau beberapa variabel independen dengan sebuah variabel dependen Hastono, 2007. Hasil analisis hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa dapat dilihat bahwa variabel motivasi instrinsik mempunyai nilai Exp Β 3,314, seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4.16. Tabel 4.17. Uji Regresi Logisik Sederhana Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa tahun 2014 B Sig Exp β Motivasi instrinsik 1,198 0,015 3,314 Constant -2.188 .003 .112 Universitas Sumatera Utara Hasil analisis multivariat hubungan antara motivasi dan beban kerja dengan kinerja menunjukkan bahwa motivasi instrinsik mempunyai nilai Exp Β 3,314. Dengan menggunakan persamaan P= Maka diperoleh nilai P= = = = 0,18 atau sekitar 18 Artinya jika motivasi instrinsik perawat pelaksana dikelola dengan baik maka akan meningkatkan kinerjanya sebesar 18 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini menggambarkan motivasi, beban kerja dan kinerja perawat. Penelitian ini juga menggambarkan hubungan motivasi dan beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana. Tujuh puluh tujuh orang perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa dijadikan sebagai sampel pada pada penelitian ini.

5.1 . Hubungan Motivasi Perawat Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Tahun 2014 Motivasi memberikan dampak langsung terhadap kepuasan kerja. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki oleh individu akan banyak menentukan terhadap kualitas prilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Motivasi merupakan suatu proses dimana kebutuhan kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah pada tercapainya suatu tujuan tertentu Mangkunegara, 2009. Dalam studinya, Herzberg menemukan faktor-faktor yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja lebih sering dihubungkan dengan prestasi, rekognisi, karakteristik pekerjaan, tanggungjawab, dan kemajuan pengembangan. Faktor-faktor tersebut berhubungan dengan hasil yang berkaitan dengan isi content tugas yang dilaksanakan, yang dinamakannya faktor intrinsik. Sedangkan tanda bahwa ketidakpuasan dengan pekerjaan, terutama berhubungan dengan faktor- faktor dalam konteks kerja atau lingkungan Universitas Sumatera Utara