Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian ini antara lain: 1.assesment kerja, 2. assesment autentik dan 3.
portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana peserta didik
menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat
mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan
konteks atau lingkungannya, maka di samping pengembangan kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang
memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana
belajar learning how to learn. Kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi
pembelajaran tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun
pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna. Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal : 1. bagaimana peserta didik dan
evaluator menilai produk hasil akhir proses 2. bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah 3. bagaimana peserta didik akan
menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau
respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal
lainnya. Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta didik maupun dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi bekerja
bersama pihak lain.
2.8.5 Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut adalah beberapa hasil penelitian berkaitan dengan model PBL dan keterampilan membaca peta:
1 Nurhayati, N. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SD Inpres Jono Oge Kecamatan Sigi
Biromaru. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 67 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan Problem
Based Learning pada pembelajaran IPS di SD Inpres Jono Oge, khususnya di kelas IV. Dari tujuan tersebut penelitian ini memberikan manfaat sebagai
berikut :1 meningkatkan aktivitas belajar siswa dan melatih siswa untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus tahun 2015 dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang pada siswa kelas IV SD Inpres Jono Oge yang dilaksanakan
dalam dua siklus yang mana pada setiap siklus dilaksanakn berdasarkan tahapan penelitian sebagai berikut: perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Fokus penelitian ini meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan pendekatan Problem Based Learning dalam proses pembelajaran.
Hasil Penelitian yang dilakukan di kelas IV SD Inpres Jono Oge sebanyak dua siklus menunjukkan hasil bahwa pada dasarnya penerapan pendekatan Problem
Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang didasari pada perolehan rata-rata persentase pada siklus II, dimana hasil pengamatan aktivitas
guru mencapai 94,4 berada di kategori sangat baik. Begitu pula pada hasil pengamatan aktivitas siswa mencapai 93,7 yang juga masuk dalam kategori
sangat baik.
2 Handayani, K. N., Hadi, S. 2015. Peningkatan Kemampuan Analisis Masalah Ekonomi Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Studi Pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA 1 Bae Kudus Tahun Ajaran 20142015. Economic Education Analysis Journal, 41.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan analisis masalah ekonomi dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan
mengetahui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan analisis masalah ekonomi. Subyek penelitian ini
adalah siswa kelas X IIS 3 SMA 1 Bae Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Hasil penelitian ini
diperoleh data kemampuan analisis siswa siklus I nilai rata-rata 73,94 dengan ketuntasan klasikal sebesar 52,94, pada siklus II nilai rata-rata meningkat
menjadi 82,29 dengan ketuntasan klasikal sebesar 82,35, aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I cukup dan pada siklus II meningkat menjadi sangat baik.
3 Riyadi, P. M. S., Pujani, N. M., Si, M., Suswandi, I., Si, M. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal Jurusan Pendidikan Fisika, 21.
Penelitian ini bertujuan untuk 1 meningkatkan hasil belajar fisika siswa, 2 meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, dan 3 mendeskripsikan
respon siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Penebel tahun pelajaran 20152016 terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil analisis
menunjukkan bahwa 1 penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, XKB siklus I = 73,22 dengan
kategori baik, XKB siklus II = 84,04 dengan kategori baik. 2 penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar, untuk aspek
kognitif XK = 81,46, aspek psikomotor XP = 83,69 dan aspek afektif XA = 76,14 siklus I, XHB siklus II yaitu aspek kognitif XK = 83,04, aspek
psikomotor XP = 84,42 dan aspek afektif XA = 81,49 dan 3 tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah berkategori
positif. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar fisika siswa.
4 Fidiati, I., Herpratiwi, H., Asyik, B. 2015. Peningkatan Kemampuan Membaca Peta Pelajaran IPS Melalui Metode Demonstrasi. Jurnal Teknologi
Informasi Komunikasi Pendidikan, 18. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1 desain RPP yang dapat
diimplementasikan ke dalam pembelajaran materi membaca peta lingkungan dengan menggunakan metode demonstrasi, 2 aktivitas pembelajaran materi
membaca peta lingkungan dengan menggunakan metode demonstrasi, 3 pelaksanaan evaluasi hasil belajar materi membaca peta dengan metode
demonstrasi, dan 4 peningkatan kemampuan
membaca peta dengan menggunakan metode demonstrasi. Metode Penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas dengan tiga siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV. Hasil penelitian dapat disimpulkan 1 desain RPP menggunakan
metode demonstrasi
yang meliputi presentasi kelas dan belajar dalam kelompok melalui tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, 2 pelaksanaan
pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas siswa 3 sistem evaluasi pembelajaran dilakukan dengan 4 pencapaian KKM pada
siklus pertama sebanyak 48, siklus kedua 68, dan siklus ketiga 84.
5 Prabowo, D. 2015. Peningkatan Membaca Peta Lingkungan Provinsi Setempat Dengan Strategi Picture And Picture Learning Mata Pelajaran IPS
Kelas IV SD Negeri 01 Gagaksipat Boyolali Tahun Pelajaran 20142015 Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan siswa dalam membaca peta lingkungan provinsi setempat dengan menggunakan skala sederhana melalui
strategi Picture and Picture Learning. pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
20142015. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek pemberi tindakan adalah guru dan subyek penerima tindakan adalah siswa
kelas IV SD Negeri 01 Gagaksipat yang berjumlah 39 siswa. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang
terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan membaca peta
lingkungan provinsi setempat pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Gagaksipat. Adapun peningkatan membaca peta lingkunan provinsi setempat pada pra
siklus adalah 20,5. Pada siklus I meningkat menjadi 61,5. Pada siklus II sebesar 82. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan strategi Picture
and Picture Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta lingkungan provinsi setempat
2.9 Kerangka Pikir
Proses pembelajaran mempunyai pengaruh yang besar dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar
mengajar memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena f
ungsi
utama adalah merancang, mengelola, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran. Berdasarkan observasi awal, hasil belajar siswa pada materi pembelajaran
Geografi khususnya keterampilan dasar dalam membaca peta sebagian besar di bawah KKM. Siswa belum bisa membaca peta dengan baik seperti belum mampu
menunjukkan letak judul peta, menunjukkan wilayah melalui garis lintang dan bujur, menunjukkan arah melalui orientasi peta, menghitung jarak melalui skala
peta, dan belum mampu membedakan kenampakan alam dan budaya melalui simbol peta.
Model pembelajaran yang digunakan sangat monoton dan hanya berpusat pada guru, hal ini menyebabkan rendahnya keterampilan membaca peta siswa.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat memancing atau memotivasi siswa untuk lebih terampil sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang baik.
Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik secara
mental maupun secara fisik. Inovasi model pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang bermakna jika
diselengagarakan secara interaktif, menyenangkan, memotivasi, menantang siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas,
kemandirian, bakat, minat serta psikologis siswa. Peneliti ingin mencoba memperkenalkan model pembelajaran berbasis masalah
problem based learningPBL. Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata, dengan penggunaan model PBL ini diharapkan akan meningkatkan keterampilan membaca peta siswa.
Berdasarkan uraian, landasan teori dan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, selanjutnya dapat disusun kerangka pikir yang menghasilkan suatu hipotesis,
dimana kerangka pikir mempunyai arti suatu konsep pola pemikiran dalam rangka memberikan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti.
Berikut bagan kerangka pikir dalam penelitian tindakan ini ke halaman selanjutnya.