pembelajaran. Hanya dengan meningkatkan satu formula ini, perkembangan tingkah laku sosial yang prodiktif, keterampilan akademik, serta pengetahuan
akan sama-sama dicapai.
2.7.3 Model Pembelajaran Perilaku
Model pembelajaran perilaku dalam sejarahnya diilhami oleh eksperimentasi conditioning klasik yang dilakukan oleh Pavlov 1928: 28 tentang refleks psikis
atau refleks yang dikondisikan dengan membawa bubuk makanan, anjing merespons dengan mengeluarkan air liur. Selanjutnya kajian Throndike 1911;
1913; 1930 tentang koneksionisme bahwa aktivitas belajar adalah belajar dengan uji coba trial and error learning atau yang menyebutnya pemilihan dan
pengaitan atau selecting and connecting Hargenhahn dan Olson, 2009: 60. Berikutnya yang tidak kalah penting adalah karya B.F. Skinner dalam Science and
Human Behavior 1953, terkenal dengan teoriinya berjudul Pengkondisian Operan Operant Conditioning maupun behaviorisme radikal. Karya tersebut
merupakan sumber utama dari literatur-literatur mengenai teori dan aplikasinya dalam pembelajaran. Beberapa tipe pembelajar tertentu dapat mencapai
kesuksesan akademik dengan menggunakan model ini. Bentuk-bentuk yang digagas Skinner mengenai masalah dalam pembelajaran telah memberikan
tanggapan pada model perilaku ini dengan baik Becker, 1977; Becker dan Carnine, 1980; Englemnn, Carnine, dan Rhine, 1981. Jenis-jenis model
pembelajaran perilaku ini mencakup pengembangan pembelajaran tuntas mastery learning yang digagas oleh Bloom 1971 dan Carol 1993, model pembelajaran
langsung direct instruction model oleh Good, Grouws, Ebmeier 1983, Hunter 1982, dan Rosenshine dan Stevens 1986.
2.8 Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning
Problem Based Learning PBL adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan
berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 memberikan definisi tentang
model pembelajaran berbasis masalah, yaitu sebagai berikut : 1 Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran
yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah,
peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata real world.
2 Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu
pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan
masalah yang harus dipecahkan. Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian
rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan