Teori Yang Mendasari Pembelajaran Melalui Model Two Stay Two

Dalam tabel tersebut dapat terlihat pada presentasi guru menggunakan media audio visual terlihat pada presentasi visual dan verbal, setelah 3 jam ingatan belajar siswa sebesar 80 namun setelah 3 hari berkurang menjadi 65 .

2.1.13 Teori Yang Mendasari Pembelajaran Melalui Model Two Stay Two

Stray Berbantuan Media Audio Visual Salah satu landasan teoritik pendidikan modern termasuk pembelajaran melalui Two Stay Two Stray berbantuan audio visual adalah teori belajara kognitif dan kostruktivisme . Model pemeblajaran ini menekankan pada siswa membangun pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher centered. Pembelajaran yang efektif sebagian besar proses belajar mengajar mengarah pada aktivitas siswa. Teori belajar yang mendasari pembelajaran melalui Two Stay Two Stray adalah: 2.1.13.1 Teori Belajar Kognitif Piaget Teori belajar kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif Rifa‟i, 2011:128. Piaget dalam Trianto,2011:29 menyatakan bahwa perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Piaget dalam Rifa‟I dan Anni,2011:27-30 menyatakan bahwa perkembangan kognitif manusia terdiri dari empat tahap, yaitu: 1 Tahap sensorimotorik sensorimotor intelligence 0-2 tahun Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengordinasiakn pengalaman indera. Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman indera dan gerakan motorik mereka. 2 Tahap praoperasional preoperational thought 2 sampai 7 tahun Pada tahap ini lebih bersifat simbolis, egoisentris dan intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran tahap ini terbagi menjadi dua sub-tahap, yaitu simbolik dan intuitif. Bayi belum mampu berpikir konseptual namun perkembangan kognitif telah dapat diamati. 3 Tahap operasional kongkrit concrete operation 7 sampai 11 tahun Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. Pada tahap ini juga berkembang daya mampu anak berpikir logis untuk memecahkan masalah kongkrit. 4 Tahap operasional formal formal operation 7 sampai 15 tahun Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Kecakapan kognitif mencapai puncak perkembangan. Anak mampu memprediksi, berpikir tentang situasi hipotesis, tentang hakekat berpikir serta mengapresiasi struktur bahasa dan berdialog. Berdasarkan teori yang dikemukakan Piaget dapat disimpulkan teori belajar kognitif merupakan landasan dari pembelajaran dengan model Two Stay Two Stray berbantuan media Audio Visual karena dalam teori kognitif, Piaget berpendapat bahwa siswa SD usia 7-11 tahun masuk usia tahap berfikir operasional konkrit, siswa mulai berfikir secara logis mengenai peristiwa konkret sehingga berupaya mengorganisir, menyimpan, dan menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan sebelumnya, terjadi pemrosesan informasi. 2.1.13.2 Teori Belajar Konstruktivisme Menurut Trianto 2011:28 teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstraformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalm benaknya.. Menurut Suprijono 2013:30 gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan adalah sebagai berikut: 1 Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui subjek 2 Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan 3 Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep membentuk penegtahuan jika konsep itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang. Berdasarkan teori yang dikemukakan ahli di atas dapat disimpulkan teori belajar konstruktivisme merupakan landasan dari pembelajaran dengan model Two Stay Two Stray berbantuan media Audio Visual karena siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru apabila siswa berusaha mencari dan mengolah informasi sendiri. Siswa membangun pemahaman berdasarkan pengalaman individual dan interaksi dalam lingkungan belajar. Pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray memiliki prinsip semua aspek memberi informasi berarti ada interaksi antar siswa melalui kegiatan diskusi kelompok dan kegiatan “bertamu” berdasarkan materi yang ditampilkan dalam media Audio Visual dan subpokok bahasan. 2.1.13.1 Teori Vygotsky Vygotsky berpendapat seperti Piaget, bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Teori Vygotsky lebih menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut Trianto, 2011: 38-39. Tappan dalam Rifa‟i dan Anni, 2011: 34 menyatakan ada tiga konsep yang dikembangkan dalam teori Vygotsky: 1 keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisi dan diinterpretasikan secara developmental; 2 kemampuan kognitif dimensiasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental; dan 3 kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural. Teori Vygotsky manganggap bahwa belajar merupakan proses membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa melalui bahasa. Teori Vygotsky mendukung penerapan model Two Stay Two Stray berbantuan media Audio Visual karena dengan menerapkan model ini akan membantu siswa dalam membangun pengetahuan siswa dalam pembelajaran yaitu melatih siswa untuk mengungkapkan pikiran atau melalui kegiatan pembelajaran yaitu pada saat kegiatan “bertamu”.

2.1.14 Penerapan Pembelajaran melalui Model Two Stay Two Stray

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA POWERPOINT DI SDN BENDAN NGISOR KOTA SEMARANG

1 8 304

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN TUGUREJO 01 SEMARANG

0 12 296

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI CONCEPT MAPPING BERBANTUAN AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

1 10 344

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 SEMARANG

0 20 251

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY BERBANTU MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGANYAR 01 KOTA SEMARANG

0 31 263

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY – TWO STRAY DENGAN POWER POINT PADA SISWA KELAS IV SD KARANGAMPEL 01 KALIWUNGU KUDUS

0 11 327

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL ROLE PLAYING BERBANTUAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

1 24 287

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STAD DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 SEMARANG

0 5 179

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77