e.  Mind Mapping Menurut  Shoimin  2014:105  mind  mapping  atau  pemetaan  pikiran
merupakan  cara  kreatif  bagi  tiap  pembelajar  untuk  menghasilkan  gagasan,  dan mencata  apa  yang  dipelajari.  Kelebihan  model  ini  adalah  dapat  digunakan  untuk
mengorganisasikan ide-ide yang muncul dalam pemikiran f.
Think Talk Write Menurut  Shoimin  2014:212  Think  Talk  Write  merupakan  model
pembelajaran untuk melatih melatih keterampilan peserta didik dalam menulis. g.  Two Stay Two Stray
Menurut  Shoimin  2014:222  Two  Stay  Two  Stray  adalah  model pembelajaran  yang  membagikan  hasil  dari  informasi  dengan  kelompok  lain.
Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.
Dalam  penelitian  ini  dipilih  model  pembelajaran  Two  Stay  Two  Stray, karena  dalam  model  ini  lebih  berorientasi  pada  keaktifan  dan  kecenderungan
belajar siswa lebih bermakna, hal ini sesuai dengan akar penyebab masalah pada penelitian ini.
2.1.10.4 Model Two Stay Two Stray
2.1.10.4.1 Pengertian Model Two Stay Two Stray
Model –model  pembelajaran  kooperatif  menurut  Shoimin  2013:222
adalah  unik  karena  dalam  pembelajaran  kooperatif  suatu  struktur  tugas  dan penghargaan  yang  berbeda  diberikan  dalam  mengupayakan  pembelajaran  siswa.
Salah  satu  model  pembelajaran  kooperatif  yaitu  model  belajar  mengajar    Dua
Tinggal  Dua  Tamu  Two  Stay  Two  Stray.  Model  pembelajaran  kooperatif  dua tinggal dua tamu adalah dua orang siswa tinggal di kelompok dan dua orang siswa
bertamu  ke  kelompok  lain.  Dua  orang  bertugas  memberikan  informasi  kepada tamu  tentang  hasil  kelompoknya,  sedangkan  yang  bertemu  bertugas  mencatat
hasil diskusi kelompok yang dikunjunginya. Model  Pembelajaran  Two  Stay  Two  Stray  menurut  Aqib  2013:35
merupakan  model  pembelajaran  yang  dikembangkan  oleh  Spencer  Kagan,  dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan umur, memungkinkan setiap
kelompok untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model Two Stay
Two  Stray  adalah  suatu  model  pembelajaran  yang  memberikan  kesempatan kelompok  untuk  membagikan  hasil  dan  informasi  dengan  kelompok  lain.  Dalam
Model  Two  Stay  Two  Stray  siswa  dalam  kelompok  dapat  terlibat  aktif  dalam pembelajaran  karena  siswa  belajar  bekerjasama  dalam  kelompok  dan  juga
berpartisipasi  aktif  di  kelompok  lain  dalam  mencari  pengetahuan  yaitu  dengan menjadi  tamu  dikelompok  lain,  yang  nantinya  hasil  berkeliling  kelompok
dicocokkan bersama dan disimpulkan. 2.1.10.4.2
Langkah-Langkah Model Two Stay Two Stray Pembelajaran  dengan  model  Two  Stay  Two  Stray  terdapat  beberapa
langkah.  Adapun  langkah-langkah  sintak  model  Two  Stay  Two  Stray  menurut Huda 2013:207-208 sebagai berikut:
1 Guru  membagi  siswa  dalam  beberapa  kelompok  yang  setiap  kelompoknya terdiri  dari  empat  siswa.  Kelompok  yang  dibentuk  merupakan  kelompok
heterogen. Hal ini dilakukan karen pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray    bertujuan  untuk  memberikan  kesempatan  pada  siswa  untuk  saling
membelajarkan peer tutoring dan saling mendukung. 2 Guru  memberikan  subpokok  bahasan  pada  tiap-tiap  kelompok  untuk  dibahas
bersama-sama dengan anggota kelompok masing-masing 3 Siswa bekerja sama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Hal ini
bertujuan  untuk  memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  dapat  terlibat aktif dalam proses berfikir.
4 Setelah  selesai,  dua  orang  dari  masing-masing  kelompok  meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain
5 Dua  orang  tinggal  dalam  kelompok  bertugas  membagikan  hasil  kerja  dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain.
6 Tamu  mohon  dan  kembali  ke  kelompok  mereka  sendiri  untuk  melaporkan temuan dari kelompok lain
7 Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka 8 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka
Pembelajaran  Two  Stay  Two  Stray  terdiri  dari  beberapa  tahapan.  Adapun model Two Stay Two Stray   menurut Shoimin 2014:223-224 dapat dilihat pada
rincian tahap-tahap berikut ini: 1  Persiapan
Pada  tahap  persiapan  ini,  hal  yang  dilakukan  guru  adalah  membuat silabus  dan  system  penilaian,  desain  pembelajaran,  menyiapkan  tugas  siswa
dan  membagi  siswa  menjadi  beberapa  kelompok  dengan  masing-masing anggota 4 siswa. Setiap anggota kelompok harus heterogen.
2  Presentasi Guru Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal
dan  menjelaskan  materi  sesuai  dengan  rencana  pembelajaran  yang  telah dibuat
3  Kegiatan Kelompok Pada  tahap  ini  pembelajaran  menggunakan  lembar  kegiatan  berisi
tugas-tugas  yang  harus  dipelajari  oleh  tiap-tiap  siswa  dalam  satu  kelompok. Setelah  menerima  lembar  kegiatan  berisi  permasalahan-permasalahan  yang
berkaitan  dengan  konsep  materi  dan  klasifikasinya,  siswa  mempelajarinya dalam  kelompok  kecil  4  siswa,  yaitu  mendiskusikan  masalah  tersebut
bersama-sama anggota
kelompoknya. Masing-masing
kelompok menyelesaikan  atau  memecahkan  masalah  yang  diberikan  dengan  cara
mereka  sendiri.  Kemudian,  dua  dari  anggota  dari  masing-masing  kelompok meninggalkan  kelompoknya  dan  bertamu  ke  kelompok  lain,  sementara  dua
anggota  yang  tinggal  dalam  kelompok  bertugas  menyampaikan  hasil  kerja dan  informasi  mereka  ke  tamu.  Setelah  memperoleh  informasi  dari  dua
anggota  yang tinggal, tamu mohon diri untuk kembali ke kelompok masing- masing dan melaporkan temuannya serta mencocokkan dan membahas hasil-
hasil kerja mereka.
4  Formalisasi Setelah  belajar  dalam  kelompok  dan  menyelesaikan  permasalahan
yang  diberikan,  salah  satu  kelompok  mempresentasikan  hasil  diskusi kelompokknya  untuk  dikomunikasikan  atau  didiskusikan  dengan  kelompok
lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal 5  Evaluasi kelompok dan Penghargaan
Tahap  Evaluasi  dilakukan  untuk  mengetahui  seberapa  besar kemampuan  siswa  memahami  materi  yang  telah  diperoleh  dengan
mengguakan model pembelajaran koopertaif Two Stay Two Stray. 2.1.10.4.3
Kelebihan dan Kekurangan Model Two Stay Two Stray Menurut    Shoimin  2014:225  kelebihan    model  Two  Stay  Two  Stray
adalah  1  sudah  dipecah  menjadi  berpasangan,  2  lebih  banyak  tugas  yang dilakukan,  3  guru  mudah  memonitor,  4  dapat  diterapkan  pada  semua
kelastingkatan,  5  kecenderungan  belajar  siswa  menjadi  lebih  bermakna,  6 lebih  berorientasi  pada  keaktifan,  7  diharapkan  siswa  akan  berani
mengungkapkan pendapatnya, 8 menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa  9  kemampuan  berbicara  siswa  dapat  ditingkatkan,  10  membantu
meningkatkan minat dan prestasi belajar. Sedangkan  kekurangan    model  Two  Stay  Two  Stray  adalah  1
membutuhkan  waktu  yang  lama,  2  siswa  cenderung  tidak  mau  belajar  dalam kelompok,  3  bagi  guru,  membutuhkan  banyak  persiapan  materi,  dana,  dan
tenaga, 4 guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas, 5 membutuhkan waktu lebih lama, 5 membutuhkan sosilaisasi yang lebih baik, 6 jumlah genap
bisa menyulitkan pembentukan kelompok, 7 siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan  dan  tidak  memerhatikan  guru,  8  kurang  kesempatan  untuk
memperhatikan guru. Untuk mengatasi kekurangan model Two Stay Two Stray dapat diupayakan
oleh guru sendiri. Untuk mengatasi masalah membutuhkan waktu yang lama guru dapat  mengorganisasikan  diskusi  kelompok  dengan  batasan  waktu  bertamu  di
kelompok  lain.  apabila  siswa  tidak  mau  belajar  kelompok  dan  siswa  mudah melepaskan  diri  dari  keterlibatan  sert  atidak  memperhatikan  guru  dapat
mengingatkan  siswa  bahwa  model  Two  Stay  Two  Stray  diakhir  pembelajaran terdapat  soal  evaluasi  jadi  diharapkan  siswa  dapat  memahami  materi  yang
dipelajarinya.  Agar  guru  tidak  cenderung  kesulitan  dalam  mengelola  kelas  dan pembentukan  kelopok  guru  dapat  menggunakan  keterampilan  mengelola  kelas
dan  membimbing  kelompok  kecil  dan  perseorangan  yang  terdapat  pada  8 keterampilan dasar mengajar guru.
2.1.11 Media Pembelajaran