No Langkah-langkah
dalam pembelajaran IPS melalui model
Two Stay Two Stray Langkah-langkah
dalam pembelajaran IPS berbantuan
media audio visual Langkah-langkah dalam
pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two
Stray berbantuan media audio visual kegiatan
guru Langkah-langkah dalam
pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray
berbantuan media audio visual kegiatan siswa
temuannya mempresentasikan hasil
kerja 11.
Guru memberikan reward kepada kelompok terbaik
dan memberi penguatan Siswa dan guru
menyimpulkan pembelajaran
12 Guru memberikan soal
evaluasi Siswa mengerjakan soal
evaluasi
:Huda 2013:207-208 : Aritma 2011
: Modifikasi peneliti menurut kebutuhan penelitian.
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Penelitian “Peningkatan  Kualiatas Pembelajaran  IPS Melalui Model  Two Stay  Two  Stray  Berbantuan  Media  Audio  Visual  Pada  Siswa  Kelas  V  SDN
Tugurejo  01  Kota  Semarang”  didukung  oleh  hasil  penelitian  yang  sudah dilakukan terhadap model Two Stay Two Stay  dalam meningkatkan pembelajaran
IPS. Hasil penelitian tersebut adalah: Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Idatunnisa  2013  pada  siswa  kelas  IV
SDN 01 Klodran, dengan judul “Penerapan Metode Two Stay Two Stray sebagai upaya  untuk  meningkatkan  Pemahaman  Konsep  Globalisasi”.  Hasil  penelitian
menunjukkan  pada  siklus  I  ketuntasan  klasikal  siswa  72,22  dengan  rata-rata kelas  78,22,  kinerja  guru  88,89,  proses  pembelajaran  82,  81    dan  aktivitas
siswa  77,08.  Pada  siklus  II  ketuntasan  klasikal  86,11  dengan  nilai  rata-rata 83,25,  kinerja  guru  96,62,  proses  pembelajaran  92,18,  dan  aktivitas  siswa
89.58. Pada siklus III ketuntasan klasikal 91,67 dengan rata-rata kelas 86,25, kinerja guru 99,50, proses pembelajaran 100, dan aktivitas siswa 95,83.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Pangribuan  2013  pada  siswa  kelas  IV SDN 11 Sungai Raya dengan judul “Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
Meningkatkan  Aktivitas  Belajar  PKn  Kelas  IV  SDN  11  Sungai  Raya”.  Hasil belajar siswa pada Siklus I adalah 53,58 sedangkan pada siklus II sebesar 76,41.
Rata-rata  aktivitas  belajar  siswa  pada  siklus  I  28,96  dan  pada  siklus  II  sebesar 61,14,  terjadi  peningkatan  sebesar  32,18.  Disimpulkan  penerapan
pembelajaran  kooperatif  tipe  two  stay  two  stray  dapat  meningkatkan  aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 11 Sungai Raya Kabupaten Bengkayang.
Penelitian yang dilakukan oleh Nur 2014 pada siswa kelas VI SDN 03 Sandai  dengan  judul  “Meningkatkan  Hasil  Belajar  Siswa  Dalam  Pembelajaran
PKn  Dengan  Model Cooperative  Learning  Tipe  Two  Stay  Two  Stray”.  Hasil
penelitian  menunjukkan  rata-rata  kemampuan  guru  dalam  merencanakan pembelajaran  pada  siklus  I  2,43  dengan  prosentase  48,67  kategori  cukup.
Terjadi  peningkatan  pada  siklus  II  rata-rata  kemampuan  guru  dalam merencanakan  pembelajaran  3,70  dengan  prosentase  74  dengan  kategori  baik.
Pada siklus I kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran degan rata-rata 2,85  meningkat  pada  siklus  II  sebesar  3,98.  Pada  Siklus  I  rata-rata  hasil  belajar
siswa  64,17  dengan  prosentase  ketuntasan  58,33  meningkat  pada  siklus  II dengan rata-rata hasil belajar siswa 77,92 dengan prosentase ketuntasan 83,33.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Syamsiah  2014  pada  siswa  kelas  IV SDN  Simomulyo  8  Surabaya  dengan  judul  “Penerapan  Model  Pembelajaran
Kooperatif  Tipe  Two  Stay  Two  Stray  Pada  Mata  Pelajaran  IPS  Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa kelas IV SDN Simomulyo 8 Surabaya”. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas guru pada siklus I 76,38 dengan kriteria baik,
meningkat pada siklus II 81,94 dengan kriteria sangat baik, dan pada siklus III 84,72  dengan  kriteria  sangat  baik.  Aktivitas  siswa  siklus  I  80,50  dengan
kriteria  baik,  pada  siklus  II  meningkat  83,33  dengan  kriteria  sangat  baik  dan pada siklus III 84,72 dengan kriteria sangat baik. Prosentase Hasil belajar siswa
pada siklus I 75 dengan kriteria baik, meningkat pada siklus II 77,27 dengan kriteria baik  dan pada siklus III 82,60 dengan kriteria sangat baik.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Amir  2011  pada  siswa  kelas  III  SD Negeri  Dadapsari  dengan  judul  “Penggunaan  Media  Audio  Visual  Untuk
Meningkatkan  Hasil  Belajar  PK n”.  Hasil  penelitian  menunjukkan  nilai  rata-rata
kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 54,51; siklus pertama 72,42; dan  pada  siklus  kedua  naik  menjadi  85,93.  Untuk  siswa  tuntas  belajar  nilai
ketuntasan  60  pada  tes  awal  46,51,  tes  siklus  pertama  86,95,  dan  pada  tes siklus kedua siswa belajar tuntas mencapai 100.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Rahayu  2012  pada  siswa  kelas  VIIIC SMP Negeri 2 Godean dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Teknik  Two  Stay  Two  Stray  Sebagai  Upaya  Peningkatan  Keterampilan Berdiskusi  Siswa  Kelas  VIIIC  Mata  Pelajaran  Ips  Di  Smp  N  4  Kalasan”.  Hasil
skor rata-rata kelas keterampilan berdiskusi siswa pada siklus I sebesar 33,00 dan pada  siklus  II  meningkat  mencapai  44,84.  Kenaikan  siklus  I  ke  siklus  II  sebesar
11,84.  Pada  siklus  II  ini  telah  mencapai  target  yang  telah  ditentukan,
keberhasilannya mencapai  lebih dari 75  yaitu  mencapai 82 . Peningkatan ini juga  diikuti  dengan  peningkatan  skor  angket  keterampilan  berdiskusi  siswa  pada
siklus I sebesar 67 dan mengalami peningkatan sebesar 77. Penelitian lain, yang dilakukan oleh Marchelina 2012 pada siswa kelas
IV  SDN  Sukadamai  Selatan  Lampung  dengan  judul  “Penggunaan  Model Coopertive  Learning  Type  Two  Stay  Two  Stray  TSTS  Untuk  meningkatkan
Aktivita s  dan  Hasil  Belajar  Siswa  Pada  Pembelajaran  Matematika”.  Hasil
Penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas and hasil belajar siswa terjadi pada setiap siklusnya. Pada siklus I prosentase rata-rata aktivitas siswa adalah 59,66
dengan  kategori  cukup  aktif,  pada  siklus  II  prosentase  rata-rata  aktivitas  siswa meningkat  sebesar 72.02  dengan kategori aktif, dan pada siklus III meningkat
dengan  prosestase  rata-rata  81,39  dengan  kategori  sangat  aktif.  Hasil  belajar pada  siklus  I  dengan  prosentase  ketuntasan  62,5    dengan  rata-rata  kelas  57,2.
Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase ketuntasan 71,88 dengan rata-rata kelas 63,4 dan pada siklus III prosentase ketuntasan sebesar 84,38  dengan rata-
rata kelas 76,5. Penelitian yang dilakukan oleh Brooker pada tahun 2013 dengan judul
“The  Improvement  Of  Teacher  Education  Through  The  Use  Of  Audio-Visual Techniques
”  atau  peningkatan  kualitas  pendidikan  guru  melalui  penggunaan teknik  Audio  Visual.  Hasil  penelitiannya  menunjukkan  bahwa  masalah
pendidikan  yang  kompleks  adalah  bagaimana  bagi  guru  untuk  meningkatkan penguasaan  materi  yang  baru,  metode,  dan  teknik  mengajar  karena  akan
mempengaruhi semua aspek pendidikan. Broooker menyatakan aplikasi baru dari
media  pembelajaran  yang  banyak  digunakan  adalah  audio  visual.  Lembaga pendidikan  di  Amerika  Serikat  sangat  merekomendasikan  penggunaan  audio
visual dalam proses pendidikan. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Mehta dan A. K. Kulshrestha
di  India  tahun  2014  dengan  judul  “Implementation  of  Cooperative  Learning  in Science:  A  Developmental-cum-Experimental  Study
”.  Hasil  penelitiannya menunjukkan  bahwa  pembelajaran  kooperatif  meningkatkan  keterampilan  atau
aktivitas  siswa,  hal  ini  ditunjukkan  dengan  data  kulalitatif  bahwa  pembelajan kooperatif  mengembangkan  saling  ketergantungan  yang  positif,  keterampilan
interaksi  tatap  muka,  dan  dan  perubahan  tingkah  laku  siswa.  pembelajaran kooperatif  juga  memperbaiki  kinerja  siswa  ditunjukkan  data  pada  hari  pertama
didapatkan rata-rata hasil kerja siswa sebesar 2,89 pada hari ke sepuluh meningkat sebesar 4,79.
Selanjutnya  artikel  yang  ditulis  oleh  Leong  dan  Charlene  tahun  2014 dengan  judul  “The  Use  of  Audio-Visual  Media  in  the  Teaching  Philosophy  in
Secondary School ” menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual terutama
film  dan  podcast  dalam  pembelajaran  filsafat  di  sekolah  menengah  dapat meningkatkan  kemampuan  berfikir  siswa.  Siswa  mampu  menganalisis  masalah
dan isu serta memberikan jawaban solusi dari permasalahan tersebut. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
melalaui  model  pembelajaran  Two  Stay  Two  Stray  dapat  meningkatkan keterampilan  guru,  aktivitas  siswa,  dan  hasil  belajar  siswa  sehingga  berdampak
pada peningkatan kualitas pembelajaran IPS.
Penelitian-penelitian  tersebut  sebagai  pendukung  penelitian  Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray berbantuan media
audio visual pada siswa kelas V SDN Tugurejo 01 Kota Semarang.
2.3 KERANGKA BERPIKIR