Konstipasi atau Diare DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG BERHUBUNGAN

106 Topik 3 Intervensi Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Topik 3 ini memelajari intervensi keperawataan pada pasien dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit. Pelajarilah dengan baik materi berikut ini Intervensi keperawatan meliputi tujuan dan rencana tindakan keperawatan.

1. Tujuan:

a. Klien akan membentuk kembali volume ECF normal, air dan elektrolit seimbang b. Klien akan mendemonstrasikan pengetahuan tentang bagaimana meningkatkan volume ECF di kemudian hari, air dan elektrolit seimbang. c. Klien akan bebas dari komplikasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. d. Mempertahankan intake cairan dan elektrolit yang adekuat. 2. Rencana tindakan keperawatan: Rencana tindakan keperawatan bertujuan untuk mencegah, menangani penyebab, dan mengoreksi ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. a. Mengoreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit 1 Penggantian cairan secara enteral Cairan digantikan secara enteral melalui oral dan selang pemberi makan. a Oral Penggantian cairan dan elektrolit per oral dapat dilakukan selama klien tidak muntah, tidak mengalami kehilangan cairan dalam jumlah yang sangat besar, atau tidak mengalami obstruksi mekanis dalam saluran gastrointestinal, kecuali dikontraindikasikan. Perawat harus memilih cairan yang mengandung kalori dan elektrolit yang adekuat. b Selang pemberi makan Selang pemberi makan sangat tepat diberikan, jika saluran gastrointestinal klien sehat, tetapi klien tidak mampu menelan cairan. Selang pemberi makan dapat berupa selang nasogastrik, gastrostomi, jejunostomi. 2 Pembatasan cairan Klien yang mengalami kelebihan volume cairan harus membatasi asupan cairannya. Pembatasan cairan sering kali sulit untuk klien, terutama jika mereka mengkonsumsi obat yang membuat membran mukosa mulut menjadi kering. A rule of thumb yang baik untuk pembatasan cairan ialah memberikan setengah dari jumlah total cairan oral diantara pukul 08.00 dan 16.00, yakni periode saat klien biasanya lebih aktif dan mendapatkan 2 kali makan, serta minum sejumlah besar obat oral mereka. Kemudian 2 per lima dari jumlah total asupan cairan diberikan diantara pukul 16.00 dan pukul 23.00, cairan dikonsumsi bersama 107 makanan dan waktu jam kunjungan pada sore hari. Antara pukul 23.00 sampai pukul 08.00, sisa cairan total dapat diberikan. Karena klien biasanya tidur selama periode ini, kebutuhan cairan berkurang. 3 Penggantian cairan dan elektrolit secara parenteral Penggantian cairan dan elektrolit secara parenteral meliputi pemberian nutrisi parenteral total NTP, terapi cairan dan elektrolit intravena, serta penggantian darah. a Nutrisi parenteral total NPT NPT merupakan nutrisi dalam bentuk larutan hipertonik yang adekuat, terdiri dari glukosa dan nutrien lain serat elektrolit yang diberikan melalui kateter intravena sentral atau kateter intravena menetap. b Terpi intravena IV Tujuan pemberian cairn IV ialah untuk mengoreksi atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit. Klien yang tidak diijinkan mengkonsumsi apapun melalui mulut selama beberapa hari, menerima penggantian cairan melalui IV untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Infus dihentikan ketika dimulai asupan oral normal. Perawat harus mengidentifikasi larutan yang benar, peralatan, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memulai, mengatur, dan mempertahan- kan sistem. Perawat juga harus mengidentifikasi dan mengoreksi masalah serta menghentikan infus. Tipe larutan elektrolit terbagi menjadi isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Suatu larutan bersifat isotonik jika osmolaritasnya mendekati osmolaritas plasma. Larutan hipotonik ialah larutan yang memiliki osmolaritas kurang dari osmolaritas plasma, dan larutan hipertonik ialah larutan yang memiliki osmolaritas lebih besar dari osmolaritas plasma. c Penggantian darah transfusi Penggantian darah atau transfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau komponen darah, seperti plasma, eritrosit kemasan, atau trombosit melalui jalur IV. Tujuan dilakukannya transfusi darah adalah: - Untuk meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma, atau perdarahan - Untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien yang menderita anemia berat. - Untuk memberikan komponen selular yang terpilih sebagai terapi pengganti misalnya, faktor pembekuan-plasma untuk membantu mengontrol perdarahan pada klien penderita hemofilia Autotransfusi adalah pengumpulan, antikoagulasi, filtrasi, dan atau infusi ulang dari tempat perdarahan yang aktif. Karena darah yang diinfuskan kembali adalah darah klien sendiri, ada banyak keuntungan autotransfusi. 108 Risiko kesalahan teknis pada penggolongan dan pencocokan darah, dieliminasi. Efek merugikan yang mungkin muncul, yang berhubungan dengan transfusi darah juga dieliminasi. Reaksi transfusi adalah respons sistemik tubuh terhadap ketidakcocokan darah donor dengan darah resipien. Reaksi ini disebabkan ketidakcocokan eritrosit atau sensitivitas alergi terhadap leukosit, trombosit, atau komponen protein plasma pada darah donor atau terhadap kalium atau kandungan sitrat di dalam darah. Reaksi yang dapat ditimbulkan oleh transfusi darah, antara lain awitan demam, menggigil, dan ruam kulit yang cepat sampai hipotensi, syok, dan penundaan reaksi yang mungkin tidak terjadi sampai beberapa hari atau beberapa minggu setelah transfusi. Intervensi keperawatan jika terjadi reaksi transfusi : - Hentikan transfusi sesegera mungkin - Pasa g piggy a k , NaCl ke dala sela g IV ya g pali g dekat dengan tempat akses. - Beritahu dokter. - Temani klien, observasi tanda dan gejala, dan pantau vital sign selama 5 menit. - Siapkan obat kedaruratan untuk diberikan jika reaksi yang membahayakan terjadi antihistamin, vasopresor, cairan, steroid. - Siapkan peralatan untuk RJP - Ambil spesimen urine dan kirinkan ke laboratorium - Simpan kantung darah dan selang untuk dikembalikan ke laboratorium. - Lengkapi catatan perawat mengenai reaksi transfusi. b. Mengoreksi ketidakseimbangan asam basa Perawat melakukan tindakan keperawatan yang sesuai untuk meningkatkan ventilasi dan oksigenasi. 1 Pada asidosis respiratorik, sekresi paru yang statis dan penurunan ekspansi paru memperburuk kondisi asidosis. Intervensi keperawatan untuk mengeluarkan sekresi paru dan meningkatkan ekspansi paru dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati. 2 Pada alkalosis respiratorik akibat ansietas, tindakan keperawatan yang dilakukan: a Mula-mula memperbaiki alkalosis respiratorik Perawat menginstruksikan klien untuk bernapas ke dalam sebuah kantung kertas sehingga klien akan menghirup kembali karbon dioksida yang telah dikeluarkan. Dengan cara ini, karbon dioksida akan berkombinasi dengan air untuk membentuk asam karbonat, yang akan meningkatkan keasaman darah. b Melakukan tindakan keperawatan untuk menurunkan ansietas. Perawat membantu klien menetapkan penyebab ansietas dan metode untuk mengontrolnya. 109 3 Memeriksa analisis gas darah arteri Klien yang menderita gangguan asam basa membutuhkan pemeriksaan analisis gas darah arteri yang berulang, untuk menentukan status asam basa dan keadekuatan ventilasi serta oksigenasi. Latihan 1 Jelaskan pemberian cairan secara enteral untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa 2 Apakah reaksi dari pemberian transfusi darah? Petunjuk Jawaban Latihan 1 Untuk menjawab latihan di atas, baca kembali materi rencana tindakan keperawatan untuk mencegah, menangani penyebab, dan mengoreksi ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. 2 Reaksi yang dapat ditimbulkan oleh transfusi darah, antara lain awitan demam, menggigil, dan ruam kulit yang cepat sampai hipotensi, syok, dan penundaan reaksi yang mungkin tidak terjadi sampai beberapa hari atau beberapa minggu setelah transfusi. Ringkasan Diagnosa keperawatan utama pada klien dengan gangguan kebutuhan cairan, elektrolit, dan asam basa, yaitu: defisit volume cairan ECF, kelebihan volume cairan ECF, kelebihan air, dan kekurangan air. Beberapa diagnosa keperawatan lain yang berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa adalah: defisit self care atau intolerans aktivitas, risiko injuri, kerusakan integritas kulit, konstipasi atau diare, kurang pengetahuan. Tes 3 1 Klien, 25 tahun, dirawat di rumah sakit dengan dehidrasi. Klien akan diberikan rehidrasi, tetapi klien tidak mampu menelan cairan, namun saluran gastrointestinalnya masih sehat. Apakah tindakan pemberian cairan yang tepat? A. Per oral B. Intravena C. Nutrisi parenteral total D. Melalui selang pemberi makan