Diagnosa Keperawatan Utama Gangguan Kebutuhan Nutrisi

131 Tes 2 1 Apakah diagnosa keperawatan yang menyatakan suatu keadaan dimana intake nutrien seseorang melebihi kebutuhan metabolisme? A. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh B. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh C. Perubahan nutrisi: risiko lebih dari kebutuhan tubuh D. Perubahan nutrisi: risiko kurang dari kebutuhan tubuh 2 Apakah diagnosa keperawatan utama pada masalah nutrisi? A. Defisit volume cairan berhubungan dengan malnutrisi berat B. Kurang pengetahuan terhadap diet baru C. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan status nutrisi D. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan berhubungan dengan intake berlebihan 3 Seseorang usia 19 tahun, mempunyai kebiasaan banyak makan, suka ngemil, suka makan di malam hari. Berat badan 2 dari berat badan ideal, mempunyai ibu obesitas. Apakah diagnosa keperawatan utama yang muncul pada anak tersebut? A. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh B. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh C. Perubahan nutrisi: risiko lebih dari kebutuhan tubuh D. Perubahan nutrisi: risiko kurang dari kebutuhan tubuh 4 Seorang pasien mengatakan cepat kenyang jika sudah makan kurang lebih 3 sendok, dan tidak mempunyai keinginan untuk makan lagi. Hal ini sudah terjadi kurang lebih 2 bulan. Berat badan turun 15 dari berat badan sebelumnya. Apakah diagnosa keperawatan utama pada pasien tersebut? A. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh B. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh C. Perubahan nutrisi: risiko lebih dari kebutuhan tubuh D. Perubahan nutrisi: risiko kurang dari kebutuhan tubuh 5 Apakah kemungkinan penyebab dari diagnosa keperawatan kerusakangangguan menelan? A. Gaya hidup yang menetap B. Ketidakmampuan untuk menelan C. Menurun atau tidak adanya gag refleks D. Menggunakan solid makanan sebelum usia 4 132 Topik 3 Intervensi Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi Topik 3 ini memelajari intervensi keperawataan pada pasien dengan gangguan kebutuhan nutrisi. Pelajarilah dengan baik materi berikut ini Intervensi keperawatan bertujuan untuk memastikan intake nutrisi adekuat, mengetahui dan mengikuti modifikasi diet. Kooperatif klien diperlukan untuk menetapkan tujuan dan merencanakan tindakan keperawatan. Intervensi keperawatan meliputi tujuan dan rencana tindakan keperawatan. 1. Tujuan umum pada pasienklien dengan masalah nutrisi: a. klien akan menggunakan intake nutrisi untuk mencukupi kebutuhan tubuh dan meningkatkan kesehatan; b. klien akan menggunakan intake diet yang adekuat untuk mencukupi energi tubuh yang keluar; c. klien akan mendemonstrasikan pengetahuan yang adekuat untuk mengikuti resep atau terapi diet untuk meningkatkan kesehatan; d. klien akan mencapai dan memelihara berat badan yang diinginkan. 2. Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan masalah nutrisi Perawat membantu klien memahami faktor yang mengurangi nafsu makan, menggunakan pendekatan untuk menstimulasi nafsu makan, dan mengkaji klien untuk kebutuhan agen farmakologi yang menstimulasi nafsu makan atau mengatur gejala yang mengurangi nafsu makan.

A. MENSTIMULASI NAFSU MAKAN

Perawat menstimulasi nafsu makan klien dengan adaptasi lingkungan, konsultasi dengan ahli gizi, menentukan diet khusus dan pilihan makanan, pemberian obat yang menstimulasi nafsu makan, dan konseling klien dan keluarga.

1. Adaptasi Lingkungan

a. Perawat bertanggungjawab menyediakan lingkungan yang kondusif untuk makan. b. Ruangan klien harus bebas dari sisa material prosedurbau. c. Posisi klien nyaman, sehingga makan lebih menyenangkan d. Berikan waktu yang cukup untuk mengantisipasi pengunjung dan perawatan kesehatan sebelum makan, termasuk perawatan mulut rutin atau setelah makan. 2. Konsultasi Dengan Ahli Gizi a. Asupan makanan klien dievaluasi dan dicatat. 133 b. Perawat berbagi tanggung jawab dengan ahli gizi untuk mengevaluasi asupan makanan. Berbagi informasi tentang perhatian dan respons terapi diet klien akan menguntungkan perawat, ahli gizi, dan klien. c. Pendidikan kesehatan tentang diet terapeutik harus menjadi tanggung jawab yang bersama. d. Perawat menghubungkan modifikasi diet untuk kondisi keseluruhan klien dan menjelaskan bagaimana diet memberi kontribusi rencana asuhan keperawatan. 3. Menentukan Diet Khusus dan Pilihan Makanan a. Diet teratur kurang lebih terdiri dari 2500 kkal dan mengandung porsi beragam kelompok makanan yang tepat. b. Diet yang dimodifikasi atau yang terapeutik menunjukkan kebutuhan khusus pada proses penyakit. Komponen diet yang dimodifikasi termasuk isi nutrien yang spesifik, jumlah kalori, tekstur makanan, atau bumbu makanan c. Terapi diet apapun hanya akan baik jika keinginan klien untuk mengikutinya. Rencana makanan harus individual dan dikembangkan dalam kolaborasi dengan klien. Klien yang memiliki kemampuan untuk ingesti makanan, dan yang tidak memiliki masalah atau sedikit masalah dengan digesti atau absorbsi, harus memperoleh kesempatan mencapai diet oral yang cukup. 4. Konseling Klien dan Keluarga Klien yang mengalami defisit nutrisi atau obesitas, membutuhkan bantuan dalam perencanaan menu dan kepatuhan terapi diet yang direkomendasikan. Perencanaan makan harus mempertimbangkan anggaran keluarga dan perbedaan pilihan anggota keluarga. Makanan dipilih berdasarkan resep diet atau standard diet, variasi makanan, warna, serta konsistensinya.

B. TERAPI DIET DALAM MANAJEMEN PENYAKIT

Nutrisi yang baik penting bagi kesehatan dan penyakit, tetapi pola asupan diet yang spesifik yang menghasilkan nutrisi yang baik sering kali harus dimodifikasi dengan klien yang berpenyakit khusus.

1. Penyakit Gastrointestinal

Ulkus peptikum dikontrol dengan makanan dan pengobatan yang teratur, seperti simetidin. Simetidin adalah obat yang merupakan reseptor hitamin antagonis yang menghalangi sekresi asam hidroklorida. Klien didorong untuk menghindari makanan yang meningkatkan keasaman perut, seperti kafein, kopi tanpa kafein, asupan susu yang sering, sari asam jeruk, dan bumbu tertentu lada, cabe. Merokok dan alkohol tidak disarankan. Formula dengan nutrien yang siap untuk diabsorbsi cocok untuk radang usus, dan nutrisi parenteral diberikan jika disertai gejala diare dan kehilangan berat badan. Vitamin 134 dan zat besi diperlukan untuk mencegah anemia. Sindrome iritabilitas usus dikelola dengan meningkatkan serat, mengurangi lemak, menghindari makan besar, dan menghindari makanan yang mengandung laktosa atau sorbitol. 2. Penyakit Kardiovaskular Diet untuk mengurangi faktor risiko perkembangan penyakit arteri koroner, yaitu pemeliharaan berat badan yang ideal, penurunan diet lemak 30 - 35 dari total kalori dan tidak lebih dari 10 lemak jenuh, peningkatan karbohidrat 50 - 55 dari total kalori, penggunaan protein hewani yang rendah, pembatasan kolesterol hingga 300 mg atau kurang, dan pembatasan sodium 2 - 3 ghari American Heart Association, 1993. Nutrisi untuk hipertensi termasuk pengurangan kalori untuk pengurangan berat badan yang sesuai, penurunan asupan natrium, dan makanan yang kaya kalium jika diuretik digunakan dalam pengobatan. 3. Diabetes Mellitus DM DM tipe II atau NIDDM DM yang tidak tergantung insulin biasanya dikontrol dengan terapi diet. DM tipe I atau IDDM DM yang tergantung insulin memerlukan insulin dan pembatasan diet. Diet menjadi individual menurut usia, bentuk, berat badan dan aktivitas klien. Lemak 30 atau kurang dan karbohidrat 50 - 60 dari diet. Makanan mengandung serat yang larut air direkomendasi dengan asupan 40 g serat setiap hari.

4. Penyakit ginjal

Pada glomerulonefritis akut, cairan, garam, dan protein tidak dibatasi kecuali terdapat indikasi gejala, seperti edema, uremia, atau oliguri. Pada gagal ginjal akut, pembatasan cairan kurang lebih 400 mlhari. Protein dapat dibatasi dan asam amino parenteral diperlukan. Pada gagal ginjal kronis, diet kira-kira 80 g proteinhari dan membatasi jumlah kalium, fosfat, natrium, kalsium dan cairan. Diet untuk batu ginjal, tergantung pada jenis batu. Batu kalsium fosfat, diet rendah kalsium dan tinggi asam. Batu asam urat, diet rendah purin. Batu kalsium oksalat, diet menghindari semua makanan yang tinggi kalsium dan oksalat. 5. Kanker Sel maligna melawan sel normal untuk nutrien, yang meningkatkan kebutuhan metabolik. Malnutrisi pada kanker dihubungkan dengan peningkatan morbiditas dan penurunan waktu hidup. Penambahan nutrisi dapat meningkatkan kualitas hidup. Terapi radiasi dapat memengaruhi sel normal lain yang memecah dengan cepat, seperti pada saluran pencernaan. Terapi radiasi dapat menyebabkan anoreksia, stomatitis, diare, striktur usus, dan nyeri. Radiasi kepala dapat menyebabkan gangguan rasa dan bau, penurunan saliva, dan disfagia. 135 6. Human Immunodeficiency Virus HIV HIV menginfeksi klien dengan ciri perusakan tubuh dan kehilangan berat badan yang hebat. Perusakan dihubungkan dengan asupan nutrisi dan kalori yang tidak adekuat, kehilangan nutrien pada diare, malabsorbsi nutrien dari penyakit saluran pencernaan, perubahan metabolisme, dan faktor yang belum teridentifikasi. Manajemen nutrisi berfokus pada memaksimalkan kalori dan nutrien. 7. Efek Psikososial Diet Khusus Makan memiliki arti simbolis bagi klien dan berhubungan dekat dengan gaya hidup, kebiasaan, latar belakang kebudayaan, dan aspek lain dari individu. Seseorang kadang senang makan pada waktu istirahat dari aktivitas kerja, makan bersama dengan orang lain. Klien memiliki kesulitan beradaptasi dengan diet khusus, lingkungan tempat makan, seperti rumah sakit. Perubahan diet, tempat makan dapat memengaruhi kesenangan makan klien. Perawat harus mengenali respons klien pada perubahan diet dan merencanakan dengan klien untuk menghilangkan efek negatif.

C. MAKAN SENDIRI

Klien yang cacat atau mengalami kerusakan penglihatan, harus diperbolehkan melakukan makan sebisa mungkin untuk mereka sendiri. Perawat harus membantu mempersiapkan makanan, peralatan, tempat, dan kondisi yang mempermudah klien untuk mengambil makanan dan makan sendiri. D. PEMBERIAN MAKANAN ORAL Perawat mempunyai tanggung jawab untuk membantu klien dalam pemberian makan. Perawat harus mengidentifikasi apakah klien dapat makan secara mandiri, makan sendiri dengan bantuan menyiapkan, atau disuapi. Perawat bekerja sama dengan tim dan keluarga supaya semua klien dapat diberi makan tepat waktu, dan terencana dengan baik. E. NUTRISI ENTERAL Nutisi enteral adalah nutrien yang diberikan melalui saluran pencernaan, baik melalui oral maupun selang pemberian makan. Nutrisi enteral adalah metode yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan nutrisi jika saluran pencernaan berfungsi dengan baik, dengan menyediakan dukungan psikologis, keamanan, dan nutrisi yang ekonomis. Klien yang tidak mampu mengunyah makanan, tetapi masih mampu mendigesti dan mengabsosrbsi nutrien, pemberian makan melalui selang nasogastrik.