Gangguan Ideal Diri PENGKAJIAN STRES DAN KOPING

192 11. Kurang pengetahuan tentang kontrasepsi, penyakit menular seksual, HIVAIDS Kurang pengetahuan adalah Suatu keadaan di mana seorang individu atau kelompok mengalami defisiensi pengetahuan kognitif atau keterampilan-keterampilan psikomotor berkenaan dengan kondisi atau rencana pengobatan.

12. Disfungsi seksual

Istilah disfungsi seksual menunjukkan adanya gangguan pada salah satu atau lebih aspek fungsi seksual Pangkahila, 2005. Bila didefinisikan secara luas, disfungsi seksual adalah ketidakmampuan untuk menikmati secara penuh hubungan seks. Secara khusus, disfungsi seksual adalah gangguan yang terjadi pada salah satu atau lebih dari keseluruhan siklus respons seksual yang normal Elvira, 2006. Sehingga disfungsi seksual dapat terjadi apabila ada gangguan dari salah satu saja siklus respons seksual.

13. Pola seksualitas yang tidak efektif

Pola seksual mengandung arti bahwa suatu kondisi seorang individu mengalami atau beresiko mengalami perubahan kesehatan seksual, sedangkan kesehatan seksual sendiri adalah integrasi dari aspek somatis, emosional, intelektual, dan sosial dari keberadaan seksual yang dapat meningkatkan rasa cinta, komunikasi, dan kepribadian.

14. Isolasi sosial

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam Twondsend, 2005.

15. Risiko kekerasan pada orang lain dan diri sendiri

Risiko perilaku kekerasan adalah adanya kemungkinan seseorang melakukan tindakan yang dapat mencederai orang lain dan lingkungan akibat ketidakmampuan mengendalikan marah secara konstruktif.

16. Ketakutan

Ketakutan adalah respons terhadap persepsi ancaman yang secara sadar dikenali sebagai bahaya. Batasan karakteristik subjektif adalah gusar, cemas, ketakutan, menurunnya keyakinan diri, kengerian, kehebohan, meningkatnya tekanan, gelisah, panik, teror, dan khawatir. Batasan kognitifnya adalah penurunan produktivitas, kemampuan belajar, kemampuan menyelesaikan masalah, mengidentifikasi obyek rasa takut, dan stimulus yang dipercaya sebagai ancaman. Batasan perilaku di antaranya perilaku menghindar atau menyerang dan perilaku inpulsif, meningkatnya kewaspadaan dan fokus menyempit pada rasa takut. Batasan psikologis di antaranya anoreksia, diare, mulut kering, keletihan, peningkatan produksi keringat, peningkatan nadi, peningkatan frekuensi pernafasan dan napas dangkal, peningkatan tekanan darah sistolik, kekakuan otot, nausea, pucat, dilatasi pupil dan muntah. 193 17. Berduka Berduka atau duka cita adalah proses kompleks yang normal yang mencakup respons dan perilaku emosi, fisik, spiritual, sosial, dan intelektual ketika individu, keluarga, dan komunitas menghadapi kehilangan aktual, kehilangan yang diantisipasi, atau persepsi kehilangan ke dalam lingkungan mereka sehari-hari. Batasan karakteristik subjektif di antaranya marah, menyalahkan, merasa terpisah, putus asa, mengalami peredaan dan nyeri.

18. Keputusasaan

Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energi yang dimilikinya. Anda tidak dapat membuat diagnosis keperawatan yang akurat hanya berdasarkan pada satu atau dua karakteristik definisi. Tinjau ulang dengan teliti data untuk mempertimbangkan apakah lebih dari satu diagnosis dapat digunakan. Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut 1 Sebutkan diagnosis keperawatan yang sering muncul pada klien dengan gangguan konsep diri 2 Jelaskan pengertian dari gangguan pola seksualitas 3 Jelaskan pengertian dari berduka? Petunjuk Jawaban Latihan Untuk menjawab soal-soal latihan di atas, Anda dapat memelajari kembali materi yang membahas tentang: diagnosis Keperawatan pada Klien dengan Kebutuhan Psikososial; Konsep Diri, Seksualitas, Kesehatan Spiritual, Stres Koping, Pengalaman Kehilangan, Kematian, Berduka Dan Penyakit Terminal. Ringkasan Diagnosis keperawatan harus ditegakkan dengan benar dari analisis data yang sudah didokumentasikan pada proses pengkajian. Apabila Perawat masih ragu dengan data yang ada, Perawat harus melakukan pengkajian ulang pada klien. Jangan ragu-ragu untuk melihat kembali buku-buku referensi diagnosis keperawatan untuk menegakkan diagnosis keperawatan.