Adaptasi Lingkungan MENSTIMULASI NAFSU MAKAN

135 6. Human Immunodeficiency Virus HIV HIV menginfeksi klien dengan ciri perusakan tubuh dan kehilangan berat badan yang hebat. Perusakan dihubungkan dengan asupan nutrisi dan kalori yang tidak adekuat, kehilangan nutrien pada diare, malabsorbsi nutrien dari penyakit saluran pencernaan, perubahan metabolisme, dan faktor yang belum teridentifikasi. Manajemen nutrisi berfokus pada memaksimalkan kalori dan nutrien. 7. Efek Psikososial Diet Khusus Makan memiliki arti simbolis bagi klien dan berhubungan dekat dengan gaya hidup, kebiasaan, latar belakang kebudayaan, dan aspek lain dari individu. Seseorang kadang senang makan pada waktu istirahat dari aktivitas kerja, makan bersama dengan orang lain. Klien memiliki kesulitan beradaptasi dengan diet khusus, lingkungan tempat makan, seperti rumah sakit. Perubahan diet, tempat makan dapat memengaruhi kesenangan makan klien. Perawat harus mengenali respons klien pada perubahan diet dan merencanakan dengan klien untuk menghilangkan efek negatif.

C. MAKAN SENDIRI

Klien yang cacat atau mengalami kerusakan penglihatan, harus diperbolehkan melakukan makan sebisa mungkin untuk mereka sendiri. Perawat harus membantu mempersiapkan makanan, peralatan, tempat, dan kondisi yang mempermudah klien untuk mengambil makanan dan makan sendiri. D. PEMBERIAN MAKANAN ORAL Perawat mempunyai tanggung jawab untuk membantu klien dalam pemberian makan. Perawat harus mengidentifikasi apakah klien dapat makan secara mandiri, makan sendiri dengan bantuan menyiapkan, atau disuapi. Perawat bekerja sama dengan tim dan keluarga supaya semua klien dapat diberi makan tepat waktu, dan terencana dengan baik. E. NUTRISI ENTERAL Nutisi enteral adalah nutrien yang diberikan melalui saluran pencernaan, baik melalui oral maupun selang pemberian makan. Nutrisi enteral adalah metode yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan nutrisi jika saluran pencernaan berfungsi dengan baik, dengan menyediakan dukungan psikologis, keamanan, dan nutrisi yang ekonomis. Klien yang tidak mampu mengunyah makanan, tetapi masih mampu mendigesti dan mengabsosrbsi nutrien, pemberian makan melalui selang nasogastrik. 136 F. NUTRISI PARENTERAL Nutrisi parenteral adalah pemberian nutrisi melalui intravena. Nutrisi parenteral dapat mencegah malnutrisi secara efektif pada klien yang tidak dapat diberikan makanan melalui rute enteral. Pemberian pengobatan yang aman dari bentuk nutrisi ini bergantung pada pengkajian kebutuhan nutrisi yang tepat, manajemen kateter vena sentral yang cermat dan pemantauan yang hati-hati untuk mencegah atau menangani komplikasi metabolik. Ringkasan Intervensi keperawatan bertujuan untuk memastikan intake nutrisi adekuat, mengetahui dan mengikuti modifikasi diet. Kooperatif klien diperlukan untuk menetapkan tujuan dan merencanakan tindakan keperawatan. Perawat membantu klien memahami faktor yang mengurangi nafsu makan, menggunakan pendekatan untuk menstimulasi nafsu makan, dan mengkaji klien untuk kebutuhan agen farmakologi yang menstimulasi nafsu makan atau mengatur gejala yang mengurangi nafsu makan. Perawat menstimulasi nafsu makan klien dengan adaptasi lingkungan, konsultasi dengan ahli gizi, ketentuan diet khusus dan pilihan makanan, pemberian obat yang menstimulasi nafsu makan, dan konseling klien dan keluarga. Nutrisi yang baik penting bagi kesehatan dan penyakit, tetapi pola asupan diet yang spesifik yang menghasilkan nutrisi yang baik seringkali harus dimodifikasi dengan klien yang berpenyakit khusus. Tes 3 1 Apakah makanan yang harus dihindari oleh klien ulkus peptikum? A. Makanan tinggi serat B. Makanan yang mengandung laktosa C. Makanan yang mengandung tinggi zat besi D. Makanan yang meningkatkan asam lambung 2 Disebut apakah cara pemberian nutrien melalui intravena A. Pemberian secara oral B. Pemberian secara enteral C. Pemberian secara parenteral D. Pemberian menggunakan selang nasogastrik