Sehingga defleksi total dari defleksi total akibat bresing dan damper adalah u = u
d
+ u
b
u = Fd
¬
+
µ
3.21 Dari persamaan 3.21 dapat kita simpulkan bahwa kekakuan elemen bresing
dan kekakuan elemen damper memiliki hubungan seri, sehingga dapat ditulis :
B¶
=
¬
+
µ
Ka =
¬ µ ¬= µ
3.22 Dimana :
Ka = Kekakuan damper dan bresing Kd = Kekakuan damper
Kb = Kekakuan bresing
3.3.3.1 Efek BD Ratio dan Stiffness Ratio SR
Rasio BD merupakan perbandingan kekakuan antara kekakuan bresing terhadap kekakuan damper. Deformasi ADAS terjadi hanya sesaat sewaktu pelat
damper meleleh. Setelah leleh, kekakuan ADAS menurun secara signifikan. Untuk itu direkomendasikan untuk nilai BD rasio lebih besar dari dua 2 dalam
pendesainan. Hal ini bertujuan agar bresing tidak mengalami buckling akibat gaya tekan dan leleh akibat tarik atau masih berprilaku elastis sewaktu damper mengalami
leleh sehingga pada struktur, elemen yang mengalami leleh hanya elemen damper. Semakin besar BD rasio semakin elastis prilaku dari bresing terhadap damper,
namun tentu hal ini berkaitan pada keefektifan sehingga ditentukan nilai minimum yaitu dua2.
Stiffness ratio SR merupakan perbandingan kekakuan gabungan damper dengan bresing terhadap kekakuan tingkat tanpa yielding damper. Telah ditemukan
Universitas Sumatera Utara
bahwa daktailitas bahan sangat sensitive terhadap perpindahan leleh. Penyeleksian perpindahan leleh dari damper lebih efektif dari stiffness ratio ataupun gaya leleh
dalam mengontrol daktailitas maksimum. Perpindahan leleh dari damper sebesar 0,0014 – 0,002 kali tinggi tingkat dengan target daktailitas damper sebesar 4 – 5,
akan menghasilkan simpangan antar lantai maksimum sebesar 0,6 – 1. Penambahan gaya leleh pada ADAS akan menambahkan kekuatan damper
dan kapasitas hysteretic dalam mendisipasi energy untuk perpindahan yang sama. Bagaimanapun, gaya leleh yang besar akan menambah ukuran dari batang struktur
dan biaya. Pemilihan gaya leleh yang tepat dari ADAS membuat struktur lebih aman. Berdasarkan respon struktur terhadap gempa elcentro, Stiffness rasio sekitar 2 telah
sesuai untuk desain ADAS dan batang bresing.
· \
=
µ ¬
≥ 2 3.23
SR =
¶= ™ ™
≥ 2 3.24
Dimana : SR : Stiffness Ratio Kb : kekakuan bresing
Kd : kekakuan damper Ka : kekakuan gabungan damper, pada persamaan 3.22
Kf : kekakuan struktur tanpa damper dan bresing
3.4 Perencanaan Elemen Struktur
Elemen Struktur pada suatu bangunan harus direncanakan sesuai dengan peraturan yang mengatur tata cara perencanaan struktur. Pada tugas akhir ini,
Universitas Sumatera Utara