Kesimpulan dan Saran Studi Perbandingan Respon Bangunan Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Dengan Bangunan Yang Menggunakan Sistem Rangka Berpengaku Konsentrik Dan Dengan Bangunan Yang Menggunakan Metalic Yielding Damper Akibat Beban Gempa.

4.4.1 Metallic Damper Bentuk X Dengan Stiffness Ratio Sr = 2,18 97 4.4.2 Metallic Damper Bentuk Segiempat Dengan Stiffness Ratio Sr = 2,23 104 4.4.3 Metallic Yieding Damper Dengan Stiffness Ratio Sr = 1,15 106 4.5 Kesimpulan Perencanaan 108 4.6 Prosedur Analisa Struktur Dengan Menggunakan Sap2000 V14. 109 4.6.1 Input Data Untuk Yielding Damper 117 4.7 Analisa Hasil Perhitungan Struktur Bangunan. 121 4.7.1 Analisa Hasil Perhitungan Sistem Rangka Pemikul Momen 121 4.7.2 Analisa Hasil Perhitungan Sistem Rangka Berpengaku Konsentrik 127 4.7.3 Analisa Hasil Perhitungan Bangunan Dengan Yielding Damper Bentuk X 134 4.7.4 Analisa Hasil Perhitungan Bangunan Dengan Yielding Damper Bentuk Segiempat . 141 4.7.5 Analisa Hasil Perhitungan Bangunan Dengan Yielding Damper Bentuk X Dengan Stiffness Ratio = 1,15. 147 4.8. Grafik respon bangunan terhadap gempa. 154 4.8.1 Sistem Rangka Pemikul Momen 154 4.8.2 Sistem Rangka Berpengaku Konsentrik 156 4.8.3 Bangunan Dengan Damper Bentuk X 158 4.8.4 Bangunan Dengan Damper Bentuk Segiempat 160 4.8.5 Bangunan Dengan Damper Bentuk X Dengan Stiffness Ratio SR= 1,15 162 4.8.6 Perbandingan Respon Bangunan 164 4.9 Kesimpulan Pembahasan 170

BAB V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

172 5.2 Saran . 172 Daftar pustaka 173 Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Tabel 2.1: Rasio Redaman berdasarkan Jenis dan Kondisi Struktur 16 Tabel 2.2. Faktor Keutamaan Gedung 43 Tabel 2.3. Klasifikasi site didasarkan atas korelasi penyelidikan tanah lapangan dan laboratorium SNI-2002, UBC-97, IBC-2009, ASCE 7-10, 43 Tabel 2.4: Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah berdasarkan Peta Gempa Indonesia 2010 44 Tabel 3.1 klasifikasi sistem struktur, sistem pemikul beban gempa, faktor modifikasi respons, R, dan faktor kuat cadang struktur, Ω 52 Tabel 4.1 Kinerja Batas Layan ∆s SRPMK 123 Tabel 4.2 Kinerja Batas Ultimate ∆M SRPMK 124 Tabel 4.3 Gaya – gaya maksimum pada balok pada Struktur SRPMK. 125 Tabel 4.4 Gaya – gaya maksimum pada kolom pada Struktur SRPMK. 126 Tabel 4.5. Kinerja Batas Layan Struktur SRBKK 129 Tabel 4.6. Kinerja Batas Ultimate Struktur SRBKK 129 Tabel 4.7. Gaya – gaya maksimum pada balok struktur SRBKK 130 Tabel 4.8. Gaya – gaya maksimum pada kolom struktur SRBKK 131 Tabel 4.9. Gaya – gaya maksimum pada bresing struktur SRBKK 132 Tabel 4.10. Kinerja Batas Layan Struktur dengan Yielding Damper X 135 Tabel 4.11. Kinerja Batas Ultimate Struktur dengan Yielding Damper X 136 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12. Gaya – gaya maksimum pada balok struktur dengan Yielding Damper X 136 Tabel 4.13. Gaya – gaya maksimum pada kolom struktur dengan Yielding Damper X 137 Tabel 4.14. Gaya–gaya maksimum pada bracing struktur dengan Yielding Damper 138 Tabel 4.15. Gaya–gaya maksimum pada Yielding Damper X 138 Tabel 4.16. Deformasi ∆ pada Yielding Damper X 139 Tabel 4.17 Kinerja Batas Layan Struktur dengan Yielding Damper Segiempat 142 Tabel 4.18 Kinerja Batas Ultimate Struktur dengan Yielding Damper Segiempat 143 Tabel 4.19 Gaya – gaya maksimum pada balok pada struktur menggunakan damper segiempat 143 Tabel 4.20 Gaya – gaya maksimum pada kolom pada struktur menggunakan damper segiempat 144 Tabel 4.20 Gaya – gaya maksimum pada kolom pada struktur menggunakan damper segiempat 144 Tabel 4.22 Gaya – gaya maksimum pada damper bentuk segiempat 145 Tabel 4.23 Deformasi ∆ pada damper bentuk segiempat 145 Tabel 4.24 Kinerja Batas Layan pada Struktur Menggunakan Damper dengan SR =1,15 148 Tabel 4.25 Kinerja Batas Ultimate pada Struktur Menggunakan Damper dengan SR =1,15 149 Tabel 4.26 Gaya – gaya maksimum pada balok pada Struktur dengan Damper dengan SR =1,15 150 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.27.Gaya -gaya maksimum pada kolom pada Struktur dengan Damper dengan SR =1,15 150 Tabel 4.28.Gaya-gaya maksimum Bresing pada Struktur dengan Damper dengan SR =1,15 151 Tabel 4.29.Gaya-gaya maksimum pada yielding Damper dengan SR =1,15 151 Tabel 4.30.Deformasi maksimum pada yielding damper dengan SR = 1,15 152 Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR Gambar. 1.1.Sistem Rangka Pemikul Momen 8 Gambar. 1.2 Sistem Rangka Berpengaku Konsentrik 8 Gambar. 1.3 Bangunan menggunakan Yielding Damper 8 Gambar 2.1 Struktur dengan bresing 20 Gambar 2.2 Model matematis untuk sistem berderajat – kebebasan – satu. 22 Gambar 2.3 Beberapa bentuk alternative dari model matematis sistem berderajat- kebebasan-satu 22 Gambar 2.4 Hubungan gaya dan perpindahan a pegas kuat, b pegas linier, c pegas lemah 23 Gambar 2.5 Model struktur sistem derajat kebebasan tunggal teredam 24 Gambar 2.6 Respon getar bebas dengan redaman kritis 28 Gambar 2.7 Grafik simpangan terhadap waktu dari getaran kritis,super kritis,dan sub kritis 31 Gambar 2.8 Struktur 3-DOF, Model Matematik dan Free Body Diagram 32 Gambar 2.9 . Peta percepatan puncak PGA di batuan dasar S B untuk probabilitas 10 dalam 50 tahun 46 Gambar 2.10. Peta percepatan puncak PGA di batuan dasarS B untuk probabilitas 10 dalam 100 tahun. 47 Gambar 2.11. Peta percepatan puncak PGA di batuan dasar S B untuk probabilitas 2 dalam 50 tahun 48 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1. Struktur Rangka Pemikul Momen 5 Gambar 3.2 Model Sistem Rangka Berpengaku Konsentrik 52 Gambar 3.3 Getaran bebas tanpa damping dan dengan damping 54 Gambar 3.4 Faktor Dinamis Getaran 55 Gambar 3.5 ADAS pada Struktur 56 Gambar 3.6 Bentuk Hysterestic loop pada metallic yielding damper 67 Gambar 3.7 Deformasi plastis pada struktur bertingkat satu 59 Gambar 3.8 Hubungan tegangan – regangan baja 60 Gambar 3.9 Pelat Damper Bentuk X 60 Gambar 3.10 Pelat damper bentuk segi-empat 63 Gambar 3.11. Tegangan dan regangan pada damper segiempat 64 Gambar 3.12 Faktor panjang tekuk untuk beberapa kondisi perletakan 75 Gambar 4.1 Pemodelan Struktur 81 Gambar 4.2. Rekaman percepatan permukaan tanah gempa El-centro. 86 Gambar 4.3 Fungsi Time History pada Sap2000 v14.sumber:SAP2000 v14 Function 112 Gambar 4.4 Load Case Data untuk fungsi analisa riwayat waktu 113 Gambar 4.5 Load Case Data untuk fungsi modal pada struktur 114 Gambar 4.6 Fungsi Gravitasi untuk analisa riwayat waktu. 115 Gambar 4.7. Kombinasi pembebanan pada Sap2000.sumber :Sap2000 116 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8. Menjalankan Program Sap2000sumber :Sap2000v14 117 Gambar 4.9 Menu Linksupport property data. sumber : Sap2000v14 119 Gambar 4.10. Data property untuk Yielding Damper bentuk Xs:Sap2000v14 120 Gambar 4.11. Data property untuk Yielding Damper bentuk segi4s:Sap2000v14 120 Gambar 4.12.Data property untuk Yielding Damper bentuk X tanpa memperhatikan Stiffness Ratios:Sap2000v14 121 Gambar 4.13. Sistem Rangka Pemikul Momen 122 Gambar 4.14. Sistem Rangka Berpengaku Konsentrik 128 Gambar 4.15. Struktur yang menggunankan Sistem Yielding Damper bentuk X................................................135 Gambar 4.16. Struktur yang menggunakan Sistem Yielding Damper bentuk Segiempat 141 Gambar 4.17. Struktur yang menggunakan Sistem Yielding Damper bentuk X dengan SR = 1,15 148 Gambar 4.18. Grafik perpindahan terhadap waktu pada joint 24 lantai 5 pada SRPM 154 Gambar 4.19. Grafik percepatan pada joitn 24 lantai5 terhadap waktu pada struktur SRPM 154 Gambar 4.20. Grafik Base Shear arah X terhadap waktu pada SRPM 155 Gambar 4.21. Perpindahan maksimum tiap tingkat struktur SRPM 155 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.22. Grafik perpindahan terhadap waktu pada joint 24 lantai 5 pada struktur SRBK 156 Gambar 4.23. Grafik percepatan pada joint 24 terhadap waktu lantai 5 pada struktur SRBK 156 Gambar 4.24. Grafik Base Shear arah X terhadap waktu pada struktur SRBK 157 Gambar 4.25. Perpindahan maksimum tiap tingkat struktur SRBK 157 Gambar 4.26. . Grafik perpindahan pada joint 24 terhadap waktu lantai 5 pada struktur dengan Damper X 158 Gambar 4.27. . Grafik percepatan pada joint 24 terhadap waktu lantai 5 pada Struktur dengan Damper X 158 Gambar 4.28. Grafik Base Shear arah X terhadap waktu pada Struktur dengan Damper X 159 Gambar 4.29. Perpindahan maksimum tiap tingkat struktur dengan Damper X 159 Gambar 4.30. . Grafik perpindahan pada joint 24 terhadap waktu lantai 5 Damper segiempat 160 Gambar 4.31. . Grafik percepatan pada joint 24 terhadap waktu lantai 5 Damper segiempat 160 Gambar 4.32. Grafik Base Shear arah X terhadap waktu pada bangunan dengan Damper segiempat 161 Gambar 4.33. Perpindahan maksimum tiap tingkat struktur dengan Damper Segiempat 161 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.34. . Grafik perpindahan pada joint 24 terhadap waktu lantai 5 pada bangunan dengan Damper X dengan SR = 1,15 162 Gambar 4. 35. Grafik percepatan pada joint 24 terhadap waktu lantai 5 pada bangunan dengan Damper X dengan SR = 1,15 162 Gambar 4.36. Grafik Base Shear arah X terhadap waktu. pada bangunan dengan Damper X dengan SR = 1,15 163 Gambar 4.37 Perpindahan maksimum tiap tingkat struktur dengan Damper X dengan SR = 1,15. 163 Gambar 4.38. Perbandingan perpindahan maksimum tiap lantai pada masing- masing struktur 164 Gambar 4.39. Perbandingan grafik perpindahan terhadap waktu pada joint 24 lantai5 pada masing-masing struktur 164 Gambar 4.40. Perbandingan grafik perpindahan terhadap waktu pada joint 24 lantai5 pada masing-masing bangunan dengan damper yang berbeda. 165 Gambar 4.41. Perbandingan grafik pecepatan terhadap waktu pada joint 24 lantai5 pada masing-masing bangunan dengan damper yang berbeda 165 Gambar 4.42. Perbandingan grafik pecepatan terhadap waktu pada joint 24 lantai5 pada masing-masing bangunan. 166 Gambar 4.43. Perbandingan grafik base shear 166 Gambar 4.44. Perbandingan grafik momen tumpuan pada balok KNm. 167 Gambar 4.45. Perbandingan grafik momen lapangan pada balok KNm. 167 Gambar 4.46. Perbandingan grafik gaya normal pada kolom KN. 168 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.47. Perbandingan grafik momen pada kolom KNm. 168 Gambar 4.48. Perbandingan grafik gaya normal pada bresing KN. 169 Gambar 4.49. Perbandingan grafik gaya geser pada Yielding Damper KN. 169 Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Dengan kondisi daerah indonesia yang terletak di daerah rawan gempa, maka perlu direncanakan struktur bangunan tahan gempa. Metode perencanaan struktur tahan gempa dibagi menjadi dua, yaitu perencanaan konvensional yang berdasarkan konsep bagaimana meningkatkan kapasitas tahanan struktur terhadap gaya gempa yang bekerja padanya. Konsekwensinya adalah pada bangunan dimana kekakuan lateralnya cukup besar akan mengalami percepatan lantai yang besar, sedangkan pada bangunan fleksibel akan mengalami perpindahan lateral yang cukup besar. Kemudian metode yang kedua yaitu dengan pendekatan teknologi dengan menambahkan alat-alat seismic devices ke struktur. Pada tugas akhir ini dibahas alat seismic devices, yaitu metallic yielding damper. Tujuannya adalah membandingkan struktur yang menggunakan metallic yielding damper dan dengan struktur rangka pemikul momen serta dengan struktur rangka berpengaku konsentrik. Di dalam tugas akhir ini, struktur bangunan yang dimodelkan adalah gedung perkantoran 5 lantai yang terletak di indonesia khususnya nias. Struktur bangunan tersebut dimodelkan dengan bantuan program Sap v14. Kemudian beban gempa direncanakan dengan analisa non-linier, yaitu gempa el-centro n-s yang direkam pada tanggal 15 mei 1940 di california yang diskalakan sesuai dengan percepatan permukaan tanah di daerah Nias sesuai dengan peta hazard gempa Indonesia 2010. Berdasarkan hasil analisis dan hitungan disimpulkan bahwa struktur yang menggunakan metallic yielding damper mampu mereduksi displacement, momen, gaya lintang, dan gaya normal. Bangunan dengan metallic yielding damper dapat mereduksi percepatan gempa sebesar 60,9 terhadap sistem rangka pemikul momen dan sebesar 68 terhadap sistem rangka berpengaku konsentrik. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN