Kolom Perencanaan Elemen Struktur

a : Jarak antar pengaku transversal h : Tinggi penampang 4. Cek terhadap kombinasi geser dan lentur penampang: Momen dianggap dipikul oleh seluruh penampang, sehingga balok harus direncanakan memikul kombinasi geser dan lentur, yaitu : Å. ØÅ + 0,625 Ç. ØÇ ≤ 1,375 3.38 Selain persyaratan kelangsingan, balok jga harus memenuhi syarat lendutan maksimum. Hal ini dilakukan agar balok memiliki kemampulayanan yang baik serviceability. Lendutan maksimum untuk balok pemikul dinding atau finishing yang getas adalah È É , sedangkan untuk balok biasa lendutan tidak boleh lebih dari È ÊÉ .

3.4.2 Kolom

Pada elemen kolom bekerja gaya normal dan gaya lentur. Gaya lentur dan gaya normal tersebut harus memenuhi persamaan sebagai berikut : Mu ≤ Φ b Mn 3.25 Nu ≤ Φ s Nn 3.26 Dengan Φ m dan Φ s merupakan faktor reduksi yang masing – masing besarnya adalah 0,9 dan 0,85. Pada perencanaan kolom dilakukan pengecekan terhadap hal – hal sebagai berikut : 1. Cek terhadap kelangsingan penampang: • Untuk pelat sayap : Universitas Sumatera Utara ¹ = µ 9™ ≤ ¹ 8 = ³ª U™ 3.27 ¹ G = d³ª U™ Ë ™ ¿ 3.28 Dimana : ¹ ≤ ¹ 8 Penampang kompak ¹ ≤ ¹ 8 ≤ ¹ G Penampang non kompak • Untuk pelat badan ¹ = ”; L9™=GN 9½ ≤ ¹ 8 = •’ª U™Z , untuk penampang kompak 3.29 ¹ G = ¥¥ª U™Z , untuk penampang tidak kompak 3.30 Jika ¹ ¹ G , maka penampang merupakan penampang langsing. Keterangan : ¹ : Faktor kelangsingan penampang ¹ 8 : Batas kelangsingan untuk penampang kompak ¹ G : Batas kelangsingan untuk penampang tidak kompak h : tinggi penampang b : lebar penampang t w : tebal pelat badan t f : tebal pelat sayap fy : tegangan leleh material baja r : jari – jari kelengkungan fr : tegangan residu, besarnya 70 Mpa untuk penampang yang di rol. Universitas Sumatera Utara 2. Cek terhadap kapasitas lentur batang : • Untuk penampang kompak : Mn = Mp Mp = 1,12 Sx.Fy 3.31 • Untuk penampang non kompak Mn = Mp – L : − KN q ¾;¾ š ¾ ¿ ;¾ š r 3.32 Mr = Fy – Fr S = Sx À ¾ ¿ ¾ Á 3.33 Mr adalah momen sisa dan S adalah modulus elastis penampang. Secara umum harus diperoleh : M u ≤ Ø m M n Keterangan : Mu : Momen Lentur Penampang Mn : Kapasitas momen tekuk dari profil 3. Cek terhadap kelangsingan elemen tekan : ¹ = Ì G TÍ ≤ 200 3.39 4. Cek terhadap tekuk local : Pelat sayap : ¹ = µ 9™ ≤ ¹ G = ¥ª U™ 3.40 Pelat badan : ¹ = ”Î 9½ ≤ ¹ G = •• U™ ; h’ = h – 2t f + r 3.41 5. Cek terhadap tekuk lentur : ¹ O = ¾ Ï ` J ™Z 3.42 Universitas Sumatera Utara Dimana, ¹ O = Ì G Ï ¹ Z = ¾ ` J ™Z 3.43 Dimana, ¹ Z = Ì G ; ambil nilai ¹ yang terbesar. Ketentuan untuk ¹ : ¹ ≤ 0,25 ω = 1 025 ¹ ≤ 1,2 ω = ,d ,•;ª,•³¾ S 3.44 ¹ 1,2 ω = 1,25 ¹ Gambar 3.12 Faktor panjang tekuk untuk beberapa kondisi perletakan Kapasitas tekan penampang : N n = A g ™Z ω 3.45 Ø n N n ≥ N u Universitas Sumatera Utara 6. Cek terhadap kombinasi tekan dan lentur : • Momen lentur dominan : Òƒ ØÒÓ 0,2 Òƒ ØÒÓ + Ô Å £Ï Ø Õ Å ÂÏ + Å £ Ø Õ Å Â Ö ≤ 1 3.46 • Gaya normal dominan : Òƒ ØÒÓ ≥ 0,2 Òƒ ØÒÓ + ’ × Ô Å £Ï Ø Õ Å ÂÏ + Å £ Ø Õ Å Â Ö ≤ 1 3.47 Keterangan : ¹ : Parameter kelangsingan elemen tekan A g : Luas kotor penampang N u : Gaya aksial perlu N n : Kuat tekan nominal penampang ω : koefisien tekuk Ø : Faktor reduksi kekuatan penampang Øn : untuk komponen struktur tekan = 0,85 Ø : untuk komponen struktur tarik = 0,9 Øb : untuk reduksi kekuatan elemen lentur = 0,9

3.4.3 Bracing