Ketinggian Tempat Elevation Sebaran Kirinyuh Bedasarkan Faktor Penentu Kesesuaian Habitat

Gambar 7 Peta lokasi titik kehadiran kirinyuh Gambar 8 Peta lokasi titik ketidakhadiran kirinyuh Gambar 9 Peta sebaran kirinyuh berdasarkan ketinggian tempat Titik kirinyuh sebanyak 30 titik atau 62,5 ditemukan pada kelas ketinggian 1.000 – 1.500 m dpl, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 Jumlah titik kirinyuh berdasarkan ketinggian tempat Faktor topografi termasuk ketinggian tempat telah terbukti secara langsung mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman Keddy 2001. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa kirinyuh yang berada di kawasan hutan Resort Mandalawangi Cibodas lebih banyak ditemukan pada tipe ekosistem hutan sub montana dibandingkan pada montana dan sub alpin. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa penyebaran kirinyuh sangatlah luas dan dapat tumbuh pada berbagai tipe habitat dengan kelimpahan populasi yang berbeda, namun kelimpahan populasinya cenderung menurun seiring dengan bertambahnya ketinggian suatu lokasi Syahidin 2006. Salah satu hasil penelitian menyebutkan bahwa kirinyuh dapat ditemukan pada ketinggian 100 – 2.100 mdpl Berry et al 1997, di PIER 2008. Berbeda dengan spesies kirinyuh lain yaitu Chromolaena odorata merupakan spesies tumbuhan yang secara taksonomi masih memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan A. inulaefolium spesies yang ada di jalur pendakian cibodas, spesies kirinyuh A. inulaefolium lebih banyak ditemukan di daerah 5 10 15 20 25 30 1.000 - 1.500 1.500 - 2.400 2.400 30 15 3 Ju m la h K ir in y u h i n d iv id u Ketinggian m dpl pegunungan atau daerah dengan ketinggian tinggi McFadyen et al. 2003. Binggeli 1997 melaporkan bahwa C. odorata hanya dapat tumbuh pada ketinggian dibawah 1000 mdpl. Keadaan ini dibuktikan dari hasil survei yang dilakukan di Gunung Bunder, dimana populasi C. odorata hanya ditemukan sampai pada ketinggian 650 mdpl. Pada ketinggian lebih dari 650 mdpl C. odorata tidak dijumpai tetapi lebih didominasi oleh A. inulaefolium dengan kelimpahan populasi yang sangat tinggi Syahidin 2006.

5.2.2 Kemiringan Lereng Slope

Selain faktor ketinggian, faktor topografi lain yang berpengaruh terhadap distribusi dan bentuk tumbuhan yang hidup di daerah pegunungan adalah kemiringan lereng dan aspect atau sudut arah datang sinar matahari Jin et al. 2008. Topografi kawasan Resort Mandalawangi yang bergunung menimbulkan kemiringan lereng yang bervariasi pada setiap bagiannya. Peta kemiringan lereng Resort Mandalawangi TNGGP Gambar 11 didapatkan dari peta DEM, kemudian dilakukan pengolahan peta kemiringan lereng dan pengklasifikasian menjadi 5 kelas lereng. Kelas tersebut adalah kemiringan 0-8 datar, kemiringan 8-15 landai, kemiringan 15-25 agak curam, kemiringan 25-40 curam, kemiringan 40 sangat curam. Berdasarkan hasil overlay titik kehadiran kirinyuh terhadap peta kemiringan lereng terlihat bahwa kirinyuh merata ditemukan pada kemiringan lereng yang landai, agak curam dan curam Gambar 12. Hasil ini dapat memberikan gambaran bahwa kirinyuh dapat tumbuh hampir disemua tipe kemiringan lereng bahkan di kondisi lereng yang curam sekalipun. Gambar 11 Peta sebaran kirinyuh berdasarkan kemiringan lereng slope Gambar 12 Jumlah titik kirinyuh berdasarkan kemiringan lereng slope

5.2.3 Arah Kemiringan Lereng Aspect

Aspect menggambarkan arah hadap dari sebuah permukaan surface. Aspect mengindikasikan arah kemiringan dari laju maksimum perubahan nilai sebuah sel dibandingkan sel di sekelilingnya. Secara sederhana aspect merupakan arah kemiringan lereng. Nilai output adalah arah aspect: ‘0’° adalah tepat ke utara, ‘90’° adalah timur, dst. Dalam analisis surface, keluaran dari perhitungan aspect adalah derajat sesuai arah kompas, seperti dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar 13 Nilai aspect berdasarkan arah kompas 2 4 6 8 10 12 14 0-8 8-15 15-25 25-40 40 4 14 14 14 2 Ju m la h K ir in y u h i n d iv id u Slope