WIB atau sama dengan 8 jam kerja per hari.

dilakukan sambung susu dengan bibit batang bawah varietas lokal. Harga bibit tanaman srikaya jenis new varietas dan srikaya Australia siap tanam cukup tingi yaitu berkisar antara Rp 75.000,- – Rp 150.000,-. Sehingga untuk menekan biaya produksi, perusahaan mengusahakan sendiri pembibitan srikaya tersebut. Sedangkan untuk bibit bawah digunakan varietas lokal yang diperoleh perusahaan dari salah satu produsen bibit tanaman yang berada di Jakarta. Harga satu bibit srikaya jenis lokal tersebut adalah Rp 2.500,-. Tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan berasal dari masyarakat sekitar. Tenaga kerja umunya melakukan kegiatan yang meliputi pengolahan tanah dan penanaman, pemeliharaan serta panen dan pascapanen. Dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan dan panen tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja pria, sedangkan untuk pascapanen dilakukan oleh tenaga kerja wanita, hal ini dikarenakan wanita lebih teliti dalam kegiatan pascapanen seperti penyortiran, penimbangan, dan pengemasan. Besarnya upah yang diberikan oleh perusahaan adalah Rp 25.000,- per hari kerja. Jam kerja yang ditetapkan adalah dari jam 07.30 –

15.30 WIB atau sama dengan 8 jam kerja per hari.

2 Teknik Budidaya Srikaya Organik Pengusahaan srikaya organik tersebut dilaksanakan di lahan seluas 5.000 m 2 dengan ukuran lubang tanam 50 cm x 50 cm x 50 cm dan jarak tanam 3 m x 4 m sehingga populasinya adalah 416 tanaman. Dengan luas lahan 5.000 m 2 , produksi srikaya organik dapat mencapai 10 – 15 ton per tahun. Berikut ini adalah teknik budidaya tanaman srikaya organik yang diterapkan oleh Wahana Cory. a Pembibitan Pembibitan tanaman merupakan upaya untuk memperbanyak tanaman. Bibit yang akan digunakan dalam pengusahaan srikaya organik ini diperoleh dari pembibitan yang dilakukan sendiri oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya produksi, karena harga untuk satu buah bibit srikaya jenis new varietas dan srikaya Australia siap tanam cukup tinggi yaitu berkisar antara Rp 75.000,- – Rp 150.000,-. Pembibitan srikaya organik dilakukan secara vegetatif dengan menggunakan pohon induk yang telah ada yaitu srikaya Australia dan new varietas. Perbanyakan bibit secara vegetatif dilakukan dengan pertimbangan bahwa bibit vegetatif memiliki ciri yang sama atau identik dengan sifat induknya dan cepat menghasilkan buah. Perbanyakan bibit secara vegetatif dilakukan dengan teknik sambung susu. Perusahaan menggunakan teknik sambung susu dalam pembibitan srikaya organik tersebut karena teknik sambung susu memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan teknik pembibitan lain seperti okulasi, sambung pucuk, dan cangkok. Tingkat keberhasilan pembibitan dengan teknik sambung susu mencapai 90 persen. Tahapan pembuatan bibit sambung susu dan perawatannya hingga siap tanam di kebun sebagai berikut : i Pilih tanaman induk yang telah berbuah lebat serta sehat dan memiliki banyak cabang. ii Siapkan bibit batang bawah yang telah berumur sekitar 6-12 bulan. Bibit batang bawah yang digunakan merupakan jenis varietas lokal yaitu varietas Sumbawa, hal ini dikarenakan varietas lokal memiliki sifat yang adaptif sehingga bibit tanaman srikaya hasil sambung susu dapat tumbuh dengan baik. Wahana Cory memperoleh bibit batang bawah dari produsen bibit di Jakarta seharga Rp 2.500,- per bibit. iii Media tanam bibit batang bawah yang telah dibeli diganti dengan kompos dan tanah dengan perbandingan 1 : 1, hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa bibit tersebut mendapat perlakuan secara organik. iv Bibit batang bawah dipotong pada ketinggian 10 – 20 cm dari tanah dan ujungnya disayat miring. v Cabang pada induk yang digunakan untuk sambung susu merupakan cabang air yang memiliki karakteristik cepat tumbuh dibanding cabang utama. Cabang tersebut kemudian disayat miring. vi Sisipkan bibit batang bawah ke dalam sayatan cabang pada pohon induk sehingga kedua sisi sayatan antara batang bawah dan cabang induk saling bersinggungan. vii Balut dengan tali rafia hingga rapat benar dan pada bagian bawah polybag bibit batang bawah diikat dengan tali rafia yang kemudian diikatkan pada bambu yang dibangun melindungi tanaman induk untuk menahan beban tanah pada polybag agar cabang induk tidak patah sehingga akan terlihat bibit tersebut tergantung pada tanaman induk. Bibit-bibit tersebut dipelihara dengan dilakukan penyiraman, penyiangan dan pengendalian hama terpadu. Setelah bibit tersebut menghasilkan tunas yaitu sekitar 2 bulan sejak dilakukan penyambungan, bibit-bibit tersebut dipotong dan dipisahkan dari tanaman induk. Bibit yang dihasilkan tersebut tidak langsung ditanam pada lahan, tetapi dibiarkan selama 2 bulan untuk memperbaiki kondisi kesehatan bibit-bibit tersebut. b Pengolahan Tanah Pengolahan lahan memegang peranan yang penting dalam budidaya tanaman. Pengolahan lahan ditujukan untuk menciptakan kondisi pertanaman yang ideal bagi tanaman itu sendiri, yakni lahan yang gembur sehingga memudahkan bagi tanaman dalam meyerap unsur hara dari dalam tanah, banyak mengandung bahan organik dam memiliki tata air yang baik. Lahan yang digunakan dibersihkan dari gulmatanaman-tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan srikaya organik. Tahapan selanjutnya yaitu menggemburkan tanah dengan dicangkul. c Pembuatan Lubang Tanam Ukuran lubang tanam srikaya organik adalah 50 cm x 50 cm x 50 cm dengan jarak tanaman 3 m x 4 m. Lubang tanam dibuat menggunakan cangkul atau garpu tanah. Lubang tanam tersebut kemudian diisi pupuk kompos sebanyak 60 kg per lubang. Pupuk kompos yang telah dimasukkan dalam lubang tanam dicampur dengan tanah galian. Lubang dibiarkan selama 1 minggu supaya gas yang terjadi karena penggalian hilang atau menguap. d Penanaman Setelah lubang tanam disiapkan dan bibit telah tersedia maka penanaman srikaya dapat dilakukan. Bibit srikaya dengan tinggi 70 – 100 cm dimasukkan ke dalam lubang tegak lurus dengan batas sambungan sekitar 10 cm di atas permukaan tanah. Saat bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam, kantong polybag harus dibuka dengan hati-hati supaya gumpalan tidak pecah. Kemudian lubang ditutup dengan tanah sisa yang ada di pinggir lubang hingga batas leher perakaran tanaman lalu dipadatkan. Untuk memperkuat tanaman agar tidak roboh, tanaman diberi ajir dan diberi penyiraman air. e Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya, baik kualitas maupun kuantitas hasil produksi. Beberapa pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : i Penyulaman Bibit yang mati, rusak, atau pertumbuhannya tidak sempurna harus segera diganti dengan bibit baru. Penggantian atau penyulaman yang terlambat dapat menyebabkan keseragaman waktu berbunga dan berbuah tidak sama. ii Penyiraman Penyiraman secara intensif dilakukan pada musim kemarau, karena pembentukan bunga dan buah memerlukan ketersediaan air tanah yang cukup. Penyiraman pada tanaman muda dilakukan dua kali sehari pada pagi hari dan sore hari. Sedangkan pada tanaman dewasa, penyiraman cukup dilakukan setiap 2 – 3 hari sekali sebab tanaman telah mampu beradaptasi dan memiliki daya tahan yang tinggi. iii Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman srikaya adalah hama penggerek batang, hama penggerek buah, ulat pemakan daun, kutu putih, dan penyakit busuk buah. Pada teknik budidaya organik yang dilakukan oleh Wahana Cory, hama yang terdapat pada tanaman srikaya dibiarkan hidup pada batas yang tidak merugikan bagi kelangsungan usaha tersebut. Jika jumlah populasi gulma atau hama sudah dianggap mengancam pertumbuhan tanaman srikaya maka dilakukan penyemprotan pestisida alami tetapi tetap membiarkan beberapa gulma atau hama untuk tetap hidup. Karena tujuan utama dari pengendalian hama adalah mencapai kualitas dan kuantitas produksi tanpa mengganggu kelestarian lingkungan hidup. iv Penggemburan Tanah Penggemburan tanah dapat memudahkan pergantian udara tanah dan proses peresapan air ke dalam tanah. Penggemburan tanah harus dilakukan dengan hati-hati agar perakaran tanaman tidak banyak yang rusak karena perakaran yang rusak menggangu pertumbuhan tanaman. v Pemupukan Pemupukan bertujuan mengganti dan menyediakan bahan makanan bagi tanaman sekaligus memperbaiki struktur dan produktivitas tanah. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik berupa pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diberikan 3 kali dalam setahun, sedangkan pupuk cair diberikan tiap minggu pada tanaman srikaya. vi Pemangkasan Dilakukan pemangkasan pada batang dan cabang tanaman srikaya. Pemangkasan batang pada tanaman srikaya dilakukan pada tahun pertama untuk pembentukan tanaman agar tumbuh pendek dan bercabang banyak. Sedangkan pemangkasan cabang bertujuan untuk mempermudah tanaman berbunga dan berbuah kembali setelah berbuah lebat. vii Pembungkusan Buah Buah srikaya mudah terserang hama, terutama hama kutu buah, semut dan lalat buah. Hal ini merupakan akibat adanya kadar gula buah yang tinggi. Untuk menghindarkan serangan hama yang merugikan, maka dilakukan pembungkusan buah saat masih muda dengan menggunakan pembungkus dari nilon yang berbentuk jaring. f Panen dan Pascapanen Pada tanaman srikaya lokal, tanaman berbuah saat berumur 4 – 5 tahun, tetapi pada tanaman srikaya jenis new varietas dan srikaya Australia, tanaman dapat berbuah lebih cepat yaitu saat berumur 2 – 3 tahun. Buah yang siap panen ditandai dengan warna kulit buah berubah dari hijau menjadi hijau kekuningan, jarak antar sisik buah telah merenggang dan mengeluarkan aroma yang khas. Buah yang dipanen diusahakan tidak sampai matang di pohon, tujuannya agar buah tidak rusak selama pengangkutan atau pengiriman. Buah jenis new varietas dan srikaya Australia memiliki bobot sekitar 0,5 – 1,2 kg per buah. Buah dipetik dengan memotong tangkai buah menggunakan pisau atau gunting untuk menghindari kerusakan pada buah. Panen buah srikaya tidak dilakukan secara sekaligus, tetapi pemetikan hanya dilakukan pada buah yang terpilih dan memenuhi kriteria untuk dipanen. Biasanya buah srikaya dapat dipanen setiap 2 minggu sekali dan mampu menghasilkan buah srikaya sebanyak 1 – 5 kgpohon. Penanganan hasil panen buah srikaya dilakukan untuk mempertahankan kualitas buah agar memiliki nilai jual yang tinggi. Hasil panen di kebun dikumpulkan pada tempat yang bersih dan tidak terkena sinar matahari langsung. Hal ini bertujuan menghindarkan kelayuan pada buah akibat laju respirasi yang tinggi dan memudahkan penanganan selanjutnya. Kemudian buah dibersihkan dari segala kotoran, terutama hama kutu putih yang menempel diantara sisik buah. Pembersihan dilakukan menggunakan kuas kering dan bersih, serta diusahakan tidak terkena air yang dapat mengakibatkan busuknya buah. Setelah itu dilakukan sortasi yang bertujuan memisahkan buah yang baik dan jelek. Buah yang jelek yaitu buah yang mengalami kerusakan fisik, banyak mengandung hama dan penyakit dan busuk. Setelah terpilih buah yang memenuhi kriteria untuk dijual, buah tersebut diberikan label. Wahana Cory menjual srikaya dalam keadaan terbuka atau curah, sehingga tidak dilakukan pengemasan. 3 Strategi Pemasaran Wahana Cory mulai melakukan pemasaran ke supermarket pada bulan Juli 2007. Kegiatan pemasaran dilakukan oleh distributor pribadi Wahana Cory yaitu PT Cory Organic International COI. PT COI juga merupakan perusahaan milik Bapak Dedi Haryanto, tetapi memiliki manajemen yang berbeda dengan Wahana Cory. Seluruh produk yang dihasilkan oleh Wahana Cory masuk ke PT COI dan Wahana Cory memperoleh penerimaan dari PT COI atas produk-produk yang dihasilkan. Kemudian PT COI menjual produk-produk tersebut ke beberapa supermarket, toko-toko sayur dan buah serta ke konsumen akhir. Untuk menjual produknya ke konsumen akhir, PT COI mempunyai gerai atau toko pribadi yang menjual produk- produk dari Wahana Cory. PT COI menjual produk-produk tersebut dengan harga yang berbeda dari yang ditetapkan Wahana Cory, hal ini dilakukan untuk menutupi biaya transportasi, risiko kerusakan produk, dan risiko produk tidak habis terjual. Walaupun antara Wahana Cory dan PT COI memiliki struktur manajemen yang berbeda, namun keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Supermarket yang menjadi pelanggan tetap Wahana Cory, yaitu beberapa Super Indo di Jakarta diantaranya Mall Cinere, Cilandak, Plaza Cibubur, Bintaro, Sunrise Garden, Pulomas dan Pamulang. Skema saluran pemasaran sayur-sayuran dan buah-buahan organik yang dilakukan oleh Wahana Cory dapat dilihat pada Gambar 3. Untuk lebih memperkenalkan perusahaan dan produk-produk organik tersebut, Wahana Cory melakukan promosi dengan cara berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pameran produk-produk pertanian dan melakukan penawaran produk pada supermarket atau swalayan dengan cara memberikan brosur yang berisi keterangan tentang proses produksi yang dilakukan beserta pupuk yang digunakan, keterangan bebas bahan kimia, harga produk dan alamat produsen. Promosi juga dilakukan melalui situs pribadi milik Wahana Cory, yaitu www.pangansehat.com . Situs tersebut berisi tentang profil perusahaan, produk-produk yang ditawarkan, pengertian mengenai pertanian organik, dan halaman untuk melakukan permintaan terhadap produk yang ditawarkan. Gambar 3. Skema Saluran Pemasaran Srikaya Organik Wahana Cory Sumber : Wahana Cory 2009 Wahana Cory juga akan mendistribusikan seluruh hasil panen srikaya organik tersebut melalui PT COI. PT COI kemudian menjual srikaya organik melalui 2 sistem yaitu dengan sistem langsung kepada konsumen melalui outlet yang dioperasikan sendiri dan sistem tidak langsung dengan cara menjual kepada pihak kedua, diantaranya toko buah, supermarket dan agen penjual. Srikaya organik tersebut sebagian dijual kepada pelanggan tetap perusahaan dan sebagian lagi dijual kepada konsumen yang bukan pelanggan tetap. Konsumen yang telah melakukan permintaan terhadap srikaya organik diantaranya 20 Super Indo yang tersebar di wilayah Jakarta, toko buah All Fresh, Total, Paradise, Sunter, dan Istana Buah Segar. Wahana Cory PT Cory Organic Internasional Konsumen Akhir Agen Penjual Konsumen Akhir Srikaya organik tersebut dijual dalam bentuk segar untuk dikonsumsi langsung oleh konsumen. Untuk membedakan produk organik dan an- organik, perusaahaan memberikan label pada srikaya organik yang ditempelkan langsung pada buahnya. Label tersebut digunakan untuk memberikan keterangan pada konsumen mengenai nama produsen dan keterangan jaminan organik. Harga yang ditawarkan oleh Wahana Cory pada PT COI adalah Rp 60.000,- per kg, sedangkan harga pada tingkat konsumen akhir dapat mencapai kisaran Rp 75.000,- per kg. Penetapan harga berdasarkan survey terhadap harga produk srikaya yang sejenis pada lokasi yang sama. Setelah dilakukan penyesuaian terhadap mutu, perkiraan serapan pasar, biaya-biaya serta kemampuan suplai produk srikaya organik, maka dapat ditetapkan harga jualnya. VI. ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK 6.1. Aspek Non Finansial 6.1.1. Aspek Pasar