Kerangka Pemikiran Operasional Analisis kelayakan usaha srikaya organik pada perusahaan wahana cory, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

3.1.4. Analisis Nilai Pengganti Switching Value

Analisis senstivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisis kelayakan proyek yang telah dilakukan, tujuannya yaitu untuk melihat pengaruh yang akan terjadi apabila keadaan berubah. Hal ini merupakan suatu cara untuk menarik perhatian pada masalah utama proyek yaitu proyek selalu menghadapi ketidakpastian yang dapat terjadi pada suatu keadaan yang telah diramalkan Suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai pengganti Switching value. Bila ingin menghitung suatu nilai pengganti maka harus menanyakan berapa banyak elemen yang kurang baik dalam analisis proyek yang akan diganti agar proyek dapat memenuhi tingkat minimum diterimanya suatu proyek. Pengujian dapat dilaksanakan dengan menentukan berapa besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih sekarang menjadi nol NPV=0. NPV sama dengan 0 akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net BC sama dengan 1 Gittinger 1986. Pada proyek di bidang pertanian terdapat empat masalah utama yang mengakibatkan proyek sensitif terhadap perubahan, yaitu perubahan harga jual, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya, dan perubahan volume produksi.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Permintaan produk pertanian organik dunia mencapai 15 – 20 persen per tahun, namun pangsa pasar yang mampu dipenuhi hanya berkisar antara 0,5 – 2 persen dari keseluruhan produk pertanian. Hal inilah yang memacu permintaan produk pertanian organik dari negara-negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki peluang yang besar menjadi produsen pertanian organik, karena masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan sistem pertanian organik, memiliki keanekaragaman plasma nutfah, ketersediaan bahan organik yang cukup banyak, teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, pestisida hayati, dan lain-lain. Beberapa komoditas yang dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik di Indonesia antara lain tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, tanaman rempah, dan obat, serta peternakan. Salah satu tanaman hortikultura yang dapat dibudidayakan dengan teknik pertanian organik adalah srikaya Annona squamosa L. Daerah pengembangan tanaman srikaya sampai saat ini masih terbatas, hal ini dikarenakan masyarakat menanam srikaya hanya sebagai tanaman perkarangan rumah bukan untuk dikomersilkan. Oleh karena itu, buah srikaya sulit sekali ditemukan di pasar dan hal ini dapat menjadi suatu prospek bisnis bagi pengusaha agribisnis. Beberapa pertimbangan yang menjadikan srikaya berpotensi untuk diusahakan dengan tujuan komersial antara lain, buah srikaya merupakan komoditas buah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai jual yang tinggi dan buah srikaya merupakan salah satu komoditi yang memiliki nila gizi yang tinggi. Salah satu daerah di Indonesia yang memproduksi buah srikaya cukup besar adalah Kota Sumenep, Madura. Bahkan pada bulan Desember 2003, buah srikaya varietas langsar dijadikan sebagai buah unggul nasional. Sedangkan di daerah lain seperti di Jakarta dan Jawa Barat buah srikaya sangat sulit dijumpai, hal ini dikarenakan masyarakat menanam srikaya hanya sebagai tanaman perkarangan rumah bukan untuk dikomersilkan. Perusahaan pertanian organik Wahana Cory melihat hal tersebut sebagai peluang usaha karena masih sedikit masyarakat yang memproduksi buah srikaya dalam jumlah besar. Saat ini ada sekitar enam toko buah di wilayah Jakarta dan Bogor yang merupakan pelanggan tetap Wahana Cory yang melakukan permintaan buah srikaya kepada perusahaan Wahana Cory. Perusahaan tersebut mengestimasikan permintaan buah srikaya dalam 1 tahun sebanyak 10-15 ton dan untuk memenuhi permintaan tersebut Wahana Cory melakukan pengusahaan srikaya organik pada lahan seluas 5.000 m 2 . Selain itu tanaman srikaya merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh pada semua jenis tanah sehingga diharapkan mudah untuk dibudidayakan di areal tanam Wahana Cory. Wahana Cory juga memberikan citra yang khas dengan menjadikan produk buah srikaya sebagai suatu komoditi organik yang memiliki keterjaminan bebas dari bahan kimia buatan dan berwawasan lingkungan. Diperlukan investasi yang besar untuk mengembangkan usaha budidaya srikaya organik, diantaranya investasi untuk lahan pembudidayaan tanaman srikaya organik dan berbagai biaya operasional yang dapat mendukung keberhasilan suatu usaha. Pengusahaan srikaya organik sangat ditentukan oleh lamanya tanaman srikaya dapat berproduksi dengan baik, yaitu pada usia 2 tahun sampai usia 12 tahun, sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan bisnis sebagai suatu bahan pertimbangan apakah rencana pengembangan bisnis berupa pengembangan usaha buah srikaya organik, layak atau tidak untuk dilakukan. Kriteria kelayakan suatu investasi dapat dilihat dari aspek non-finansial dan aspek finansial. Aspek non-finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Aspek pasar mengkaji tentang potensi pasar dan strategi pemasaran srikaya organik. Aspek teknis mengkaji tentang lokasi usaha, skala usaha, teknis budidaya srikaya organik, dan penanganan pascapanen. Untuk aspek manajemen megkaji tentang srtuktur organisasi, deskripsi pekerjaan serta kebutuhan tenaga kerja. Sedangkan aspek sosial ekonomi dan lingkungan mengkaji tentang penyerapan tenaga kerja serta dampak terhadap lingkungan sekitar. Penilaian terhadap aspek finansial didasarkan pada kriteria kelayakan secara finansial yang terdiri dari kriteria Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, Payback Period PBP, dan analisis sensitivitas usaha srikaya organik. Analisis sensitivitas diperlukan dikarenakan dalam pengusahaan srikaya organik terdapat permasalahan, yaitu terjadinya perubahan jumlah produksi srikaya organik yang disebabkan oleh perubahan cuaca dan iklim dan perubahan biaya operasional yang berkaitan dengan pengusahaan srikaya organik. Analisis yang digunakan adalah analisis nilai pengganti Switching Value. Dengan analisis Swithing Value akan diperoleh seberapa besar perubahan maksimal pada variabel utama akan membuat proyek masih layak dijalankan NPV = 0. Kerangka operasional penelitian ini secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sehingga permintaan masyarakat pada produk-produk pertanian organik meningkat Perusahaan Wahana Cory - Pengembangan pertanian organik - Permintaan terhadap buah srikaya Analisis Kelayakan Usaha Buah Srikaya Organik Aspek Non-Finansial Aspek Finansial : - NPV - IRR - Net BC - Payback Period Analisis Sensitivitas Switching Value Layak Tidak Layak Pengembangan usaha srikaya organik Pengusahaan srikaya organik masih perlu perbaikan Aspek Pasar: potensi pasar, strategi pemasaran srikaya organik Aspek Teknis: lokasi usaha, skala usaha, teknis budidaya, dan penanganan pascapanen Aspek Manajemen: Struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja Aspek Sosial ekonomi dan lingkungan: penyerapan tenaga kerja, dampak terhadap lingkungan sekitar IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian